Definisi artikel atau pengertian artikel dibahas oleh berbagai tulisan dan literatur, namun menurut kangmoes, definisi yang paling ringkas dan paling sederhana adalah definisi artikel menurut kamus besar bahasa indonesia. Menurut KBBI, pengertian artikel adalah “karya tulis lengkap” misalnya laporan berita atau esai dalam majalah. Menurut definisi ini sebuah artikel idelanya membahas seluk beluk suatu tema secara tuntas.
Oleh karena itu, beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;
1. Lugas
2. Logis
3. Tuntas
4. Obyektif
5. Cermat
6. Jelas dan padat
Akan tetapi, karena tidak ada aturan baku sebuah artikel harus begini dan begitu (setidaknya sampai saat ini kangmoes belum menenmukannya) maka sebagian orang menyanggah pendapat mengenai ciri-ciri artikel diatas karena penulisa artikel bisa tergantung karena tujuan dituliskannya artikel. Tujuan penulisan artikel paling misalnya;
1. Tujuan Penugasan
Misalnya seorang siswa sekolah yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.
2. Tujuan Informasi
Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.
3. Tujuan Persuasi (membujuk)
Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.
4. Tujuan Entertainment
Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.
5. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
7. Tujuan Pemecahan masalah
Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Namun menurut kangmoes, batas-batas dari penulisan artikel bisa menjadi lebih luas lagi. Dengan kata lain, definisi artikel atau pengertian artikel bisa pula tergantung konteks keilmuan yang dihadapi oleh penulis artikel.
Senin, 11 April 2011
ARTIKEL MAHALNYA PENDIDIKAN
Mahalnya Pendidikan
November 14, 2008 by mas bejo
oleh: Nurin
Pendidikan…..satu hal yang amat penting untuk semua orang terutama untuk anak-anak penerus bangsa. Akan tetapi pendidikan menjadi barang yang amat mahal bagi anak-anak di negeri kita terutama bagi mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
Padahal, hal pertama yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana bangsa kita dapat memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas jika untuk mendapatkan pendidikan saja harus membayar dengan harga yang teramat mahal?. Jawabannya merupakan PR buat kita semua.
Potret buram bagi dunia pendidikan bangsa ini sudah terlalu jelas, guru-guru sejati seperti tokoh bu Mus dan pak Arfan yang di gambarkan dalam karyanya Andrea Hirata “Laskar Pelangi” sulit ditemukan bahkan hampir tidak dapat kita temukan lagi dalam kehidupan kita terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka siap membagi ilmunya jika mendapatkan imbalan yang sesuai. Sering kita lihat demo para guru yang melakukan mogok mengajar karna honor tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Mereka rela meninggalkan anak-anak murid mereka yang telah susah payah berjuang untuk datang ke sekolah demi mendapatkan pendidikan. Satu hari mereka tidak belajar sama dengan mengeringkan satu lautan ilmu bagi mereka.
Jika semua pendidik berjiwa honor lalu siapa yang akan membagi ilmu pada mereka-mereka anak bangsa yang hanya memiliki semangat belajar tanpa memiliki uang.
Sahabat…… marilah sama-sama kita membuat diri kita berarti, berarti untuk orang-orang disekitar kita. Bukankah Agama telah mengajarkan bahwa Manusia yang bermanfaat adalah mereka yang memiliki arti untuk sesamanya. Tidak ada yang lebih menyedihkan selain merasakan diri kita tak berarti buat siapapun bahkan untuk orang terdekat kita..
Kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan yang datang untuk diri kita sendiri tapi kebahagiaan sejati adalah ketika kita melihat orang lain tertawa bahagia dan menangis bahagia dengan apa yang telah kita perbuat.
Kebahagiaan tidak hanya dapat kita ukur dari materi, yakinlah bahwa sekecil apapun yang kita berikan bagi mereka akan berbuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kehidupan kita.
Sahabatku….kita mungkin tidak bisa menjadi guru yang hebat buat mereka tapi kita bisa menjadi guru bagi pribadi kita sendiri.
Mari bersama-sama kita tumbuhkan jiwa peduli pendidikan untuk semua anak bangsa demi terciptanya generasi-generasi negara yang berkualitas.
BERSAMA IKUT MENCERDASKAN BANGSA !
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA!!
SALAM PERJUANGAN!
nurin
November 14, 2008 by mas bejo
oleh: Nurin
Pendidikan…..satu hal yang amat penting untuk semua orang terutama untuk anak-anak penerus bangsa. Akan tetapi pendidikan menjadi barang yang amat mahal bagi anak-anak di negeri kita terutama bagi mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
Padahal, hal pertama yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana bangsa kita dapat memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas jika untuk mendapatkan pendidikan saja harus membayar dengan harga yang teramat mahal?. Jawabannya merupakan PR buat kita semua.
Potret buram bagi dunia pendidikan bangsa ini sudah terlalu jelas, guru-guru sejati seperti tokoh bu Mus dan pak Arfan yang di gambarkan dalam karyanya Andrea Hirata “Laskar Pelangi” sulit ditemukan bahkan hampir tidak dapat kita temukan lagi dalam kehidupan kita terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka siap membagi ilmunya jika mendapatkan imbalan yang sesuai. Sering kita lihat demo para guru yang melakukan mogok mengajar karna honor tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Mereka rela meninggalkan anak-anak murid mereka yang telah susah payah berjuang untuk datang ke sekolah demi mendapatkan pendidikan. Satu hari mereka tidak belajar sama dengan mengeringkan satu lautan ilmu bagi mereka.
Jika semua pendidik berjiwa honor lalu siapa yang akan membagi ilmu pada mereka-mereka anak bangsa yang hanya memiliki semangat belajar tanpa memiliki uang.
Sahabat…… marilah sama-sama kita membuat diri kita berarti, berarti untuk orang-orang disekitar kita. Bukankah Agama telah mengajarkan bahwa Manusia yang bermanfaat adalah mereka yang memiliki arti untuk sesamanya. Tidak ada yang lebih menyedihkan selain merasakan diri kita tak berarti buat siapapun bahkan untuk orang terdekat kita..
Kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan yang datang untuk diri kita sendiri tapi kebahagiaan sejati adalah ketika kita melihat orang lain tertawa bahagia dan menangis bahagia dengan apa yang telah kita perbuat.
Kebahagiaan tidak hanya dapat kita ukur dari materi, yakinlah bahwa sekecil apapun yang kita berikan bagi mereka akan berbuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kehidupan kita.
Sahabatku….kita mungkin tidak bisa menjadi guru yang hebat buat mereka tapi kita bisa menjadi guru bagi pribadi kita sendiri.
Mari bersama-sama kita tumbuhkan jiwa peduli pendidikan untuk semua anak bangsa demi terciptanya generasi-generasi negara yang berkualitas.
BERSAMA IKUT MENCERDASKAN BANGSA !
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA!!
SALAM PERJUANGAN!
nurin
Sabtu, 09 April 2011
Kamis, 07 April 2011
penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
kBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media – media salah satunya dengan media audio visual.
Dengan menjadi fasilitator guru akan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para siswanya. Yaitu salah satunya dengan menggunakan media audio visual.
Untuk memperjelas penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara dan penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita dapat menggunakan/menerapkan media pembelajaran, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang di magsud dengan media,bagaimana ciri - ciri media, apa saja jenis media itu dan bagaimana memilih media pembelajaran yang baik, serta apa saja kelemahan dan kelebihan media yang akan kita gunakan.
2.1 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel (1996:8) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media dalam pembelajaran adalah :
a) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
b) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
c) Media proyeksi seperti slide, film stips, film (audio visual), dan OHP
d) Lingkungan sebagai media pembelajaran
2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Ramiszowski mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some transmitting source which may be a human being or inanimate object), to the receiver of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam pembeljaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni :
a) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
b) Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
c) Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
d) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
e) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
2.5 Kelemahan dan kelebihan media audio visual
1. Kelemahan
I. Sering dianggap sebagai hiburan TV
II. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif
III. Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV
IV. Dibandingkan dengan media lainnya, harganya relatif lebih mahal
V. Siswa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah terlewatkan
VI. Tidak mudah dibawa keman – mana, beberapa media pembelajaran audio visual yang memiliki ukuran besar, cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran audio visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa
VII. Membutuhkan listrik, Untuk media pembelajaran audio visual yang diputar atau diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
VIII. Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak, Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
2. Kelebihan
I. Menarik, Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual adalah, tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dengan animasi – animasi kartun tentang perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.
II. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat
III. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita
IV. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, documenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.
V. Bisa diperlambat dan diulang
VI. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang
VII. Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik
2.6 Langkah – langkah dalam penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
A. Perencanaan secara umum
1. Perencanaan dan kreativitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak berlawanan dalam pengembangan media. Yaitu:
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi yang efektif sekaligus menarik, maka kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
2. Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanna dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3. Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
• Untuk memotivasi. Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
• Untuk memberikan informasi. Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
• Untuk mengajarkan sesuatu. Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4. Mengembangkan Tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran yang efektif dan pengalaman belajar lainnya, haruslah diketahui secara khusus apa yang akan dipelajari. Kegunaan dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa yang harus dimuat dank ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
b. Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
c. Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5. Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kiya buat. Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatiakan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siawa yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6. Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjaka suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.
B. Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
1) Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media.
2) Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran.
3) Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa.
4) Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan.
5) Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.
Ketika kita akan mengajak siswa menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia setelah memenuhi 5 langkah persiapan diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
Beberapa alasan kenapa media audio visual lebih tepat dibandingkan media lainnya untuk membimbing siswa dalam pelajaran Sains yaitu karena :
a. Anak sekolah dasar masih dalam fase operasional kongkret dimana mereka harus melihat atau mengamati secara kongkret benda yang dipelajarinya agar mereka lebih melekat dalam ingatannya.
b. Kualitas video sangat variatif, dan tampilannya pun dapat menarik perhatian siswa.
c. Kita dapat mencari video di toko – toko VCD dan DVD dan dapat memilih sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Video/film yang di tampilkan dapat merangsang tidak hanya melalui suara saja atau gambar saja, tetapi melalui gambar dan suara sehingga siswa lebih menikmati dalam menyimak pelajaran.
e. Video juga dapat merangsang dan menumbuhkan daya imajinasi siswa.
f. Daya ingan siswa lebih lama melekat karena siswa tidak hanya mendengar tetapi mereka juga melihat peristiwanya.
g. Video dapat diperlambat, diulang, dipause, agar dalam menyimak lebih maksimal hasilnya.
Diharapkan dengan beberapa kelebihan media audio visual kita dapat meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam seluruh pembelajaran, baik mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, kewarganegaraan, bahkan matematikapun dapat kita gunakan media audio visual dalam menjelaskan.
C. Penjelasan dan penuangan materi dalam bentuk media audio visual
Kita dapat menampilkan kehidupan di alam dengan sebuah cerita kartun dalam bentuk Video yang sudah ada dan kita dapat membuat narasinya sebagai berikut :
Narasi video:
Dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup melakukan kegiatan, mereka saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya baik dengan makhluk hidup maupun lingkungan sekitarnya.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terdapat faktor yang mempengaruhinya, diantaranya cahaya, suhu, air, kelembaban, tanah, mineral dan keasaman yang disebut sebagai faktor abiotik. Sedangkan yang termasuk dalam faktor biotik yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan pengurai. Komponen-komponen tersebut dalam suatu ekosistem akan mengakibatkan adanya proses aksi interaksi.
Aksi interaksi adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Akibat aksi interaksi berbentuk aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan daur materi. Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Energi mengalir melalui produsen, konsumen, dekompuser dan akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
Dalam mempelajari aksi interaksi, terlebih dahulu kita perlu mengamati cara hubungan antara komponen biotik dengan seluruh sistem yang ada. Pertama, suatu organisme sebagai individu. Kedua, suatu organisme sebagai populasi dan ketiga organisme sebagai komunitas. Interaksi individu terlihat pada saat individu memperoleh makanannya, mempertahankan wilayah kekuasaannya dan berkembangbiak. Interaksi antara populasi menyebabkan terjadinya predasi, kompetisi, simbiosis dan netral. Sedangkan interaksi antara ekosistem melibatkan komponen Biotik dan abiotik. Adapun tingkat organisasi dalam kehidupan ulai dari individu populasi komunitas ekonsistem bioma biosfer.
Ditinjau dari cara memeproleh makannya, eksistem mempunyai dua komponen yaitu komponen autotrof dan heterotrof. Sedangkan secara fungsional komponen-komponen ekosistem meliputi rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring makanan dan daur biogeokimia serta produktivitas.
Kemudian Dilanjutkan dengan Video – video tentang rantai makanan, aliran energi, jaring – jaring makanan, piramida ekologi, suksesi, ekosistem, tentu saja semua ini di kemas dengan menarik oleh gambar, animasi, yang bergerak beraturan sehingga siswa tidak sedang merasa belajar tetapi menonton, Tentu juga isi video juga harus mengena dalam materi adapun narasi film/video materi pelajaran Sains/IPA tersebut yaitu:
1) Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan antara organisme dengan arah tertentu pada suatu ekosistem. Rantai makanan terdiri dari dua tipe. Pertama, rantai makanan perumput disebut sebagai produsen, kemudian dimakan konsumen tingkat I, kemudian konsumen tingkat II dan seterusnya. Kedua, rantai makanan detritus, awali dengan detritus dimakan oleh detrivor kemudian detrivor dimakan oleh karnivora. Setiap tingkatan akan memperoleh energi dari tingkatan sebelumnya.
2) Aliran Energi
Aliran energi yang masuk ke tubuh hewan bermula dari produsen dimakan konsumen tingkat I, kemudian dimakan konsumen tingkat II dan seterusnya. Tumbuhan sebagai produsen memiliki energi paling banyak, karena dapat melakukan proses fotosintesis langsung dengan matahari. Selanjutnya, energi pada tingkatan trofik selanjutnya akan semakin berkurang. Energi tersebut hanya 10% yang diserap oleh tubuh dan hanya 90% dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk ganas.
Energi matahari yang mencapai bumi sebenarnya merupakan kisaran sempit dalam spektrum radiasi elektromagnetik. Jadi, energi yang masuk ke dalam tumbuhan tidak secara langsung jadi, tetapi secara perlahan-lahan.
3) Jaring-jaring Makanan
Terjadinya aliran energi di dalam ekosistem akan terjadi jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, maka semakin kompleks pula aliran energi dalam aliran rantai makanan tersebut, sehingga mempengaruhi kestabilan ekosistem. Artinya, jika salah satu spesies hilang maka jaring-jaring makanan masih dapat berjalanan. Tetapi, jika jaring-jaring makanannya lebih sederhana dan spesiesnya hilang maka ekosistemnya akan terganggu.
4) Piramida Ekologi
Piramida ekologi menggambarkan tingkatan/kedudukan spesies pada suatu ekosistem. Biasanya produsen yang menempati tingkat trofik. Pertama, memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Jika digambarkan akan berbentuk piramida yang ujungnya semakin meruncing. Kedua, piramida ekologi terbagi menjadi tiga yaitu piramida jumlah individu, piramida biomasa dan piramida energi.
6) Suksesi
Suksesi merupakan suatu proses pergantian spesies dalam suatu komunitas. Urutan perubahan komunitas teratur/terarah dari waktu ke waktu dalam daerah yang sama. Suksesi terbagi menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu habitat/daerah yang menyebabkan komunitas asal rusak atau hilang total, sehingga terus tumbuh habitat dan membentuk komunitas baru. Sedangkan suksesi sekunder yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu daerah yang tidak menyebabkan komunitas asal rusak sehingga tidak tumbuh habitat/komunitas baru.
7) Tipe-tipe Ekosistem
Biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme, yang terdiri dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi. Secara garis besar, ekosistem terbagi menjadi tipe-tipe yaitu ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan yang telah kami paparkan maka dapat kami simpulkan bahwa media audio visual paling baik dan paling tepat diantara media – media lainnya untuk membimbing dan meningkatkan prestasi siswa untuk dapat menyimak dalam seluruh pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui media – media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang akan kita samopaikan, salah satunya adalah media audio visual. Kita juga tidak hanya mengetahuinya tapi kita juga harus bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.
Lampiran gambar
(Gambar 1.1) hardware audio visual
(Gambar 1.2) software audio visual berupa VCD
(Gambar 1.3) software audio visual berupa DVD
(Gambar 1.4) software audio visual berupa VCD
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media – media salah satunya dengan media audio visual.
Dengan menjadi fasilitator guru akan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para siswanya. Yaitu salah satunya dengan menggunakan media audio visual.
Untuk memperjelas penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara dan penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita dapat menggunakan/menerapkan media pembelajaran, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang di magsud dengan media,bagaimana ciri - ciri media, apa saja jenis media itu dan bagaimana memilih media pembelajaran yang baik, serta apa saja kelemahan dan kelebihan media yang akan kita gunakan.
2.1 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel (1996:8) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media dalam pembelajaran adalah :
a) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
b) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
c) Media proyeksi seperti slide, film stips, film (audio visual), dan OHP
d) Lingkungan sebagai media pembelajaran
2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Ramiszowski mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some transmitting source which may be a human being or inanimate object), to the receiver of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam pembeljaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni :
a) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
b) Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
c) Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
d) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
e) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
2.5 Kelemahan dan kelebihan media audio visual
1. Kelemahan
I. Sering dianggap sebagai hiburan TV
II. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif
III. Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV
IV. Dibandingkan dengan media lainnya, harganya relatif lebih mahal
V. Siswa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah terlewatkan
VI. Tidak mudah dibawa keman – mana, beberapa media pembelajaran audio visual yang memiliki ukuran besar, cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran audio visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa
VII. Membutuhkan listrik, Untuk media pembelajaran audio visual yang diputar atau diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
VIII. Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak, Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
2. Kelebihan
I. Menarik, Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual adalah, tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dengan animasi – animasi kartun tentang perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.
II. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat
III. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita
IV. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, documenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.
V. Bisa diperlambat dan diulang
VI. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang
VII. Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik
2.6 Langkah – langkah dalam penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
A. Perencanaan secara umum
1. Perencanaan dan kreativitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak berlawanan dalam pengembangan media. Yaitu:
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi yang efektif sekaligus menarik, maka kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
2. Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanna dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3. Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
• Untuk memotivasi. Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
• Untuk memberikan informasi. Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
• Untuk mengajarkan sesuatu. Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4. Mengembangkan Tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran yang efektif dan pengalaman belajar lainnya, haruslah diketahui secara khusus apa yang akan dipelajari. Kegunaan dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa yang harus dimuat dank ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
b. Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
c. Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5. Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kiya buat. Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatiakan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siawa yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6. Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjaka suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.
B. Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
1) Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media.
2) Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran.
3) Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa.
4) Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan.
5) Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.
Ketika kita akan mengajak siswa menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia setelah memenuhi 5 langkah persiapan diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
Beberapa alasan kenapa media audio visual lebih tepat dibandingkan media lainnya untuk membimbing siswa dalam pelajaran Sains yaitu karena :
a. Anak sekolah dasar masih dalam fase operasional kongkret dimana mereka harus melihat atau mengamati secara kongkret benda yang dipelajarinya agar mereka lebih melekat dalam ingatannya.
b. Kualitas video sangat variatif, dan tampilannya pun dapat menarik perhatian siswa.
c. Kita dapat mencari video di toko – toko VCD dan DVD dan dapat memilih sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Video/film yang di tampilkan dapat merangsang tidak hanya melalui suara saja atau gambar saja, tetapi melalui gambar dan suara sehingga siswa lebih menikmati dalam menyimak pelajaran.
e. Video juga dapat merangsang dan menumbuhkan daya imajinasi siswa.
f. Daya ingan siswa lebih lama melekat karena siswa tidak hanya mendengar tetapi mereka juga melihat peristiwanya.
g. Video dapat diperlambat, diulang, dipause, agar dalam menyimak lebih maksimal hasilnya.
Diharapkan dengan beberapa kelebihan media audio visual kita dapat meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam seluruh pembelajaran, baik mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, kewarganegaraan, bahkan matematikapun dapat kita gunakan media audio visual dalam menjelaskan.
C. Penjelasan dan penuangan materi dalam bentuk media audio visual
Kita dapat menampilkan kehidupan di alam dengan sebuah cerita kartun dalam bentuk Video yang sudah ada dan kita dapat membuat narasinya sebagai berikut :
Narasi video:
Dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup melakukan kegiatan, mereka saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya baik dengan makhluk hidup maupun lingkungan sekitarnya.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terdapat faktor yang mempengaruhinya, diantaranya cahaya, suhu, air, kelembaban, tanah, mineral dan keasaman yang disebut sebagai faktor abiotik. Sedangkan yang termasuk dalam faktor biotik yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan pengurai. Komponen-komponen tersebut dalam suatu ekosistem akan mengakibatkan adanya proses aksi interaksi.
Aksi interaksi adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Akibat aksi interaksi berbentuk aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan daur materi. Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Energi mengalir melalui produsen, konsumen, dekompuser dan akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
Dalam mempelajari aksi interaksi, terlebih dahulu kita perlu mengamati cara hubungan antara komponen biotik dengan seluruh sistem yang ada. Pertama, suatu organisme sebagai individu. Kedua, suatu organisme sebagai populasi dan ketiga organisme sebagai komunitas. Interaksi individu terlihat pada saat individu memperoleh makanannya, mempertahankan wilayah kekuasaannya dan berkembangbiak. Interaksi antara populasi menyebabkan terjadinya predasi, kompetisi, simbiosis dan netral. Sedangkan interaksi antara ekosistem melibatkan komponen Biotik dan abiotik. Adapun tingkat organisasi dalam kehidupan ulai dari individu populasi komunitas ekonsistem bioma biosfer.
Ditinjau dari cara memeproleh makannya, eksistem mempunyai dua komponen yaitu komponen autotrof dan heterotrof. Sedangkan secara fungsional komponen-komponen ekosistem meliputi rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring makanan dan daur biogeokimia serta produktivitas.
Kemudian Dilanjutkan dengan Video – video tentang rantai makanan, aliran energi, jaring – jaring makanan, piramida ekologi, suksesi, ekosistem, tentu saja semua ini di kemas dengan menarik oleh gambar, animasi, yang bergerak beraturan sehingga siswa tidak sedang merasa belajar tetapi menonton, Tentu juga isi video juga harus mengena dalam materi adapun narasi film/video materi pelajaran Sains/IPA tersebut yaitu:
1) Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan antara organisme dengan arah tertentu pada suatu ekosistem. Rantai makanan terdiri dari dua tipe. Pertama, rantai makanan perumput disebut sebagai produsen, kemudian dimakan konsumen tingkat I, kemudian konsumen tingkat II dan seterusnya. Kedua, rantai makanan detritus, awali dengan detritus dimakan oleh detrivor kemudian detrivor dimakan oleh karnivora. Setiap tingkatan akan memperoleh energi dari tingkatan sebelumnya.
2) Aliran Energi
Aliran energi yang masuk ke tubuh hewan bermula dari produsen dimakan konsumen tingkat I, kemudian dimakan konsumen tingkat II dan seterusnya. Tumbuhan sebagai produsen memiliki energi paling banyak, karena dapat melakukan proses fotosintesis langsung dengan matahari. Selanjutnya, energi pada tingkatan trofik selanjutnya akan semakin berkurang. Energi tersebut hanya 10% yang diserap oleh tubuh dan hanya 90% dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk ganas.
Energi matahari yang mencapai bumi sebenarnya merupakan kisaran sempit dalam spektrum radiasi elektromagnetik. Jadi, energi yang masuk ke dalam tumbuhan tidak secara langsung jadi, tetapi secara perlahan-lahan.
3) Jaring-jaring Makanan
Terjadinya aliran energi di dalam ekosistem akan terjadi jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, maka semakin kompleks pula aliran energi dalam aliran rantai makanan tersebut, sehingga mempengaruhi kestabilan ekosistem. Artinya, jika salah satu spesies hilang maka jaring-jaring makanan masih dapat berjalanan. Tetapi, jika jaring-jaring makanannya lebih sederhana dan spesiesnya hilang maka ekosistemnya akan terganggu.
4) Piramida Ekologi
Piramida ekologi menggambarkan tingkatan/kedudukan spesies pada suatu ekosistem. Biasanya produsen yang menempati tingkat trofik. Pertama, memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Jika digambarkan akan berbentuk piramida yang ujungnya semakin meruncing. Kedua, piramida ekologi terbagi menjadi tiga yaitu piramida jumlah individu, piramida biomasa dan piramida energi.
6) Suksesi
Suksesi merupakan suatu proses pergantian spesies dalam suatu komunitas. Urutan perubahan komunitas teratur/terarah dari waktu ke waktu dalam daerah yang sama. Suksesi terbagi menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu habitat/daerah yang menyebabkan komunitas asal rusak atau hilang total, sehingga terus tumbuh habitat dan membentuk komunitas baru. Sedangkan suksesi sekunder yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu daerah yang tidak menyebabkan komunitas asal rusak sehingga tidak tumbuh habitat/komunitas baru.
7) Tipe-tipe Ekosistem
Biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme, yang terdiri dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi. Secara garis besar, ekosistem terbagi menjadi tipe-tipe yaitu ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan yang telah kami paparkan maka dapat kami simpulkan bahwa media audio visual paling baik dan paling tepat diantara media – media lainnya untuk membimbing dan meningkatkan prestasi siswa untuk dapat menyimak dalam seluruh pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui media – media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang akan kita samopaikan, salah satunya adalah media audio visual. Kita juga tidak hanya mengetahuinya tapi kita juga harus bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.
Lampiran gambar
(Gambar 1.1) hardware audio visual
(Gambar 1.2) software audio visual berupa VCD
(Gambar 1.3) software audio visual berupa DVD
(Gambar 1.4) software audio visual berupa VCD
MAKALAH IPA KLASIFIKASI TUMBUHAN
KLASIFIKASI TUMBUHAN
OLEH :
1. I PUTU SUTRISNA ( 0811031367 )
2. YUDI AGUSTIANA ( 0811031322 )
3. NI PT SARI KARYANINGSIH ( 0811031364 )
4. DWI DIANI ( 0811031400 )
5. NI PUTU SUDIARTI ( 0811031401 )
6. GELLYNA PRAVITAYANI ( 0811031444 )
KELAS : O
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2008/2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “KLASIFIKASI TUMBUHAN“
Makalah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas presentasi matakuliah Konsep Dasar IPA I.
Makalah ini menganalisis tentang apa yang dimagsud dengan klasifikasi dan peranannya untuk kehidupan manusia. Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tuli ini,
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cemagi, 10 April 2009.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar……………………………………………………………. i
2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii
3. BAB I Pendahuluan…………..…….……………………………………. 1
Latar belakang…………………………………………………………1
Rumusan masalah……………………………………………………..2
4. BAB II Pembahasan………..…………………………………………….. 3
Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3
Dasar Klasifikasi Tumbuhan………………………...……………….. 4
Tumbuhan lumut / Bryophyta……………..………………………….. 8
Alga / Ganggang ……………………...……………………………...10
Tumbuhan paku / Pteridophyta ………...……………………………..16
Tumbuhan biji / Spermatophyta…...…………………………………..18
Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)……………………………….22
Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil) ……………..……………………26
Metoda Untuk menjelaskan pada anak didik……….………………….29
5. BAB III Penutup………………....………………………...……………………30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok,garpu,gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu klasifikasi ?
1.2.2 Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
1.2.3 Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
1.2.4 Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan?
1.2.5 Bagaimankah cara mengajarkan klasifikasi tumbuhan pada siswa SD?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan klasifikasi
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
1.3.3 untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi.
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan / takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
5. Perbedaan tujuan klasifikasi
3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi , sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan / penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit, parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi makhluk hidup yaitu:
4
I. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
II. Organ perkembangbiakan
III. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.
IV. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.
V. Dari morfologi(struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai berikut :
I. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
II. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut marga (Genus).
III. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut suku (familia).
IV. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut bangsa (ordo).
V. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelas (classis).
VI. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut phylum (division).
VII. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan Animalia.
Menurut para ahli , ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir . jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi.
Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut :
1. Tersusun atas sel – sel eukariotik.
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).
3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
6
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
Lumut Hati / Hepaticae
Bryophyta Lumut sejati / Musci
Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
Ganggang Hijau / Chlorophyta
Ganggang Pirang / Chrysophyta
Ganggang Ganggang Cokelat / Phaeophyta
Ganggang Merah / Rhodophyta
Plantae Psilotophyta
Pteridophyta Licophyta
Sphetophyta
Pterophyta
Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
T. biji tertutup / Angiospermae.
7
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.
Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
8
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
9
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a.Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
10
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan ganggang hijau.
1. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
11
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
12
2. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
13
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
14
4. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.
c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
15
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.
16
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
17
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa cirri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
18
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada belinjo).
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
19
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
20
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
21
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Tabel Perbedaan antara Gimnospermae dan Angiospermae
No Bagian tubuh Gimnospermae Angiospermae
1 Alat reproduksi Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina Berupa bunga dengan benang sari dan putik. Benang sari dan putik ada yang terdapat dalam satu bunga.
2 Ikatan pembuluh Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakheida dan floem tidak disertai sel pengiring. Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakea dan floem disertai sel panjang
3 Bakal biji Tidak terlindung oleh daun buah. Terlindung oleh daun buah
4 Pembuahan Tunggal Ganda
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
23
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji.
Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium, kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
24
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
25
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.
Ciri-ciri lain tumbuhan dikotil antara lain sebagai berikut:
a. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
b. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
c. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
d. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
e. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
26
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
27
j. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
28
2.5 Cara / metoda yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang Klasifikasi
Pada usia anak Sekolah Dasar yaitu pada umur 7 – 11 tahun menurtut Piaget adalah periode operasional konkret dimana mereka dalam belajar harus melihat , mengamati, memegang sesuatu yang mereka pelajari agar materi pelajaran terserap dengan optimal. Karena itu kami mengajarkan klasifikasi melalui pengenalan langsung pada alam pengenalannyapun bertahap dari yang lebih sederhana ke materi yang lebih rumit. Setelah pengenalan kami akan menugaskan siswa untuk mencari masing – masing contoh klasifikasi tumbuhan yang telah di jelaska. Kami juga menggunakan media tabel dan gambar seperti berikut :
Tumbuhan dikotil dan monokotil Hutan terdiri dari berbagai tumbuhan
Ganggang hijau 29 Ganggang merah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme .
3.1.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukan klasifikasi.
3.2.2 Bagi calon guru kita harus mengajarkan dasar / kriteria yang benar dalam klasifikasi agar memperoleh hasil yang benar .
30
Daftar Pustaka
Tim Penyusun.2002.PR Biologi Kelas I SLTP. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.
www.google.co.id
OLEH :
1. I PUTU SUTRISNA ( 0811031367 )
2. YUDI AGUSTIANA ( 0811031322 )
3. NI PT SARI KARYANINGSIH ( 0811031364 )
4. DWI DIANI ( 0811031400 )
5. NI PUTU SUDIARTI ( 0811031401 )
6. GELLYNA PRAVITAYANI ( 0811031444 )
KELAS : O
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2008/2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “KLASIFIKASI TUMBUHAN“
Makalah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas presentasi matakuliah Konsep Dasar IPA I.
Makalah ini menganalisis tentang apa yang dimagsud dengan klasifikasi dan peranannya untuk kehidupan manusia. Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tuli ini,
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cemagi, 10 April 2009.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar……………………………………………………………. i
2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii
3. BAB I Pendahuluan…………..…….……………………………………. 1
Latar belakang…………………………………………………………1
Rumusan masalah……………………………………………………..2
4. BAB II Pembahasan………..…………………………………………….. 3
Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3
Dasar Klasifikasi Tumbuhan………………………...……………….. 4
Tumbuhan lumut / Bryophyta……………..………………………….. 8
Alga / Ganggang ……………………...……………………………...10
Tumbuhan paku / Pteridophyta ………...……………………………..16
Tumbuhan biji / Spermatophyta…...…………………………………..18
Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)……………………………….22
Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil) ……………..……………………26
Metoda Untuk menjelaskan pada anak didik……….………………….29
5. BAB III Penutup………………....………………………...……………………30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok,garpu,gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu klasifikasi ?
1.2.2 Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
1.2.3 Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
1.2.4 Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan?
1.2.5 Bagaimankah cara mengajarkan klasifikasi tumbuhan pada siswa SD?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan klasifikasi
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
1.3.3 untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi.
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan / takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
5. Perbedaan tujuan klasifikasi
3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi , sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan / penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit, parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi makhluk hidup yaitu:
4
I. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
II. Organ perkembangbiakan
III. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.
IV. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.
V. Dari morfologi(struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai berikut :
I. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
II. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut marga (Genus).
III. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut suku (familia).
IV. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut bangsa (ordo).
V. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelas (classis).
VI. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut phylum (division).
VII. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan Animalia.
Menurut para ahli , ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir . jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi.
Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut :
1. Tersusun atas sel – sel eukariotik.
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).
3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
6
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
Lumut Hati / Hepaticae
Bryophyta Lumut sejati / Musci
Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
Ganggang Hijau / Chlorophyta
Ganggang Pirang / Chrysophyta
Ganggang Ganggang Cokelat / Phaeophyta
Ganggang Merah / Rhodophyta
Plantae Psilotophyta
Pteridophyta Licophyta
Sphetophyta
Pterophyta
Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
T. biji tertutup / Angiospermae.
7
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.
Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
8
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
9
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a.Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
10
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan ganggang hijau.
1. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
11
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
12
2. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
13
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
14
4. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.
c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
15
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.
16
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
17
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa cirri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
18
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada belinjo).
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
19
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
20
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
21
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Tabel Perbedaan antara Gimnospermae dan Angiospermae
No Bagian tubuh Gimnospermae Angiospermae
1 Alat reproduksi Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina Berupa bunga dengan benang sari dan putik. Benang sari dan putik ada yang terdapat dalam satu bunga.
2 Ikatan pembuluh Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakheida dan floem tidak disertai sel pengiring. Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakea dan floem disertai sel panjang
3 Bakal biji Tidak terlindung oleh daun buah. Terlindung oleh daun buah
4 Pembuahan Tunggal Ganda
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
23
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji.
Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium, kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
24
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
25
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.
Ciri-ciri lain tumbuhan dikotil antara lain sebagai berikut:
a. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
b. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
c. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
d. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
e. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
26
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
27
j. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
28
2.5 Cara / metoda yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang Klasifikasi
Pada usia anak Sekolah Dasar yaitu pada umur 7 – 11 tahun menurtut Piaget adalah periode operasional konkret dimana mereka dalam belajar harus melihat , mengamati, memegang sesuatu yang mereka pelajari agar materi pelajaran terserap dengan optimal. Karena itu kami mengajarkan klasifikasi melalui pengenalan langsung pada alam pengenalannyapun bertahap dari yang lebih sederhana ke materi yang lebih rumit. Setelah pengenalan kami akan menugaskan siswa untuk mencari masing – masing contoh klasifikasi tumbuhan yang telah di jelaska. Kami juga menggunakan media tabel dan gambar seperti berikut :
Tumbuhan dikotil dan monokotil Hutan terdiri dari berbagai tumbuhan
Ganggang hijau 29 Ganggang merah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme .
3.1.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukan klasifikasi.
3.2.2 Bagi calon guru kita harus mengajarkan dasar / kriteria yang benar dalam klasifikasi agar memperoleh hasil yang benar .
30
Daftar Pustaka
Tim Penyusun.2002.PR Biologi Kelas I SLTP. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.
www.google.co.id
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PESERTA DIDIK
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang pendidikan melahirkan konsep seperti pengertian pendidikan yang dipakai di Indonesia seharusnya Ilmu pendidikan bukan pendidikan dalam arti umum pendidikan sebab tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percayadiri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja dan kreatif.
Dalam membentuk manusia seutuhnya seoarang guru diharapkan mampu mengetahui perkembangan anak didiknya sehingga dapat menentukan metode pembelajaran apa yang tepat digunakan agar tertuju pada sasaran pendidikan. Untuk itu, dalam kesempatan ini, akan dibahas Landasan Psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi belajar, dan implikasi konsep pendidikan
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas antara lain :
1.2.1 Apasajakah teori atau pendekatan yang ada dalam perkembangan ?
1.2.2 Apakah definisi dari belajar, dan apasajakah prinsip-prinsip dalam belajar ?
1.2.3 Apakah definisi dari psikologi social ?
1.2.4 Bagaaimanakah implikasi belajar terhadap kosep pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa, adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu, jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Jiwa balita baru berkembang sedikit sekali sejajar dengan tubuhnya yang juga masih berkemampuan sederhana sekali. Makin besar anak itu makin berkembang pula jiwanya, dengan melalui tahap-tahap tertentu akhirnya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, pnya wakyu banyak untuk belajar, belum berumah tangga, belum bekerja, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Masa belajar ini bertingkat-tingkat sejalan dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
2.2 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: ( Nana Syaodih 1998 )
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki cirri-ciri khusus yang berbeda dengan cirri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan differensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-oramg membuat kelompok-kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan-kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, agama, status social ekonomi, dan sebagainya.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan.
Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai factor yang diperhitungkan dalam penyusunan tahap-tahap perkembangan. Sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang factor tertentu saja sebagai dasar penyusunan tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erickson.
Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut:
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi. Pada masa ini, si bayi sebagian besar memanfaatkan hidupnya untuk tidur, memamdang, mendengarkan, kemudian belajar merangkak dan berbicara.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak. Pada masa ini anak sudah mulai bisa berjalan menyebut beberapa nama, pengamatan yang mula-mula global, kini sudah mulai bisa melihat struktur, permainan-permainan mereka bersifat fantasi, masih suka menghayal, sebab belum sadar akan lingkungannya.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng. Anak-anak pada masa ini mulai sadar akan dirinya sebagai seorang yang mempunyai kedudukan tersendiri seperti halnya dengan orang lain.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe ( nama seorang petualang ). Dalam masa ini mulai berkembang pemikiran kritis, nafsu persaingan, minat-minat dan bakat.
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan. Misalnya anak-anak ini mulai tertuju kedalam dirinya sendiri,mereka mulai belajar bersolek, suka menyendiri,melamun, dan segan olahraga.
6. Umur 14-18 tahu disebut masa puber. Mereka kini mulai sadar akan pribadinya sebagai seorang yang bertanggung jawab.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen. Anak-anak pada masa ini mulai menemui keseimbangan, mereka sudah punya rencana hidup tertentu dengan nilai-nilai yang sudah dipastikan.
8. Umur 21 tahun keatas disebut masa dewasa. Pada masa ini remaja mulai insaf bahwa pekerjaan manusia tidak mudah dan selalu ada cacatnya. Mereka mulaihati-hati.
Psikologi perkembangan menurut Rouseau. Dia membagi masa perkembangan anak atas empat tahap, yaitu:
1. Masa bayi dari 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitive.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun pertumbuhan seksual menonjol, social, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.
Sementara itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut: (Nana Syaodih,1998)
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan masa sebagai manusia pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masaadolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut: (Mulyani, 1998)
1. Tugas masa perkembangan masa kanak-kanak.
Pada masa ini, anak akan mulai belajar berkata, makan makanan padat, berjalan dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan pada masa anak.
Belajar ketrampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, blajar bergaul secara rukun dll.
3. Tugas perkembangan masa remaja.
4. Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran social yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif.
5. Tugas perkembangan masa dewasa awal.
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya anak, belajar membimbing,dan merawat anak, mengendalikan rumah tangga, melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan, belajar bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.
6. Tugas perkembangan orang tua.
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pension, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, menjalin hubungan dengan klub lanjut usia, memenuhi kewajiban social sebagai warga Negara yang baik, dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas-tugas yang harus dijalankan atau diselesaikan oleh setiap individu sepanjang hidupnya seperti tertera diatas, memberi kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk:
1. Menentukan arah pendidikan
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangannya itu.
2.3 Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut:
1. Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2. Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3. Penguatan, respons yang bemar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
4. Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5. Tersedia pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6. Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.
7. Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8. Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh factor-faktor dalam pengajaran.
2.4 Psikologi Sosial
Psikologi social adalah psikologi yang mempelajari psikologi sesesorang dimasyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu social untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981). Dengan demikian, psikologi ini akan mencoba melihat keterkaitan masyarakat dengan kondisis psikologi kehidupan individu.
Kecenderungan manusia untuk bersahabat sudah dimulai sejak
permulaan dia hidup yaitu sejak masih bayi. Hampir semua bayi merespons secara positif terhadap satu atau lebih orang dewasa. Lebih lanjut hamper semua orang tua saying terhadap anak-anaknya, mereka selalau ingin dekat engan anak-anaknya. Karena anak-anak juga semakin dekat dengan orang tuanya. Inilah yang membuat terjadinya persahabatan atau keakraban.
Berkembangnya kasih saying ini disebabakan oleh dua hal yaitu, (Freedman,1981)
1. Karena pembawaan atau genetika. Pembawaan kasih saying ini sebagai perangkat yang penting untuk mempertahankan hidup sang bayi
2. Karena belajar. Mereka belajar semua aturan berprilaku. Anak-anak cinta pada orang tua, sebab orang tua memberi ,makan memberi kehangatan. Sebaliknya orang tua cinta pada anak sebab anak memberi kebahagiaan kepada orang tua.
Inilah sarian penting mengenai tentang konsep-konsep dalam psikologi:
1. Pembentukan kesan pertama ditentukan oleh:
a. Kepribadian orang yang diamati
b. Prilaku orang tersebut.
c. Latar belakang situasi waktu mengamati.
2. Persepsi sediri bersumber dari prilaku kita yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan, serta banyak dipengaruhi oleh sikap dan perasaan.
3. Sikap muncul bisa secara alami dan dapat juga dengan pengkondisisan serta dengan mempelajari sikap para tokoh .
4. Motivasi ditentukan oleh factor-faktor:
a. Minat dan kebutuhan individu.
b. Persepsi terhadap tugas yang menantang
c. Harapan sukses.
5. Keintiman hubungan yang disebut penetrasi social akan terjadi manakala prilaku anatarpribadi diikuti oleh perasaan subjektif.
6. Prilaku agresif disebabakan oleh:
a. Watak berkelahi.
b. Gangguan dari pihak lain .
c. Putus asa
Jenis-jenis perilaku agresif adalah:
a. Agresif anti social, seperti memaki-maki.
b. Agresif prososial, seperti menembak teroris.
c. Agresif sanksi, seperti menampar orang yang melecehkannya.
7. Altruisme adalah hasil kasih saying yang tidak mengharapkan balasan .
8. Kesepakatan atau kepatuhan memudahkan proses pembinaan dalam suatu kelompok
9. Ada sejumlah perbedaan kemampuan dan sifat antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Perbedaan ini disamping bersifat alami, juga kerena pengalaman dan pendiddikan.
10. Peranan pemimpin cukup menentukan keberhasilan tugas-tugas kelompok.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi motivasi adalah dengan program intervensi salama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk :
1. Memperbanyak ragam fasilitas di TK.
2. Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a. Memberi kesepatan untuk mengembangkan ketrampilan.
b. Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil.
c. Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
d. Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
e. Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar. Kesaksian orang tua ini bisa menambah semangat anak-anak belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Bagi pendidik di sekola, baik intervensi pada umur-umur muda maupun melayani motivasi berprestasi pada anak-anak yang lebih tua perlu dilakukan pada setiap saat. Sebab motivasi ini merupakan modal pertama bagi anak-anak untuk gemar belajar.
Disamping metode tersebut diatas, masih ada cara untuk membangun motivasi. Cara-cara yang dimaksud adalah:
1. Memberi kepuasan terhadap kebutuhan kebutuhan yang dituntut,
2. Memberikan tugas-tugas yang menantang.
3. Mengembangkan kesadaran control dari dalam. Anak-anak yang mempunyai keyakinan kuat bahwa ia dapat mengontrol diri sendiri tampak lebih gigih berusaha, mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki lingkungan, menghargai penguatan prestasi baik dalam kesuksesan maupun dalam kegagalan, dan menolak upaya-upaya orang untuk mempengaruhi dirinya.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi maupun kesiapan afaksi atau motivasi, kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup,dan mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar. Ibarat proses mekarnya bunga, pendiduk tidak boleh memaksa kelopak-kelopak bunga agar segera mekar, melainkan harus menunggu dengan sabar sambil rajin memberi pupuk, menyirami, dan memindahkan dan atau menutupi dari sengatan sinar matahari yang terik. Biarkanlah mereka berkembang secara wajar, sesuai dengan kodratnya.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, kemampuan sendiri , dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki.. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok , yaitu
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hamper tidak dapat diubah, misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, cinta kasih, dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum. Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemamapuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya. Kepribadian bersumber dan watak, kemampuan umum dan khusus, pengaruh lingkungan, dan proses belajar, serta pengaruh latar belakang kehidupan.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa bayi bayi dan kanak-kanak
Sesudah mengetahui kelima perlengkapan subjek didik, maka dapat dibayangkan betapa banyaknya macam subjek yang harus dihadapi oleh pendidik. Perlu diketahui bahwa hamper tidak ada manusia yang mempunyai watak yang sama, begitu pula dengan kemampuan umum dan khusus tidak ada yang persis sama, beberapa diantara mereka ada yang dibina dalam pendidikan khusus adalah karena ada kesamaan saja. Begitu pula halnya dengan kepribadian dan latar belakang juga tidak ada yang persis sama antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa pendidikan akan menghadapi banyak sekali ragam subjek, yang hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada yang persis sama satu dengan yang lain. Itulah sebabnya dalam pendidikan sering disebut bahwa subjek didik adalah unik.
Walaupun setiap individu dikatakan unik, namun aspek-aspek individu mereka adalah sama, sebab aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Pendapat mereka tentang struktur jiwa manusia pada umumnya ada kesamaan satu dengan yang lain. Mereka membagi jiwa itu menjadi tiga fungsi yaitu afektif, kognisi, dan psikomotor. Namun ada juga yang membagi afeksi menjadi dua yaitu perasaan dan kemauan, sehingga terdapat empat fungsi jiwa yaitu perasaan, kemauan, fikiran, dan ketrampilan.
Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap usaha membina peserta didik, terutama di Indonesia yang menginginkan perkembangan total ada baiknya perlu mempertimbangkan segi jasmani yang juga dikembangkan atau ditumbuhkan. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Rohani:
a. Umum
1) Agamis
2) Perasaan
3) Kemauan
4) Pikiran
b. Sosial
1) Kemasyarakatan
2) Cinta tanah air
1. Jasmani
a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh
Kesembilan aspek tersebut diatas semula merupakan potensi-potensi belaka. Sejalan dengan perkembangan umur anak, potensi-potensi itu semakin berwujud . Wujud-wujud itu tidak selalu sama dalam diri setiap individu maupun antarindividu. Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu itu dapat berkembang dan berbentuk sebagaimana mestinya secara wajar.
Menurut konsep pendidikan di Indonesia, individu manusia harus berkembang secara total membentuk manusia berkembang seutuhnya dan diwarnai oleh sila-sila Pancasila. Yang disebut berkembang total atau seutuhnya ialah perkembangan individu yang memenuhi criteria berikut:
1. Semua potensi berkembang secara proporsional, berimbang dan harmonis. Artinya pelayanan terhadap potensi-potensi itu tidak pilih kasih dan disesuaikan dengan tingkat potensinya masing-masing.
2. Berkembang secara optimal, artinya potensi-potensi yang dikembangkan diusahakan setinggi mungkin sesuai dengan kemamapuan daya dukung pendidikan, seperti sarana, media, metode, lingkungan belajar, dan sebagainya.
3. Berkembang secara integrative, ialah perkembangan semua potensi atau aspek itu saling berkaitan satu satu dengan yang lain dan saling menunjang menuju suatu kesatuan yang bulat.
Implikasi Konsep Pendidikan
Tinjauan tentang psikologi perkembangan, psikologi belajar,psikologi social, dan kesiapan belajar serta aspek-aspek individu, memberikan implikasi kepada konsep pendidikan. Implikasi itu sebagian besar dalam bidang kurikulum sebab materi pelajaran dan proses belajar-mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan, cara belajar, cara mereka mengadakan kontak social, dan kesiapan mereka belajar. Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi, semuanya memberi petunjuk pada pendidik bagaimana seharusnya ia menyiapakan dan mengorganisasi materi pendidikan serta bagaimana membina anak-anak agar mereka mau belajar dengan sukarela.
2. Psikologi belajar
a. Yang klasik
1) Disiplin mental bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
2) Naturalis/aktualisasi diri bewrmanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk prilaku nyata,seperti mau menyumbang, giat bekerja, gemar menyanyi, dan sebagainya.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materri-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan, untuk berkreasi menciptakan sesuatu bentuk atau ide baru.
3. Psikologi social
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri-sendiri ternyata bersumber dari prilaku yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh sikap serta perasaan kita. Agar para siswa memiliki konsep diri yang riil maka pendidik perlu mengembangkan prilaku yang overt, persepsi terhadap lingkungan secara wajar, dan sikap serta perasaan yang positif. Konsep diri yang keliru, dapat merusak perkembangan anak.
b. Pembentukan anak secara alami, dikondisi, dan meniru sikap para tokoh. Pendidik perlu membentuk sikap anak yang positif dalam banyak hal. Oleh sebab itu, cara pembentukan sikap ini perlu direncanakan dan dilaksanakan pada waktu dan situasi yang tepat.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan pada saat yang memungkinkan melalui,
1) Pemenuhan minat dan kebutuhannya
2) Tugas-tugas yang menantang
3) Menanamkan harapan yang sukses dengan cara sering memberikan pengalaman sukses
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling, pembimbingan, dan belajar dalam kelompok. Karena itu hubungan seperti ini perlu dikembangkan oleh para pendidik.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti social, tetapi mengambangkan agresif prososial dan sanksi. Pengurangan agresif anti social dapat dilakukan dengan menanamkan ketertiban, tidak mengganggu satu sama lain dan berupaya agar anak-anak tidak mengalami rasa putus asa.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak. Sebab kepemimpinan sangat besar peranannya dalam mencapai sukses belajar bersama dan sukses berorganisasi dalam kehidupan setelah dewasa.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik agar materi yang dipelajari anak-anak dapat dipahami dan diinternalisasi dengan baik. Kesiapan afektif harus dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan kesiapan kognisi dipelajari dari tingkat-tingkat perkembangan kognisi mereka
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sama oleh pendidik dan dilayani secara berimbang
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya memenuhi tiga criteria, yaitu:
a. Semua potensi berkembang secara proporsional atau berimbang dan harmonis
b. Potensi-potensi itu berkembang secara optimal
c. Potensi-potensi berkembang secara integratif
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan psokologi adalah suatu landasan yang menjadi dasar acuan untuk memahami jiwa psikis manusia, dmiana jiwa atau psikis tersebut merupakan inti atau kendali kehidupan manusia, yang melekat dalam manusia itudiri.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogyanya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, dan punya waktu untuk belajar. Oleh kerena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus dibuat bertingkat-tingkat agar suatu pelajaran dapat dipahami oleh anak.
Pembahasan tentang landasan psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, belajar, social, kesiapan belajar, dan aspek-aspek individu, melahirkan konsep pendidikan seperti berikut. Teori belajar disiplin, mental masih bermanfaat untuk melatih perkalian dan soal-soal, sedangkan teori naturalis bermanfaat untuk belajar seumur hidup. Teori belajar behaviorisme untuk membentuk prilaku nyata dan teori belajar kognisi untuk mempelajari hal-hal yang rumit. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri yang bersumber dari prilaku overt dan persepsi tentang lingkungan serta dipengaruhi oleh sikap dan perasaan, perlu dikembangkan agar setiap anak mempunyai konsep diri secara riil. Juga motivasi untuk belajar dikembangkan melalui pemenuhan minat, tugas yang menantang, dan menanamkan harapan sukses. Semua aspek individu harus diberi perhatian yang sama agar berkembang secara berimbang, optimal, dan terintegrasi agar menjadi manusia berkembang seutuhnya
3.2 SARAN
Berdasarkan paparan materi diatas, maka seoarang guru disarankan:
1. Seorang guru harus mengetahui perkembangan anak, guna mengetahui metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Seorang guru harus mampu memberikan layanan-layanan pendididkan yang bertingkat-tingkat, agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mada Pidarta. 2007. Landasan Kependidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang pendidikan melahirkan konsep seperti pengertian pendidikan yang dipakai di Indonesia seharusnya Ilmu pendidikan bukan pendidikan dalam arti umum pendidikan sebab tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percayadiri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja dan kreatif.
Dalam membentuk manusia seutuhnya seoarang guru diharapkan mampu mengetahui perkembangan anak didiknya sehingga dapat menentukan metode pembelajaran apa yang tepat digunakan agar tertuju pada sasaran pendidikan. Untuk itu, dalam kesempatan ini, akan dibahas Landasan Psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi belajar, dan implikasi konsep pendidikan
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas antara lain :
1.2.1 Apasajakah teori atau pendekatan yang ada dalam perkembangan ?
1.2.2 Apakah definisi dari belajar, dan apasajakah prinsip-prinsip dalam belajar ?
1.2.3 Apakah definisi dari psikologi social ?
1.2.4 Bagaaimanakah implikasi belajar terhadap kosep pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa, adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu, jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Jiwa balita baru berkembang sedikit sekali sejajar dengan tubuhnya yang juga masih berkemampuan sederhana sekali. Makin besar anak itu makin berkembang pula jiwanya, dengan melalui tahap-tahap tertentu akhirnya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, pnya wakyu banyak untuk belajar, belum berumah tangga, belum bekerja, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Masa belajar ini bertingkat-tingkat sejalan dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
2.2 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: ( Nana Syaodih 1998 )
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki cirri-ciri khusus yang berbeda dengan cirri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan differensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-oramg membuat kelompok-kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan-kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, agama, status social ekonomi, dan sebagainya.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan.
Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai factor yang diperhitungkan dalam penyusunan tahap-tahap perkembangan. Sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang factor tertentu saja sebagai dasar penyusunan tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erickson.
Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut:
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi. Pada masa ini, si bayi sebagian besar memanfaatkan hidupnya untuk tidur, memamdang, mendengarkan, kemudian belajar merangkak dan berbicara.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak. Pada masa ini anak sudah mulai bisa berjalan menyebut beberapa nama, pengamatan yang mula-mula global, kini sudah mulai bisa melihat struktur, permainan-permainan mereka bersifat fantasi, masih suka menghayal, sebab belum sadar akan lingkungannya.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng. Anak-anak pada masa ini mulai sadar akan dirinya sebagai seorang yang mempunyai kedudukan tersendiri seperti halnya dengan orang lain.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe ( nama seorang petualang ). Dalam masa ini mulai berkembang pemikiran kritis, nafsu persaingan, minat-minat dan bakat.
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan. Misalnya anak-anak ini mulai tertuju kedalam dirinya sendiri,mereka mulai belajar bersolek, suka menyendiri,melamun, dan segan olahraga.
6. Umur 14-18 tahu disebut masa puber. Mereka kini mulai sadar akan pribadinya sebagai seorang yang bertanggung jawab.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen. Anak-anak pada masa ini mulai menemui keseimbangan, mereka sudah punya rencana hidup tertentu dengan nilai-nilai yang sudah dipastikan.
8. Umur 21 tahun keatas disebut masa dewasa. Pada masa ini remaja mulai insaf bahwa pekerjaan manusia tidak mudah dan selalu ada cacatnya. Mereka mulaihati-hati.
Psikologi perkembangan menurut Rouseau. Dia membagi masa perkembangan anak atas empat tahap, yaitu:
1. Masa bayi dari 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitive.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun pertumbuhan seksual menonjol, social, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.
Sementara itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut: (Nana Syaodih,1998)
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan masa sebagai manusia pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masaadolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut: (Mulyani, 1998)
1. Tugas masa perkembangan masa kanak-kanak.
Pada masa ini, anak akan mulai belajar berkata, makan makanan padat, berjalan dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan pada masa anak.
Belajar ketrampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, blajar bergaul secara rukun dll.
3. Tugas perkembangan masa remaja.
4. Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran social yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif.
5. Tugas perkembangan masa dewasa awal.
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya anak, belajar membimbing,dan merawat anak, mengendalikan rumah tangga, melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan, belajar bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.
6. Tugas perkembangan orang tua.
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pension, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, menjalin hubungan dengan klub lanjut usia, memenuhi kewajiban social sebagai warga Negara yang baik, dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas-tugas yang harus dijalankan atau diselesaikan oleh setiap individu sepanjang hidupnya seperti tertera diatas, memberi kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk:
1. Menentukan arah pendidikan
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangannya itu.
2.3 Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut:
1. Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2. Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3. Penguatan, respons yang bemar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
4. Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5. Tersedia pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6. Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.
7. Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8. Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh factor-faktor dalam pengajaran.
2.4 Psikologi Sosial
Psikologi social adalah psikologi yang mempelajari psikologi sesesorang dimasyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu social untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981). Dengan demikian, psikologi ini akan mencoba melihat keterkaitan masyarakat dengan kondisis psikologi kehidupan individu.
Kecenderungan manusia untuk bersahabat sudah dimulai sejak
permulaan dia hidup yaitu sejak masih bayi. Hampir semua bayi merespons secara positif terhadap satu atau lebih orang dewasa. Lebih lanjut hamper semua orang tua saying terhadap anak-anaknya, mereka selalau ingin dekat engan anak-anaknya. Karena anak-anak juga semakin dekat dengan orang tuanya. Inilah yang membuat terjadinya persahabatan atau keakraban.
Berkembangnya kasih saying ini disebabakan oleh dua hal yaitu, (Freedman,1981)
1. Karena pembawaan atau genetika. Pembawaan kasih saying ini sebagai perangkat yang penting untuk mempertahankan hidup sang bayi
2. Karena belajar. Mereka belajar semua aturan berprilaku. Anak-anak cinta pada orang tua, sebab orang tua memberi ,makan memberi kehangatan. Sebaliknya orang tua cinta pada anak sebab anak memberi kebahagiaan kepada orang tua.
Inilah sarian penting mengenai tentang konsep-konsep dalam psikologi:
1. Pembentukan kesan pertama ditentukan oleh:
a. Kepribadian orang yang diamati
b. Prilaku orang tersebut.
c. Latar belakang situasi waktu mengamati.
2. Persepsi sediri bersumber dari prilaku kita yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan, serta banyak dipengaruhi oleh sikap dan perasaan.
3. Sikap muncul bisa secara alami dan dapat juga dengan pengkondisisan serta dengan mempelajari sikap para tokoh .
4. Motivasi ditentukan oleh factor-faktor:
a. Minat dan kebutuhan individu.
b. Persepsi terhadap tugas yang menantang
c. Harapan sukses.
5. Keintiman hubungan yang disebut penetrasi social akan terjadi manakala prilaku anatarpribadi diikuti oleh perasaan subjektif.
6. Prilaku agresif disebabakan oleh:
a. Watak berkelahi.
b. Gangguan dari pihak lain .
c. Putus asa
Jenis-jenis perilaku agresif adalah:
a. Agresif anti social, seperti memaki-maki.
b. Agresif prososial, seperti menembak teroris.
c. Agresif sanksi, seperti menampar orang yang melecehkannya.
7. Altruisme adalah hasil kasih saying yang tidak mengharapkan balasan .
8. Kesepakatan atau kepatuhan memudahkan proses pembinaan dalam suatu kelompok
9. Ada sejumlah perbedaan kemampuan dan sifat antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Perbedaan ini disamping bersifat alami, juga kerena pengalaman dan pendiddikan.
10. Peranan pemimpin cukup menentukan keberhasilan tugas-tugas kelompok.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi motivasi adalah dengan program intervensi salama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk :
1. Memperbanyak ragam fasilitas di TK.
2. Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a. Memberi kesepatan untuk mengembangkan ketrampilan.
b. Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil.
c. Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
d. Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
e. Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar. Kesaksian orang tua ini bisa menambah semangat anak-anak belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Bagi pendidik di sekola, baik intervensi pada umur-umur muda maupun melayani motivasi berprestasi pada anak-anak yang lebih tua perlu dilakukan pada setiap saat. Sebab motivasi ini merupakan modal pertama bagi anak-anak untuk gemar belajar.
Disamping metode tersebut diatas, masih ada cara untuk membangun motivasi. Cara-cara yang dimaksud adalah:
1. Memberi kepuasan terhadap kebutuhan kebutuhan yang dituntut,
2. Memberikan tugas-tugas yang menantang.
3. Mengembangkan kesadaran control dari dalam. Anak-anak yang mempunyai keyakinan kuat bahwa ia dapat mengontrol diri sendiri tampak lebih gigih berusaha, mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki lingkungan, menghargai penguatan prestasi baik dalam kesuksesan maupun dalam kegagalan, dan menolak upaya-upaya orang untuk mempengaruhi dirinya.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi maupun kesiapan afaksi atau motivasi, kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup,dan mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar. Ibarat proses mekarnya bunga, pendiduk tidak boleh memaksa kelopak-kelopak bunga agar segera mekar, melainkan harus menunggu dengan sabar sambil rajin memberi pupuk, menyirami, dan memindahkan dan atau menutupi dari sengatan sinar matahari yang terik. Biarkanlah mereka berkembang secara wajar, sesuai dengan kodratnya.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, kemampuan sendiri , dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki.. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok , yaitu
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hamper tidak dapat diubah, misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, cinta kasih, dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum. Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemamapuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya. Kepribadian bersumber dan watak, kemampuan umum dan khusus, pengaruh lingkungan, dan proses belajar, serta pengaruh latar belakang kehidupan.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa bayi bayi dan kanak-kanak
Sesudah mengetahui kelima perlengkapan subjek didik, maka dapat dibayangkan betapa banyaknya macam subjek yang harus dihadapi oleh pendidik. Perlu diketahui bahwa hamper tidak ada manusia yang mempunyai watak yang sama, begitu pula dengan kemampuan umum dan khusus tidak ada yang persis sama, beberapa diantara mereka ada yang dibina dalam pendidikan khusus adalah karena ada kesamaan saja. Begitu pula halnya dengan kepribadian dan latar belakang juga tidak ada yang persis sama antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa pendidikan akan menghadapi banyak sekali ragam subjek, yang hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada yang persis sama satu dengan yang lain. Itulah sebabnya dalam pendidikan sering disebut bahwa subjek didik adalah unik.
Walaupun setiap individu dikatakan unik, namun aspek-aspek individu mereka adalah sama, sebab aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Pendapat mereka tentang struktur jiwa manusia pada umumnya ada kesamaan satu dengan yang lain. Mereka membagi jiwa itu menjadi tiga fungsi yaitu afektif, kognisi, dan psikomotor. Namun ada juga yang membagi afeksi menjadi dua yaitu perasaan dan kemauan, sehingga terdapat empat fungsi jiwa yaitu perasaan, kemauan, fikiran, dan ketrampilan.
Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap usaha membina peserta didik, terutama di Indonesia yang menginginkan perkembangan total ada baiknya perlu mempertimbangkan segi jasmani yang juga dikembangkan atau ditumbuhkan. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Rohani:
a. Umum
1) Agamis
2) Perasaan
3) Kemauan
4) Pikiran
b. Sosial
1) Kemasyarakatan
2) Cinta tanah air
1. Jasmani
a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh
Kesembilan aspek tersebut diatas semula merupakan potensi-potensi belaka. Sejalan dengan perkembangan umur anak, potensi-potensi itu semakin berwujud . Wujud-wujud itu tidak selalu sama dalam diri setiap individu maupun antarindividu. Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu itu dapat berkembang dan berbentuk sebagaimana mestinya secara wajar.
Menurut konsep pendidikan di Indonesia, individu manusia harus berkembang secara total membentuk manusia berkembang seutuhnya dan diwarnai oleh sila-sila Pancasila. Yang disebut berkembang total atau seutuhnya ialah perkembangan individu yang memenuhi criteria berikut:
1. Semua potensi berkembang secara proporsional, berimbang dan harmonis. Artinya pelayanan terhadap potensi-potensi itu tidak pilih kasih dan disesuaikan dengan tingkat potensinya masing-masing.
2. Berkembang secara optimal, artinya potensi-potensi yang dikembangkan diusahakan setinggi mungkin sesuai dengan kemamapuan daya dukung pendidikan, seperti sarana, media, metode, lingkungan belajar, dan sebagainya.
3. Berkembang secara integrative, ialah perkembangan semua potensi atau aspek itu saling berkaitan satu satu dengan yang lain dan saling menunjang menuju suatu kesatuan yang bulat.
Implikasi Konsep Pendidikan
Tinjauan tentang psikologi perkembangan, psikologi belajar,psikologi social, dan kesiapan belajar serta aspek-aspek individu, memberikan implikasi kepada konsep pendidikan. Implikasi itu sebagian besar dalam bidang kurikulum sebab materi pelajaran dan proses belajar-mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan, cara belajar, cara mereka mengadakan kontak social, dan kesiapan mereka belajar. Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi, semuanya memberi petunjuk pada pendidik bagaimana seharusnya ia menyiapakan dan mengorganisasi materi pendidikan serta bagaimana membina anak-anak agar mereka mau belajar dengan sukarela.
2. Psikologi belajar
a. Yang klasik
1) Disiplin mental bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
2) Naturalis/aktualisasi diri bewrmanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk prilaku nyata,seperti mau menyumbang, giat bekerja, gemar menyanyi, dan sebagainya.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materri-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan, untuk berkreasi menciptakan sesuatu bentuk atau ide baru.
3. Psikologi social
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri-sendiri ternyata bersumber dari prilaku yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh sikap serta perasaan kita. Agar para siswa memiliki konsep diri yang riil maka pendidik perlu mengembangkan prilaku yang overt, persepsi terhadap lingkungan secara wajar, dan sikap serta perasaan yang positif. Konsep diri yang keliru, dapat merusak perkembangan anak.
b. Pembentukan anak secara alami, dikondisi, dan meniru sikap para tokoh. Pendidik perlu membentuk sikap anak yang positif dalam banyak hal. Oleh sebab itu, cara pembentukan sikap ini perlu direncanakan dan dilaksanakan pada waktu dan situasi yang tepat.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan pada saat yang memungkinkan melalui,
1) Pemenuhan minat dan kebutuhannya
2) Tugas-tugas yang menantang
3) Menanamkan harapan yang sukses dengan cara sering memberikan pengalaman sukses
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling, pembimbingan, dan belajar dalam kelompok. Karena itu hubungan seperti ini perlu dikembangkan oleh para pendidik.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti social, tetapi mengambangkan agresif prososial dan sanksi. Pengurangan agresif anti social dapat dilakukan dengan menanamkan ketertiban, tidak mengganggu satu sama lain dan berupaya agar anak-anak tidak mengalami rasa putus asa.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak. Sebab kepemimpinan sangat besar peranannya dalam mencapai sukses belajar bersama dan sukses berorganisasi dalam kehidupan setelah dewasa.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik agar materi yang dipelajari anak-anak dapat dipahami dan diinternalisasi dengan baik. Kesiapan afektif harus dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan kesiapan kognisi dipelajari dari tingkat-tingkat perkembangan kognisi mereka
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sama oleh pendidik dan dilayani secara berimbang
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya memenuhi tiga criteria, yaitu:
a. Semua potensi berkembang secara proporsional atau berimbang dan harmonis
b. Potensi-potensi itu berkembang secara optimal
c. Potensi-potensi berkembang secara integratif
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan psokologi adalah suatu landasan yang menjadi dasar acuan untuk memahami jiwa psikis manusia, dmiana jiwa atau psikis tersebut merupakan inti atau kendali kehidupan manusia, yang melekat dalam manusia itudiri.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogyanya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, dan punya waktu untuk belajar. Oleh kerena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus dibuat bertingkat-tingkat agar suatu pelajaran dapat dipahami oleh anak.
Pembahasan tentang landasan psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, belajar, social, kesiapan belajar, dan aspek-aspek individu, melahirkan konsep pendidikan seperti berikut. Teori belajar disiplin, mental masih bermanfaat untuk melatih perkalian dan soal-soal, sedangkan teori naturalis bermanfaat untuk belajar seumur hidup. Teori belajar behaviorisme untuk membentuk prilaku nyata dan teori belajar kognisi untuk mempelajari hal-hal yang rumit. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri yang bersumber dari prilaku overt dan persepsi tentang lingkungan serta dipengaruhi oleh sikap dan perasaan, perlu dikembangkan agar setiap anak mempunyai konsep diri secara riil. Juga motivasi untuk belajar dikembangkan melalui pemenuhan minat, tugas yang menantang, dan menanamkan harapan sukses. Semua aspek individu harus diberi perhatian yang sama agar berkembang secara berimbang, optimal, dan terintegrasi agar menjadi manusia berkembang seutuhnya
3.2 SARAN
Berdasarkan paparan materi diatas, maka seoarang guru disarankan:
1. Seorang guru harus mengetahui perkembangan anak, guna mengetahui metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Seorang guru harus mampu memberikan layanan-layanan pendididkan yang bertingkat-tingkat, agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mada Pidarta. 2007. Landasan Kependidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
Langganan:
Postingan (Atom)
Senin, 11 April 2011
DEFINISI ARTIKEL DAN CARA PENULISAN ARTIKEL
Definisi artikel atau pengertian artikel dibahas oleh berbagai tulisan dan literatur, namun menurut kangmoes, definisi yang paling ringkas dan paling sederhana adalah definisi artikel menurut kamus besar bahasa indonesia. Menurut KBBI, pengertian artikel adalah “karya tulis lengkap” misalnya laporan berita atau esai dalam majalah. Menurut definisi ini sebuah artikel idelanya membahas seluk beluk suatu tema secara tuntas.
Oleh karena itu, beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;
1. Lugas
2. Logis
3. Tuntas
4. Obyektif
5. Cermat
6. Jelas dan padat
Akan tetapi, karena tidak ada aturan baku sebuah artikel harus begini dan begitu (setidaknya sampai saat ini kangmoes belum menenmukannya) maka sebagian orang menyanggah pendapat mengenai ciri-ciri artikel diatas karena penulisa artikel bisa tergantung karena tujuan dituliskannya artikel. Tujuan penulisan artikel paling misalnya;
1. Tujuan Penugasan
Misalnya seorang siswa sekolah yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.
2. Tujuan Informasi
Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.
3. Tujuan Persuasi (membujuk)
Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.
4. Tujuan Entertainment
Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.
5. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
7. Tujuan Pemecahan masalah
Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Namun menurut kangmoes, batas-batas dari penulisan artikel bisa menjadi lebih luas lagi. Dengan kata lain, definisi artikel atau pengertian artikel bisa pula tergantung konteks keilmuan yang dihadapi oleh penulis artikel.
Oleh karena itu, beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;
1. Lugas
2. Logis
3. Tuntas
4. Obyektif
5. Cermat
6. Jelas dan padat
Akan tetapi, karena tidak ada aturan baku sebuah artikel harus begini dan begitu (setidaknya sampai saat ini kangmoes belum menenmukannya) maka sebagian orang menyanggah pendapat mengenai ciri-ciri artikel diatas karena penulisa artikel bisa tergantung karena tujuan dituliskannya artikel. Tujuan penulisan artikel paling misalnya;
1. Tujuan Penugasan
Misalnya seorang siswa sekolah yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.
2. Tujuan Informasi
Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.
3. Tujuan Persuasi (membujuk)
Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.
4. Tujuan Entertainment
Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.
5. Tujuan Eksistensi
Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.
7. Tujuan Pemecahan masalah
Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Namun menurut kangmoes, batas-batas dari penulisan artikel bisa menjadi lebih luas lagi. Dengan kata lain, definisi artikel atau pengertian artikel bisa pula tergantung konteks keilmuan yang dihadapi oleh penulis artikel.
ARTIKEL MAHALNYA PENDIDIKAN
Mahalnya Pendidikan
November 14, 2008 by mas bejo
oleh: Nurin
Pendidikan…..satu hal yang amat penting untuk semua orang terutama untuk anak-anak penerus bangsa. Akan tetapi pendidikan menjadi barang yang amat mahal bagi anak-anak di negeri kita terutama bagi mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
Padahal, hal pertama yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana bangsa kita dapat memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas jika untuk mendapatkan pendidikan saja harus membayar dengan harga yang teramat mahal?. Jawabannya merupakan PR buat kita semua.
Potret buram bagi dunia pendidikan bangsa ini sudah terlalu jelas, guru-guru sejati seperti tokoh bu Mus dan pak Arfan yang di gambarkan dalam karyanya Andrea Hirata “Laskar Pelangi” sulit ditemukan bahkan hampir tidak dapat kita temukan lagi dalam kehidupan kita terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka siap membagi ilmunya jika mendapatkan imbalan yang sesuai. Sering kita lihat demo para guru yang melakukan mogok mengajar karna honor tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Mereka rela meninggalkan anak-anak murid mereka yang telah susah payah berjuang untuk datang ke sekolah demi mendapatkan pendidikan. Satu hari mereka tidak belajar sama dengan mengeringkan satu lautan ilmu bagi mereka.
Jika semua pendidik berjiwa honor lalu siapa yang akan membagi ilmu pada mereka-mereka anak bangsa yang hanya memiliki semangat belajar tanpa memiliki uang.
Sahabat…… marilah sama-sama kita membuat diri kita berarti, berarti untuk orang-orang disekitar kita. Bukankah Agama telah mengajarkan bahwa Manusia yang bermanfaat adalah mereka yang memiliki arti untuk sesamanya. Tidak ada yang lebih menyedihkan selain merasakan diri kita tak berarti buat siapapun bahkan untuk orang terdekat kita..
Kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan yang datang untuk diri kita sendiri tapi kebahagiaan sejati adalah ketika kita melihat orang lain tertawa bahagia dan menangis bahagia dengan apa yang telah kita perbuat.
Kebahagiaan tidak hanya dapat kita ukur dari materi, yakinlah bahwa sekecil apapun yang kita berikan bagi mereka akan berbuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kehidupan kita.
Sahabatku….kita mungkin tidak bisa menjadi guru yang hebat buat mereka tapi kita bisa menjadi guru bagi pribadi kita sendiri.
Mari bersama-sama kita tumbuhkan jiwa peduli pendidikan untuk semua anak bangsa demi terciptanya generasi-generasi negara yang berkualitas.
BERSAMA IKUT MENCERDASKAN BANGSA !
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA!!
SALAM PERJUANGAN!
nurin
November 14, 2008 by mas bejo
oleh: Nurin
Pendidikan…..satu hal yang amat penting untuk semua orang terutama untuk anak-anak penerus bangsa. Akan tetapi pendidikan menjadi barang yang amat mahal bagi anak-anak di negeri kita terutama bagi mereka yang berada dibawah garis kemiskinan.
Padahal, hal pertama yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana bangsa kita dapat memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas jika untuk mendapatkan pendidikan saja harus membayar dengan harga yang teramat mahal?. Jawabannya merupakan PR buat kita semua.
Potret buram bagi dunia pendidikan bangsa ini sudah terlalu jelas, guru-guru sejati seperti tokoh bu Mus dan pak Arfan yang di gambarkan dalam karyanya Andrea Hirata “Laskar Pelangi” sulit ditemukan bahkan hampir tidak dapat kita temukan lagi dalam kehidupan kita terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta. Mereka siap membagi ilmunya jika mendapatkan imbalan yang sesuai. Sering kita lihat demo para guru yang melakukan mogok mengajar karna honor tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Mereka rela meninggalkan anak-anak murid mereka yang telah susah payah berjuang untuk datang ke sekolah demi mendapatkan pendidikan. Satu hari mereka tidak belajar sama dengan mengeringkan satu lautan ilmu bagi mereka.
Jika semua pendidik berjiwa honor lalu siapa yang akan membagi ilmu pada mereka-mereka anak bangsa yang hanya memiliki semangat belajar tanpa memiliki uang.
Sahabat…… marilah sama-sama kita membuat diri kita berarti, berarti untuk orang-orang disekitar kita. Bukankah Agama telah mengajarkan bahwa Manusia yang bermanfaat adalah mereka yang memiliki arti untuk sesamanya. Tidak ada yang lebih menyedihkan selain merasakan diri kita tak berarti buat siapapun bahkan untuk orang terdekat kita..
Kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan yang datang untuk diri kita sendiri tapi kebahagiaan sejati adalah ketika kita melihat orang lain tertawa bahagia dan menangis bahagia dengan apa yang telah kita perbuat.
Kebahagiaan tidak hanya dapat kita ukur dari materi, yakinlah bahwa sekecil apapun yang kita berikan bagi mereka akan berbuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kehidupan kita.
Sahabatku….kita mungkin tidak bisa menjadi guru yang hebat buat mereka tapi kita bisa menjadi guru bagi pribadi kita sendiri.
Mari bersama-sama kita tumbuhkan jiwa peduli pendidikan untuk semua anak bangsa demi terciptanya generasi-generasi negara yang berkualitas.
BERSAMA IKUT MENCERDASKAN BANGSA !
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA!!
SALAM PERJUANGAN!
nurin
Sabtu, 09 April 2011
Kamis, 07 April 2011
penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
kBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media – media salah satunya dengan media audio visual.
Dengan menjadi fasilitator guru akan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para siswanya. Yaitu salah satunya dengan menggunakan media audio visual.
Untuk memperjelas penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara dan penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita dapat menggunakan/menerapkan media pembelajaran, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang di magsud dengan media,bagaimana ciri - ciri media, apa saja jenis media itu dan bagaimana memilih media pembelajaran yang baik, serta apa saja kelemahan dan kelebihan media yang akan kita gunakan.
2.1 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel (1996:8) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media dalam pembelajaran adalah :
a) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
b) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
c) Media proyeksi seperti slide, film stips, film (audio visual), dan OHP
d) Lingkungan sebagai media pembelajaran
2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Ramiszowski mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some transmitting source which may be a human being or inanimate object), to the receiver of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam pembeljaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni :
a) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
b) Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
c) Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
d) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
e) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
2.5 Kelemahan dan kelebihan media audio visual
1. Kelemahan
I. Sering dianggap sebagai hiburan TV
II. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif
III. Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV
IV. Dibandingkan dengan media lainnya, harganya relatif lebih mahal
V. Siswa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah terlewatkan
VI. Tidak mudah dibawa keman – mana, beberapa media pembelajaran audio visual yang memiliki ukuran besar, cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran audio visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa
VII. Membutuhkan listrik, Untuk media pembelajaran audio visual yang diputar atau diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
VIII. Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak, Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
2. Kelebihan
I. Menarik, Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual adalah, tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dengan animasi – animasi kartun tentang perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.
II. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat
III. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita
IV. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, documenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.
V. Bisa diperlambat dan diulang
VI. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang
VII. Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik
2.6 Langkah – langkah dalam penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
A. Perencanaan secara umum
1. Perencanaan dan kreativitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak berlawanan dalam pengembangan media. Yaitu:
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi yang efektif sekaligus menarik, maka kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
2. Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanna dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3. Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
• Untuk memotivasi. Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
• Untuk memberikan informasi. Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
• Untuk mengajarkan sesuatu. Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4. Mengembangkan Tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran yang efektif dan pengalaman belajar lainnya, haruslah diketahui secara khusus apa yang akan dipelajari. Kegunaan dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa yang harus dimuat dank ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
b. Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
c. Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5. Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kiya buat. Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatiakan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siawa yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6. Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjaka suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.
B. Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
1) Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media.
2) Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran.
3) Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa.
4) Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan.
5) Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.
Ketika kita akan mengajak siswa menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia setelah memenuhi 5 langkah persiapan diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
Beberapa alasan kenapa media audio visual lebih tepat dibandingkan media lainnya untuk membimbing siswa dalam pelajaran Sains yaitu karena :
a. Anak sekolah dasar masih dalam fase operasional kongkret dimana mereka harus melihat atau mengamati secara kongkret benda yang dipelajarinya agar mereka lebih melekat dalam ingatannya.
b. Kualitas video sangat variatif, dan tampilannya pun dapat menarik perhatian siswa.
c. Kita dapat mencari video di toko – toko VCD dan DVD dan dapat memilih sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Video/film yang di tampilkan dapat merangsang tidak hanya melalui suara saja atau gambar saja, tetapi melalui gambar dan suara sehingga siswa lebih menikmati dalam menyimak pelajaran.
e. Video juga dapat merangsang dan menumbuhkan daya imajinasi siswa.
f. Daya ingan siswa lebih lama melekat karena siswa tidak hanya mendengar tetapi mereka juga melihat peristiwanya.
g. Video dapat diperlambat, diulang, dipause, agar dalam menyimak lebih maksimal hasilnya.
Diharapkan dengan beberapa kelebihan media audio visual kita dapat meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam seluruh pembelajaran, baik mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, kewarganegaraan, bahkan matematikapun dapat kita gunakan media audio visual dalam menjelaskan.
C. Penjelasan dan penuangan materi dalam bentuk media audio visual
Kita dapat menampilkan kehidupan di alam dengan sebuah cerita kartun dalam bentuk Video yang sudah ada dan kita dapat membuat narasinya sebagai berikut :
Narasi video:
Dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup melakukan kegiatan, mereka saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya baik dengan makhluk hidup maupun lingkungan sekitarnya.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terdapat faktor yang mempengaruhinya, diantaranya cahaya, suhu, air, kelembaban, tanah, mineral dan keasaman yang disebut sebagai faktor abiotik. Sedangkan yang termasuk dalam faktor biotik yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan pengurai. Komponen-komponen tersebut dalam suatu ekosistem akan mengakibatkan adanya proses aksi interaksi.
Aksi interaksi adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Akibat aksi interaksi berbentuk aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan daur materi. Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Energi mengalir melalui produsen, konsumen, dekompuser dan akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
Dalam mempelajari aksi interaksi, terlebih dahulu kita perlu mengamati cara hubungan antara komponen biotik dengan seluruh sistem yang ada. Pertama, suatu organisme sebagai individu. Kedua, suatu organisme sebagai populasi dan ketiga organisme sebagai komunitas. Interaksi individu terlihat pada saat individu memperoleh makanannya, mempertahankan wilayah kekuasaannya dan berkembangbiak. Interaksi antara populasi menyebabkan terjadinya predasi, kompetisi, simbiosis dan netral. Sedangkan interaksi antara ekosistem melibatkan komponen Biotik dan abiotik. Adapun tingkat organisasi dalam kehidupan ulai dari individu populasi komunitas ekonsistem bioma biosfer.
Ditinjau dari cara memeproleh makannya, eksistem mempunyai dua komponen yaitu komponen autotrof dan heterotrof. Sedangkan secara fungsional komponen-komponen ekosistem meliputi rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring makanan dan daur biogeokimia serta produktivitas.
Kemudian Dilanjutkan dengan Video – video tentang rantai makanan, aliran energi, jaring – jaring makanan, piramida ekologi, suksesi, ekosistem, tentu saja semua ini di kemas dengan menarik oleh gambar, animasi, yang bergerak beraturan sehingga siswa tidak sedang merasa belajar tetapi menonton, Tentu juga isi video juga harus mengena dalam materi adapun narasi film/video materi pelajaran Sains/IPA tersebut yaitu:
1) Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan antara organisme dengan arah tertentu pada suatu ekosistem. Rantai makanan terdiri dari dua tipe. Pertama, rantai makanan perumput disebut sebagai produsen, kemudian dimakan konsumen tingkat I, kemudian konsumen tingkat II dan seterusnya. Kedua, rantai makanan detritus, awali dengan detritus dimakan oleh detrivor kemudian detrivor dimakan oleh karnivora. Setiap tingkatan akan memperoleh energi dari tingkatan sebelumnya.
2) Aliran Energi
Aliran energi yang masuk ke tubuh hewan bermula dari produsen dimakan konsumen tingkat I, kemudian dimakan konsumen tingkat II dan seterusnya. Tumbuhan sebagai produsen memiliki energi paling banyak, karena dapat melakukan proses fotosintesis langsung dengan matahari. Selanjutnya, energi pada tingkatan trofik selanjutnya akan semakin berkurang. Energi tersebut hanya 10% yang diserap oleh tubuh dan hanya 90% dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk ganas.
Energi matahari yang mencapai bumi sebenarnya merupakan kisaran sempit dalam spektrum radiasi elektromagnetik. Jadi, energi yang masuk ke dalam tumbuhan tidak secara langsung jadi, tetapi secara perlahan-lahan.
3) Jaring-jaring Makanan
Terjadinya aliran energi di dalam ekosistem akan terjadi jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, maka semakin kompleks pula aliran energi dalam aliran rantai makanan tersebut, sehingga mempengaruhi kestabilan ekosistem. Artinya, jika salah satu spesies hilang maka jaring-jaring makanan masih dapat berjalanan. Tetapi, jika jaring-jaring makanannya lebih sederhana dan spesiesnya hilang maka ekosistemnya akan terganggu.
4) Piramida Ekologi
Piramida ekologi menggambarkan tingkatan/kedudukan spesies pada suatu ekosistem. Biasanya produsen yang menempati tingkat trofik. Pertama, memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Jika digambarkan akan berbentuk piramida yang ujungnya semakin meruncing. Kedua, piramida ekologi terbagi menjadi tiga yaitu piramida jumlah individu, piramida biomasa dan piramida energi.
6) Suksesi
Suksesi merupakan suatu proses pergantian spesies dalam suatu komunitas. Urutan perubahan komunitas teratur/terarah dari waktu ke waktu dalam daerah yang sama. Suksesi terbagi menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu habitat/daerah yang menyebabkan komunitas asal rusak atau hilang total, sehingga terus tumbuh habitat dan membentuk komunitas baru. Sedangkan suksesi sekunder yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu daerah yang tidak menyebabkan komunitas asal rusak sehingga tidak tumbuh habitat/komunitas baru.
7) Tipe-tipe Ekosistem
Biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme, yang terdiri dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi. Secara garis besar, ekosistem terbagi menjadi tipe-tipe yaitu ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan yang telah kami paparkan maka dapat kami simpulkan bahwa media audio visual paling baik dan paling tepat diantara media – media lainnya untuk membimbing dan meningkatkan prestasi siswa untuk dapat menyimak dalam seluruh pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui media – media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang akan kita samopaikan, salah satunya adalah media audio visual. Kita juga tidak hanya mengetahuinya tapi kita juga harus bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.
Lampiran gambar
(Gambar 1.1) hardware audio visual
(Gambar 1.2) software audio visual berupa VCD
(Gambar 1.3) software audio visual berupa DVD
(Gambar 1.4) software audio visual berupa VCD
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media – media salah satunya dengan media audio visual.
Dengan menjadi fasilitator guru akan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi para siswanya. Yaitu salah satunya dengan menggunakan media audio visual.
Untuk memperjelas penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains, maka penulis akan membahasnya lebih mendalam pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara dan penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita dapat menggunakan/menerapkan media pembelajaran, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang di magsud dengan media,bagaimana ciri - ciri media, apa saja jenis media itu dan bagaimana memilih media pembelajaran yang baik, serta apa saja kelemahan dan kelebihan media yang akan kita gunakan.
2.1 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jadi dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel (1996:8) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media dalam pembelajaran adalah :
a) Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
b) Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
c) Media proyeksi seperti slide, film stips, film (audio visual), dan OHP
d) Lingkungan sebagai media pembelajaran
2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Ramiszowski mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some transmitting source which may be a human being or inanimate object), to the receiver of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam pembeljaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut wilkinson, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni :
a) Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
b) Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
c) Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
d) Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
e) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
2.5 Kelemahan dan kelebihan media audio visual
1. Kelemahan
I. Sering dianggap sebagai hiburan TV
II. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif
III. Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV
IV. Dibandingkan dengan media lainnya, harganya relatif lebih mahal
V. Siswa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah terlewatkan
VI. Tidak mudah dibawa keman – mana, beberapa media pembelajaran audio visual yang memiliki ukuran besar, cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran audio visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa
VII. Membutuhkan listrik, Untuk media pembelajaran audio visual yang diputar atau diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
VIII. Apabila dipakai oleh murid-murid, kemungkinan cepat rusak, Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
2. Kelebihan
I. Menarik, Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual adalah, tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dengan animasi – animasi kartun tentang perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.
II. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat
III. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita
IV. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, documenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.
V. Bisa diperlambat dan diulang
VI. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang
VII. Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik
2.6 Langkah – langkah dalam penerapan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam menyimak materi pelajaran khususnya pada mata pelajaran Sains
A. Perencanaan secara umum
1. Perencanaan dan kreativitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak berlawanan dalam pengembangan media. Yaitu:
Pertama menghendaki prosedur perencanaan yang terstruktur yang membutuhkan pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap keutuhan pesan.
Kedua menghendaki alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berfikir kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi yang efektif sekaligus menarik, maka kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
2. Mulai dengan Ide
Kita dapat mulai membuat perencanna dengan ide yang muncul dalam benak kita.Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan keterampilan dari hanya sekedar pengetehuan dan perubahan sikap.
3. Memotivasi, Memberi Informasi atau Mengajarkan Sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media yang kita buat bertujuan memotivasi, member informasi atau mengajarkan sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan media dengan penekanan pada masing-masing aspek:
• Untuk memotivasi. Teknik dramatis dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang diinginkan adalah untuk mendorong minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan pencariaan tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
• Untuk memberikan informasi. Media pembelajaran lebih banyak digunakan untuk presentasi sebelum pelajaran dimulai. Isi dan bentuk presentasi bersifat umum, merupakn pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga menggunakan teknik dramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik perhatian.
• Untuk mengajarkan sesuatu. Selain mempresentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengan media yang sedang dipresentasika. Materi pembelajaran harus didisain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dalam rangka mengefektifkan pembelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar media tersebut tetap menyenangkan dan memberikan pengalaman yang mengasyikkan.
4. Mengembangkan Tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran yang efektif dan pengalaman belajar lainnya, haruslah diketahui secara khusus apa yang akan dipelajari. Kegunaan dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa yang harus dimuat dank ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Kognitif- berhubungan dengan pengetahuan dan informasi.
b. Afektif – berhubungan dengan sikap, apresiasi dan nilai.
c. Psikomotor – berhubungan dengan keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran yang harus diberikan, perumusan tujuan berguna pula sebagai acuan membuat tes agar apa yang telah dirumusakan dapat diukur dengan tepat.
5. Mempertimbamgkan Audience
Karakteristik siswa atau audience, yaitu mereka yang akan melihat, menggunakan dan belajar dari media yang kita buat, tidak dapat dipisahkan dari perumusan tujuan yang kiya buat. Karakteristik audience seperti usia, tingkat pendidikan, pengetahuan terhadap subyek, keterampilan, sikap, konteks budaya, perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatiakan dalam membuat tujuan dan topik bahasan. Perimbangan tentang audience ini merupakan hal yang dominan manakala kita mempertimbangkan kompleksitas ide, topik, kosakata, contoh-contoh dan tingkat partisipasi siawa yang di harapkan. Karena daya tangkap siswa berbeda – beda ada yang audiktif (cenderung lebih senang mendengarkan suara) dan ada yang lebih cepat dengan melihat gambar/tampilan sesuatu.
6. Membuat dan memilih video/film/slide dalam sebuah team
Mengerjaka suatu media pembelajaran bersama-sama adalah ide yang sengat baik. Kita dapat berbagai ide, kreativitas, dan keahlian lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif, dan menarik. Misalnya, dalam pembuatan media audio audio visual, satu kelompok pembuat media dapat terdiri dari ahli disain gambar, ahli efek suara, ahli materi dan ahli penggabungan film.
B. Perencanaan Teknis
Sebelum dapat megguanakan media audio visual dengan baik dan tepat guna, tentu banyak persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
1) Mempersiapkan ruangan yang tertutup sehingga cahaya yang masuk tidak terlalu mengganggu pemutaran media.
2) Mempersiapkan software dan hardware yang akan digunakan dalam menunjang proses pembelajaran.
3) Pastikan software (VCD/DVD) yang digunakan dalam menjelaskan materi, sesuai dan cocok untuk disimak oleh siswa.
4) Guru mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang berkaitan dengan video dan film yang ditampilkan.
5) Sebelum memulai pastikan juga posisi duduk siswa dalam menyimak/menonton Film/video haruslah nyaman, agar siswa tidak ribut dan menyimak dengan baik.
Ketika kita akan mengajak siswa menyimak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia setelah memenuhi 5 langkah persiapan diatas, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu, memulai pembelajaran dengan menyampaikan topik yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan teknis pembelajaran hari ini. Kemudian kita memutarkan video dan mengarahkan siswa untuk menyimak.
Beberapa alasan kenapa media audio visual lebih tepat dibandingkan media lainnya untuk membimbing siswa dalam pelajaran Sains yaitu karena :
a. Anak sekolah dasar masih dalam fase operasional kongkret dimana mereka harus melihat atau mengamati secara kongkret benda yang dipelajarinya agar mereka lebih melekat dalam ingatannya.
b. Kualitas video sangat variatif, dan tampilannya pun dapat menarik perhatian siswa.
c. Kita dapat mencari video di toko – toko VCD dan DVD dan dapat memilih sesuai kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Video/film yang di tampilkan dapat merangsang tidak hanya melalui suara saja atau gambar saja, tetapi melalui gambar dan suara sehingga siswa lebih menikmati dalam menyimak pelajaran.
e. Video juga dapat merangsang dan menumbuhkan daya imajinasi siswa.
f. Daya ingan siswa lebih lama melekat karena siswa tidak hanya mendengar tetapi mereka juga melihat peristiwanya.
g. Video dapat diperlambat, diulang, dipause, agar dalam menyimak lebih maksimal hasilnya.
Diharapkan dengan beberapa kelebihan media audio visual kita dapat meningkatkan pemahaman dan daya tangkap siswa dalam seluruh pembelajaran, baik mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa, kewarganegaraan, bahkan matematikapun dapat kita gunakan media audio visual dalam menjelaskan.
C. Penjelasan dan penuangan materi dalam bentuk media audio visual
Kita dapat menampilkan kehidupan di alam dengan sebuah cerita kartun dalam bentuk Video yang sudah ada dan kita dapat membuat narasinya sebagai berikut :
Narasi video:
Dalam kehidupan sehari-hari makhluk hidup melakukan kegiatan, mereka saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya baik dengan makhluk hidup maupun lingkungan sekitarnya.
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu ekosistem. Dalam suatu ekosistem terdapat faktor yang mempengaruhinya, diantaranya cahaya, suhu, air, kelembaban, tanah, mineral dan keasaman yang disebut sebagai faktor abiotik. Sedangkan yang termasuk dalam faktor biotik yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan pengurai. Komponen-komponen tersebut dalam suatu ekosistem akan mengakibatkan adanya proses aksi interaksi.
Aksi interaksi adalah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Akibat aksi interaksi berbentuk aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan dan daur materi. Matahari merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Energi mengalir melalui produsen, konsumen, dekompuser dan akhirnya dilepaskan ke lingkungan.
Dalam mempelajari aksi interaksi, terlebih dahulu kita perlu mengamati cara hubungan antara komponen biotik dengan seluruh sistem yang ada. Pertama, suatu organisme sebagai individu. Kedua, suatu organisme sebagai populasi dan ketiga organisme sebagai komunitas. Interaksi individu terlihat pada saat individu memperoleh makanannya, mempertahankan wilayah kekuasaannya dan berkembangbiak. Interaksi antara populasi menyebabkan terjadinya predasi, kompetisi, simbiosis dan netral. Sedangkan interaksi antara ekosistem melibatkan komponen Biotik dan abiotik. Adapun tingkat organisasi dalam kehidupan ulai dari individu populasi komunitas ekonsistem bioma biosfer.
Ditinjau dari cara memeproleh makannya, eksistem mempunyai dua komponen yaitu komponen autotrof dan heterotrof. Sedangkan secara fungsional komponen-komponen ekosistem meliputi rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring makanan dan daur biogeokimia serta produktivitas.
Kemudian Dilanjutkan dengan Video – video tentang rantai makanan, aliran energi, jaring – jaring makanan, piramida ekologi, suksesi, ekosistem, tentu saja semua ini di kemas dengan menarik oleh gambar, animasi, yang bergerak beraturan sehingga siswa tidak sedang merasa belajar tetapi menonton, Tentu juga isi video juga harus mengena dalam materi adapun narasi film/video materi pelajaran Sains/IPA tersebut yaitu:
1) Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan antara organisme dengan arah tertentu pada suatu ekosistem. Rantai makanan terdiri dari dua tipe. Pertama, rantai makanan perumput disebut sebagai produsen, kemudian dimakan konsumen tingkat I, kemudian konsumen tingkat II dan seterusnya. Kedua, rantai makanan detritus, awali dengan detritus dimakan oleh detrivor kemudian detrivor dimakan oleh karnivora. Setiap tingkatan akan memperoleh energi dari tingkatan sebelumnya.
2) Aliran Energi
Aliran energi yang masuk ke tubuh hewan bermula dari produsen dimakan konsumen tingkat I, kemudian dimakan konsumen tingkat II dan seterusnya. Tumbuhan sebagai produsen memiliki energi paling banyak, karena dapat melakukan proses fotosintesis langsung dengan matahari. Selanjutnya, energi pada tingkatan trofik selanjutnya akan semakin berkurang. Energi tersebut hanya 10% yang diserap oleh tubuh dan hanya 90% dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk ganas.
Energi matahari yang mencapai bumi sebenarnya merupakan kisaran sempit dalam spektrum radiasi elektromagnetik. Jadi, energi yang masuk ke dalam tumbuhan tidak secara langsung jadi, tetapi secara perlahan-lahan.
3) Jaring-jaring Makanan
Terjadinya aliran energi di dalam ekosistem akan terjadi jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan gabungan dari beberapa rantai makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, maka semakin kompleks pula aliran energi dalam aliran rantai makanan tersebut, sehingga mempengaruhi kestabilan ekosistem. Artinya, jika salah satu spesies hilang maka jaring-jaring makanan masih dapat berjalanan. Tetapi, jika jaring-jaring makanannya lebih sederhana dan spesiesnya hilang maka ekosistemnya akan terganggu.
4) Piramida Ekologi
Piramida ekologi menggambarkan tingkatan/kedudukan spesies pada suatu ekosistem. Biasanya produsen yang menempati tingkat trofik. Pertama, memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konsumen II, konsumen III dan seterusnya. Jika digambarkan akan berbentuk piramida yang ujungnya semakin meruncing. Kedua, piramida ekologi terbagi menjadi tiga yaitu piramida jumlah individu, piramida biomasa dan piramida energi.
6) Suksesi
Suksesi merupakan suatu proses pergantian spesies dalam suatu komunitas. Urutan perubahan komunitas teratur/terarah dari waktu ke waktu dalam daerah yang sama. Suksesi terbagi menjadi dua, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
Suksesi primer yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu habitat/daerah yang menyebabkan komunitas asal rusak atau hilang total, sehingga terus tumbuh habitat dan membentuk komunitas baru. Sedangkan suksesi sekunder yaitu apabila terjadi gangguan alam pada suatu daerah yang tidak menyebabkan komunitas asal rusak sehingga tidak tumbuh habitat/komunitas baru.
7) Tipe-tipe Ekosistem
Biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme, yang terdiri dari berbagai ekosistem yang saling berinteraksi. Secara garis besar, ekosistem terbagi menjadi tipe-tipe yaitu ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan yang telah kami paparkan maka dapat kami simpulkan bahwa media audio visual paling baik dan paling tepat diantara media – media lainnya untuk membimbing dan meningkatkan prestasi siswa untuk dapat menyimak dalam seluruh pembelajaran, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya kita mengetahui media – media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang akan kita samopaikan, salah satunya adalah media audio visual. Kita juga tidak hanya mengetahuinya tapi kita juga harus bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.
Lampiran gambar
(Gambar 1.1) hardware audio visual
(Gambar 1.2) software audio visual berupa VCD
(Gambar 1.3) software audio visual berupa DVD
(Gambar 1.4) software audio visual berupa VCD
MAKALAH IPA KLASIFIKASI TUMBUHAN
KLASIFIKASI TUMBUHAN
OLEH :
1. I PUTU SUTRISNA ( 0811031367 )
2. YUDI AGUSTIANA ( 0811031322 )
3. NI PT SARI KARYANINGSIH ( 0811031364 )
4. DWI DIANI ( 0811031400 )
5. NI PUTU SUDIARTI ( 0811031401 )
6. GELLYNA PRAVITAYANI ( 0811031444 )
KELAS : O
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2008/2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “KLASIFIKASI TUMBUHAN“
Makalah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas presentasi matakuliah Konsep Dasar IPA I.
Makalah ini menganalisis tentang apa yang dimagsud dengan klasifikasi dan peranannya untuk kehidupan manusia. Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tuli ini,
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cemagi, 10 April 2009.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar……………………………………………………………. i
2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii
3. BAB I Pendahuluan…………..…….……………………………………. 1
Latar belakang…………………………………………………………1
Rumusan masalah……………………………………………………..2
4. BAB II Pembahasan………..…………………………………………….. 3
Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3
Dasar Klasifikasi Tumbuhan………………………...……………….. 4
Tumbuhan lumut / Bryophyta……………..………………………….. 8
Alga / Ganggang ……………………...……………………………...10
Tumbuhan paku / Pteridophyta ………...……………………………..16
Tumbuhan biji / Spermatophyta…...…………………………………..18
Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)……………………………….22
Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil) ……………..……………………26
Metoda Untuk menjelaskan pada anak didik……….………………….29
5. BAB III Penutup………………....………………………...……………………30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok,garpu,gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu klasifikasi ?
1.2.2 Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
1.2.3 Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
1.2.4 Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan?
1.2.5 Bagaimankah cara mengajarkan klasifikasi tumbuhan pada siswa SD?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan klasifikasi
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
1.3.3 untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi.
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan / takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
5. Perbedaan tujuan klasifikasi
3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi , sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan / penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit, parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi makhluk hidup yaitu:
4
I. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
II. Organ perkembangbiakan
III. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.
IV. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.
V. Dari morfologi(struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai berikut :
I. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
II. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut marga (Genus).
III. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut suku (familia).
IV. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut bangsa (ordo).
V. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelas (classis).
VI. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut phylum (division).
VII. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan Animalia.
Menurut para ahli , ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir . jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi.
Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut :
1. Tersusun atas sel – sel eukariotik.
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).
3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
6
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
Lumut Hati / Hepaticae
Bryophyta Lumut sejati / Musci
Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
Ganggang Hijau / Chlorophyta
Ganggang Pirang / Chrysophyta
Ganggang Ganggang Cokelat / Phaeophyta
Ganggang Merah / Rhodophyta
Plantae Psilotophyta
Pteridophyta Licophyta
Sphetophyta
Pterophyta
Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
T. biji tertutup / Angiospermae.
7
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.
Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
8
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
9
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a.Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
10
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan ganggang hijau.
1. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
11
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
12
2. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
13
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
14
4. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.
c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
15
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.
16
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
17
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa cirri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
18
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada belinjo).
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
19
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
20
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
21
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Tabel Perbedaan antara Gimnospermae dan Angiospermae
No Bagian tubuh Gimnospermae Angiospermae
1 Alat reproduksi Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina Berupa bunga dengan benang sari dan putik. Benang sari dan putik ada yang terdapat dalam satu bunga.
2 Ikatan pembuluh Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakheida dan floem tidak disertai sel pengiring. Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakea dan floem disertai sel panjang
3 Bakal biji Tidak terlindung oleh daun buah. Terlindung oleh daun buah
4 Pembuahan Tunggal Ganda
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
23
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji.
Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium, kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
24
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
25
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.
Ciri-ciri lain tumbuhan dikotil antara lain sebagai berikut:
a. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
b. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
c. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
d. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
e. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
26
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
27
j. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
28
2.5 Cara / metoda yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang Klasifikasi
Pada usia anak Sekolah Dasar yaitu pada umur 7 – 11 tahun menurtut Piaget adalah periode operasional konkret dimana mereka dalam belajar harus melihat , mengamati, memegang sesuatu yang mereka pelajari agar materi pelajaran terserap dengan optimal. Karena itu kami mengajarkan klasifikasi melalui pengenalan langsung pada alam pengenalannyapun bertahap dari yang lebih sederhana ke materi yang lebih rumit. Setelah pengenalan kami akan menugaskan siswa untuk mencari masing – masing contoh klasifikasi tumbuhan yang telah di jelaska. Kami juga menggunakan media tabel dan gambar seperti berikut :
Tumbuhan dikotil dan monokotil Hutan terdiri dari berbagai tumbuhan
Ganggang hijau 29 Ganggang merah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme .
3.1.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukan klasifikasi.
3.2.2 Bagi calon guru kita harus mengajarkan dasar / kriteria yang benar dalam klasifikasi agar memperoleh hasil yang benar .
30
Daftar Pustaka
Tim Penyusun.2002.PR Biologi Kelas I SLTP. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.
www.google.co.id
OLEH :
1. I PUTU SUTRISNA ( 0811031367 )
2. YUDI AGUSTIANA ( 0811031322 )
3. NI PT SARI KARYANINGSIH ( 0811031364 )
4. DWI DIANI ( 0811031400 )
5. NI PUTU SUDIARTI ( 0811031401 )
6. GELLYNA PRAVITAYANI ( 0811031444 )
KELAS : O
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
JURUSAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2008/2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa , dan atas segala Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “KLASIFIKASI TUMBUHAN“
Makalah ini disusun disusun dalam rangka memenuhi tugas presentasi matakuliah Konsep Dasar IPA I.
Makalah ini menganalisis tentang apa yang dimagsud dengan klasifikasi dan peranannya untuk kehidupan manusia. Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk yang kompleks sehingga dengan mudah diterima oleh masyarakat.Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini penulis dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak, Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tuli ini,
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Cemagi, 10 April 2009.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar……………………………………………………………. i
2. Daftar Isi………………………………………………………………… ii
3. BAB I Pendahuluan…………..…….……………………………………. 1
Latar belakang…………………………………………………………1
Rumusan masalah……………………………………………………..2
4. BAB II Pembahasan………..…………………………………………….. 3
Pengertian Klasifikasi…………………………………..…………….. 3
Dasar Klasifikasi Tumbuhan………………………...……………….. 4
Tumbuhan lumut / Bryophyta……………..………………………….. 8
Alga / Ganggang ……………………...……………………………...10
Tumbuhan paku / Pteridophyta ………...……………………………..16
Tumbuhan biji / Spermatophyta…...…………………………………..18
Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)……………………………….22
Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil) ……………..……………………26
Metoda Untuk menjelaskan pada anak didik……….………………….29
5. BAB III Penutup………………....………………………...……………………30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan – pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat – alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok,garpu,gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing – masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa itu klasifikasi ?
1.2.2 Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
1.2.3 Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
1.2.4 Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan?
1.2.5 Bagaimankah cara mengajarkan klasifikasi tumbuhan pada siswa SD?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan klasifikasi
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
1.3.3 untuk mengetahui tentang klasifikasi tumbahan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi.
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan / takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
5. Perbedaan tujuan klasifikasi
3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan para ahli yaitu :
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi , sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan / penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit, parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi makhluk hidup yaitu:
4
I. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
II. Organ perkembangbiakan
III. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat, menjalar.
IV. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.
V. Dari morfologi(struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke dalam satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai berikut :
I. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
II. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut marga (Genus).
III. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut suku (familia).
IV. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut bangsa (ordo).
V. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelas (classis).
VI. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut phylum (division).
VII. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan Animalia.
Menurut para ahli , ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir . jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi.
Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut :
1. Tersusun atas sel – sel eukariotik.
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).
3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu :
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
6
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
Lumut Hati / Hepaticae
Bryophyta Lumut sejati / Musci
Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
Ganggang Hijau / Chlorophyta
Ganggang Pirang / Chrysophyta
Ganggang Ganggang Cokelat / Phaeophyta
Ganggang Merah / Rhodophyta
Plantae Psilotophyta
Pteridophyta Licophyta
Sphetophyta
Pterophyta
Spermatophyta T. biji terbuka / Gymnospermae.
T. biji tertutup / Angiospermae.
7
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit.
Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
8
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
9
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas: a.Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
10
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi bebrapa kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan ganggang hijau.
1. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
11
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
12
2. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
13
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
14
4. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.
c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
15
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.
16
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
17
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa cirri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
18
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya pada belinjo).
Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
19
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
20
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.
B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati.
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
21
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Tabel Perbedaan antara Gimnospermae dan Angiospermae
No Bagian tubuh Gimnospermae Angiospermae
1 Alat reproduksi Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina Berupa bunga dengan benang sari dan putik. Benang sari dan putik ada yang terdapat dalam satu bunga.
2 Ikatan pembuluh Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakheida dan floem tidak disertai sel pengiring. Terdapat xylem dan floem. Xylem berupa trakea dan floem disertai sel panjang
3 Bakal biji Tidak terlindung oleh daun buah. Terlindung oleh daun buah
4 Pembuahan Tunggal Ganda
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:
23
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji.
Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium, kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan palem raja.
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
24
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
25
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.
Ciri-ciri lain tumbuhan dikotil antara lain sebagai berikut:
a. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
b. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
c. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
d. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
e. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
26
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
27
j. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang. Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik. Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang menpunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.
28
2.5 Cara / metoda yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang Klasifikasi
Pada usia anak Sekolah Dasar yaitu pada umur 7 – 11 tahun menurtut Piaget adalah periode operasional konkret dimana mereka dalam belajar harus melihat , mengamati, memegang sesuatu yang mereka pelajari agar materi pelajaran terserap dengan optimal. Karena itu kami mengajarkan klasifikasi melalui pengenalan langsung pada alam pengenalannyapun bertahap dari yang lebih sederhana ke materi yang lebih rumit. Setelah pengenalan kami akan menugaskan siswa untuk mencari masing – masing contoh klasifikasi tumbuhan yang telah di jelaska. Kami juga menggunakan media tabel dan gambar seperti berikut :
Tumbuhan dikotil dan monokotil Hutan terdiri dari berbagai tumbuhan
Ganggang hijau 29 Ganggang merah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme .
3.1.2 Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukan klasifikasi.
3.2.2 Bagi calon guru kita harus mengajarkan dasar / kriteria yang benar dalam klasifikasi agar memperoleh hasil yang benar .
30
Daftar Pustaka
Tim Penyusun.2002.PR Biologi Kelas I SLTP. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.
www.google.co.id
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PESERTA DIDIK
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang pendidikan melahirkan konsep seperti pengertian pendidikan yang dipakai di Indonesia seharusnya Ilmu pendidikan bukan pendidikan dalam arti umum pendidikan sebab tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percayadiri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja dan kreatif.
Dalam membentuk manusia seutuhnya seoarang guru diharapkan mampu mengetahui perkembangan anak didiknya sehingga dapat menentukan metode pembelajaran apa yang tepat digunakan agar tertuju pada sasaran pendidikan. Untuk itu, dalam kesempatan ini, akan dibahas Landasan Psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi belajar, dan implikasi konsep pendidikan
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas antara lain :
1.2.1 Apasajakah teori atau pendekatan yang ada dalam perkembangan ?
1.2.2 Apakah definisi dari belajar, dan apasajakah prinsip-prinsip dalam belajar ?
1.2.3 Apakah definisi dari psikologi social ?
1.2.4 Bagaaimanakah implikasi belajar terhadap kosep pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa, adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu, jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Jiwa balita baru berkembang sedikit sekali sejajar dengan tubuhnya yang juga masih berkemampuan sederhana sekali. Makin besar anak itu makin berkembang pula jiwanya, dengan melalui tahap-tahap tertentu akhirnya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, pnya wakyu banyak untuk belajar, belum berumah tangga, belum bekerja, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Masa belajar ini bertingkat-tingkat sejalan dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
2.2 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: ( Nana Syaodih 1998 )
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki cirri-ciri khusus yang berbeda dengan cirri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan differensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-oramg membuat kelompok-kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan-kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, agama, status social ekonomi, dan sebagainya.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan.
Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai factor yang diperhitungkan dalam penyusunan tahap-tahap perkembangan. Sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang factor tertentu saja sebagai dasar penyusunan tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erickson.
Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut:
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi. Pada masa ini, si bayi sebagian besar memanfaatkan hidupnya untuk tidur, memamdang, mendengarkan, kemudian belajar merangkak dan berbicara.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak. Pada masa ini anak sudah mulai bisa berjalan menyebut beberapa nama, pengamatan yang mula-mula global, kini sudah mulai bisa melihat struktur, permainan-permainan mereka bersifat fantasi, masih suka menghayal, sebab belum sadar akan lingkungannya.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng. Anak-anak pada masa ini mulai sadar akan dirinya sebagai seorang yang mempunyai kedudukan tersendiri seperti halnya dengan orang lain.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe ( nama seorang petualang ). Dalam masa ini mulai berkembang pemikiran kritis, nafsu persaingan, minat-minat dan bakat.
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan. Misalnya anak-anak ini mulai tertuju kedalam dirinya sendiri,mereka mulai belajar bersolek, suka menyendiri,melamun, dan segan olahraga.
6. Umur 14-18 tahu disebut masa puber. Mereka kini mulai sadar akan pribadinya sebagai seorang yang bertanggung jawab.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen. Anak-anak pada masa ini mulai menemui keseimbangan, mereka sudah punya rencana hidup tertentu dengan nilai-nilai yang sudah dipastikan.
8. Umur 21 tahun keatas disebut masa dewasa. Pada masa ini remaja mulai insaf bahwa pekerjaan manusia tidak mudah dan selalu ada cacatnya. Mereka mulaihati-hati.
Psikologi perkembangan menurut Rouseau. Dia membagi masa perkembangan anak atas empat tahap, yaitu:
1. Masa bayi dari 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitive.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun pertumbuhan seksual menonjol, social, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.
Sementara itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut: (Nana Syaodih,1998)
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan masa sebagai manusia pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masaadolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut: (Mulyani, 1998)
1. Tugas masa perkembangan masa kanak-kanak.
Pada masa ini, anak akan mulai belajar berkata, makan makanan padat, berjalan dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan pada masa anak.
Belajar ketrampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, blajar bergaul secara rukun dll.
3. Tugas perkembangan masa remaja.
4. Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran social yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif.
5. Tugas perkembangan masa dewasa awal.
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya anak, belajar membimbing,dan merawat anak, mengendalikan rumah tangga, melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan, belajar bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.
6. Tugas perkembangan orang tua.
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pension, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, menjalin hubungan dengan klub lanjut usia, memenuhi kewajiban social sebagai warga Negara yang baik, dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas-tugas yang harus dijalankan atau diselesaikan oleh setiap individu sepanjang hidupnya seperti tertera diatas, memberi kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk:
1. Menentukan arah pendidikan
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangannya itu.
2.3 Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut:
1. Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2. Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3. Penguatan, respons yang bemar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
4. Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5. Tersedia pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6. Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.
7. Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8. Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh factor-faktor dalam pengajaran.
2.4 Psikologi Sosial
Psikologi social adalah psikologi yang mempelajari psikologi sesesorang dimasyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu social untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981). Dengan demikian, psikologi ini akan mencoba melihat keterkaitan masyarakat dengan kondisis psikologi kehidupan individu.
Kecenderungan manusia untuk bersahabat sudah dimulai sejak
permulaan dia hidup yaitu sejak masih bayi. Hampir semua bayi merespons secara positif terhadap satu atau lebih orang dewasa. Lebih lanjut hamper semua orang tua saying terhadap anak-anaknya, mereka selalau ingin dekat engan anak-anaknya. Karena anak-anak juga semakin dekat dengan orang tuanya. Inilah yang membuat terjadinya persahabatan atau keakraban.
Berkembangnya kasih saying ini disebabakan oleh dua hal yaitu, (Freedman,1981)
1. Karena pembawaan atau genetika. Pembawaan kasih saying ini sebagai perangkat yang penting untuk mempertahankan hidup sang bayi
2. Karena belajar. Mereka belajar semua aturan berprilaku. Anak-anak cinta pada orang tua, sebab orang tua memberi ,makan memberi kehangatan. Sebaliknya orang tua cinta pada anak sebab anak memberi kebahagiaan kepada orang tua.
Inilah sarian penting mengenai tentang konsep-konsep dalam psikologi:
1. Pembentukan kesan pertama ditentukan oleh:
a. Kepribadian orang yang diamati
b. Prilaku orang tersebut.
c. Latar belakang situasi waktu mengamati.
2. Persepsi sediri bersumber dari prilaku kita yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan, serta banyak dipengaruhi oleh sikap dan perasaan.
3. Sikap muncul bisa secara alami dan dapat juga dengan pengkondisisan serta dengan mempelajari sikap para tokoh .
4. Motivasi ditentukan oleh factor-faktor:
a. Minat dan kebutuhan individu.
b. Persepsi terhadap tugas yang menantang
c. Harapan sukses.
5. Keintiman hubungan yang disebut penetrasi social akan terjadi manakala prilaku anatarpribadi diikuti oleh perasaan subjektif.
6. Prilaku agresif disebabakan oleh:
a. Watak berkelahi.
b. Gangguan dari pihak lain .
c. Putus asa
Jenis-jenis perilaku agresif adalah:
a. Agresif anti social, seperti memaki-maki.
b. Agresif prososial, seperti menembak teroris.
c. Agresif sanksi, seperti menampar orang yang melecehkannya.
7. Altruisme adalah hasil kasih saying yang tidak mengharapkan balasan .
8. Kesepakatan atau kepatuhan memudahkan proses pembinaan dalam suatu kelompok
9. Ada sejumlah perbedaan kemampuan dan sifat antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Perbedaan ini disamping bersifat alami, juga kerena pengalaman dan pendiddikan.
10. Peranan pemimpin cukup menentukan keberhasilan tugas-tugas kelompok.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi motivasi adalah dengan program intervensi salama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk :
1. Memperbanyak ragam fasilitas di TK.
2. Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a. Memberi kesepatan untuk mengembangkan ketrampilan.
b. Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil.
c. Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
d. Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
e. Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar. Kesaksian orang tua ini bisa menambah semangat anak-anak belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Bagi pendidik di sekola, baik intervensi pada umur-umur muda maupun melayani motivasi berprestasi pada anak-anak yang lebih tua perlu dilakukan pada setiap saat. Sebab motivasi ini merupakan modal pertama bagi anak-anak untuk gemar belajar.
Disamping metode tersebut diatas, masih ada cara untuk membangun motivasi. Cara-cara yang dimaksud adalah:
1. Memberi kepuasan terhadap kebutuhan kebutuhan yang dituntut,
2. Memberikan tugas-tugas yang menantang.
3. Mengembangkan kesadaran control dari dalam. Anak-anak yang mempunyai keyakinan kuat bahwa ia dapat mengontrol diri sendiri tampak lebih gigih berusaha, mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki lingkungan, menghargai penguatan prestasi baik dalam kesuksesan maupun dalam kegagalan, dan menolak upaya-upaya orang untuk mempengaruhi dirinya.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi maupun kesiapan afaksi atau motivasi, kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup,dan mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar. Ibarat proses mekarnya bunga, pendiduk tidak boleh memaksa kelopak-kelopak bunga agar segera mekar, melainkan harus menunggu dengan sabar sambil rajin memberi pupuk, menyirami, dan memindahkan dan atau menutupi dari sengatan sinar matahari yang terik. Biarkanlah mereka berkembang secara wajar, sesuai dengan kodratnya.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, kemampuan sendiri , dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki.. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok , yaitu
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hamper tidak dapat diubah, misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, cinta kasih, dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum. Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemamapuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya. Kepribadian bersumber dan watak, kemampuan umum dan khusus, pengaruh lingkungan, dan proses belajar, serta pengaruh latar belakang kehidupan.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa bayi bayi dan kanak-kanak
Sesudah mengetahui kelima perlengkapan subjek didik, maka dapat dibayangkan betapa banyaknya macam subjek yang harus dihadapi oleh pendidik. Perlu diketahui bahwa hamper tidak ada manusia yang mempunyai watak yang sama, begitu pula dengan kemampuan umum dan khusus tidak ada yang persis sama, beberapa diantara mereka ada yang dibina dalam pendidikan khusus adalah karena ada kesamaan saja. Begitu pula halnya dengan kepribadian dan latar belakang juga tidak ada yang persis sama antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa pendidikan akan menghadapi banyak sekali ragam subjek, yang hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada yang persis sama satu dengan yang lain. Itulah sebabnya dalam pendidikan sering disebut bahwa subjek didik adalah unik.
Walaupun setiap individu dikatakan unik, namun aspek-aspek individu mereka adalah sama, sebab aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Pendapat mereka tentang struktur jiwa manusia pada umumnya ada kesamaan satu dengan yang lain. Mereka membagi jiwa itu menjadi tiga fungsi yaitu afektif, kognisi, dan psikomotor. Namun ada juga yang membagi afeksi menjadi dua yaitu perasaan dan kemauan, sehingga terdapat empat fungsi jiwa yaitu perasaan, kemauan, fikiran, dan ketrampilan.
Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap usaha membina peserta didik, terutama di Indonesia yang menginginkan perkembangan total ada baiknya perlu mempertimbangkan segi jasmani yang juga dikembangkan atau ditumbuhkan. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Rohani:
a. Umum
1) Agamis
2) Perasaan
3) Kemauan
4) Pikiran
b. Sosial
1) Kemasyarakatan
2) Cinta tanah air
1. Jasmani
a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh
Kesembilan aspek tersebut diatas semula merupakan potensi-potensi belaka. Sejalan dengan perkembangan umur anak, potensi-potensi itu semakin berwujud . Wujud-wujud itu tidak selalu sama dalam diri setiap individu maupun antarindividu. Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu itu dapat berkembang dan berbentuk sebagaimana mestinya secara wajar.
Menurut konsep pendidikan di Indonesia, individu manusia harus berkembang secara total membentuk manusia berkembang seutuhnya dan diwarnai oleh sila-sila Pancasila. Yang disebut berkembang total atau seutuhnya ialah perkembangan individu yang memenuhi criteria berikut:
1. Semua potensi berkembang secara proporsional, berimbang dan harmonis. Artinya pelayanan terhadap potensi-potensi itu tidak pilih kasih dan disesuaikan dengan tingkat potensinya masing-masing.
2. Berkembang secara optimal, artinya potensi-potensi yang dikembangkan diusahakan setinggi mungkin sesuai dengan kemamapuan daya dukung pendidikan, seperti sarana, media, metode, lingkungan belajar, dan sebagainya.
3. Berkembang secara integrative, ialah perkembangan semua potensi atau aspek itu saling berkaitan satu satu dengan yang lain dan saling menunjang menuju suatu kesatuan yang bulat.
Implikasi Konsep Pendidikan
Tinjauan tentang psikologi perkembangan, psikologi belajar,psikologi social, dan kesiapan belajar serta aspek-aspek individu, memberikan implikasi kepada konsep pendidikan. Implikasi itu sebagian besar dalam bidang kurikulum sebab materi pelajaran dan proses belajar-mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan, cara belajar, cara mereka mengadakan kontak social, dan kesiapan mereka belajar. Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi, semuanya memberi petunjuk pada pendidik bagaimana seharusnya ia menyiapakan dan mengorganisasi materi pendidikan serta bagaimana membina anak-anak agar mereka mau belajar dengan sukarela.
2. Psikologi belajar
a. Yang klasik
1) Disiplin mental bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
2) Naturalis/aktualisasi diri bewrmanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk prilaku nyata,seperti mau menyumbang, giat bekerja, gemar menyanyi, dan sebagainya.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materri-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan, untuk berkreasi menciptakan sesuatu bentuk atau ide baru.
3. Psikologi social
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri-sendiri ternyata bersumber dari prilaku yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh sikap serta perasaan kita. Agar para siswa memiliki konsep diri yang riil maka pendidik perlu mengembangkan prilaku yang overt, persepsi terhadap lingkungan secara wajar, dan sikap serta perasaan yang positif. Konsep diri yang keliru, dapat merusak perkembangan anak.
b. Pembentukan anak secara alami, dikondisi, dan meniru sikap para tokoh. Pendidik perlu membentuk sikap anak yang positif dalam banyak hal. Oleh sebab itu, cara pembentukan sikap ini perlu direncanakan dan dilaksanakan pada waktu dan situasi yang tepat.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan pada saat yang memungkinkan melalui,
1) Pemenuhan minat dan kebutuhannya
2) Tugas-tugas yang menantang
3) Menanamkan harapan yang sukses dengan cara sering memberikan pengalaman sukses
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling, pembimbingan, dan belajar dalam kelompok. Karena itu hubungan seperti ini perlu dikembangkan oleh para pendidik.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti social, tetapi mengambangkan agresif prososial dan sanksi. Pengurangan agresif anti social dapat dilakukan dengan menanamkan ketertiban, tidak mengganggu satu sama lain dan berupaya agar anak-anak tidak mengalami rasa putus asa.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak. Sebab kepemimpinan sangat besar peranannya dalam mencapai sukses belajar bersama dan sukses berorganisasi dalam kehidupan setelah dewasa.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik agar materi yang dipelajari anak-anak dapat dipahami dan diinternalisasi dengan baik. Kesiapan afektif harus dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan kesiapan kognisi dipelajari dari tingkat-tingkat perkembangan kognisi mereka
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sama oleh pendidik dan dilayani secara berimbang
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya memenuhi tiga criteria, yaitu:
a. Semua potensi berkembang secara proporsional atau berimbang dan harmonis
b. Potensi-potensi itu berkembang secara optimal
c. Potensi-potensi berkembang secara integratif
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan psokologi adalah suatu landasan yang menjadi dasar acuan untuk memahami jiwa psikis manusia, dmiana jiwa atau psikis tersebut merupakan inti atau kendali kehidupan manusia, yang melekat dalam manusia itudiri.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogyanya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, dan punya waktu untuk belajar. Oleh kerena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus dibuat bertingkat-tingkat agar suatu pelajaran dapat dipahami oleh anak.
Pembahasan tentang landasan psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, belajar, social, kesiapan belajar, dan aspek-aspek individu, melahirkan konsep pendidikan seperti berikut. Teori belajar disiplin, mental masih bermanfaat untuk melatih perkalian dan soal-soal, sedangkan teori naturalis bermanfaat untuk belajar seumur hidup. Teori belajar behaviorisme untuk membentuk prilaku nyata dan teori belajar kognisi untuk mempelajari hal-hal yang rumit. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri yang bersumber dari prilaku overt dan persepsi tentang lingkungan serta dipengaruhi oleh sikap dan perasaan, perlu dikembangkan agar setiap anak mempunyai konsep diri secara riil. Juga motivasi untuk belajar dikembangkan melalui pemenuhan minat, tugas yang menantang, dan menanamkan harapan sukses. Semua aspek individu harus diberi perhatian yang sama agar berkembang secara berimbang, optimal, dan terintegrasi agar menjadi manusia berkembang seutuhnya
3.2 SARAN
Berdasarkan paparan materi diatas, maka seoarang guru disarankan:
1. Seorang guru harus mengetahui perkembangan anak, guna mengetahui metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Seorang guru harus mampu memberikan layanan-layanan pendididkan yang bertingkat-tingkat, agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mada Pidarta. 2007. Landasan Kependidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan tentang pendidikan melahirkan konsep seperti pengertian pendidikan yang dipakai di Indonesia seharusnya Ilmu pendidikan bukan pendidikan dalam arti umum pendidikan sebab tujuan pendidikan adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percayadiri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja dan kreatif.
Dalam membentuk manusia seutuhnya seoarang guru diharapkan mampu mengetahui perkembangan anak didiknya sehingga dapat menentukan metode pembelajaran apa yang tepat digunakan agar tertuju pada sasaran pendidikan. Untuk itu, dalam kesempatan ini, akan dibahas Landasan Psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi belajar, dan implikasi konsep pendidikan
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang diatas antara lain :
1.2.1 Apasajakah teori atau pendekatan yang ada dalam perkembangan ?
1.2.2 Apakah definisi dari belajar, dan apasajakah prinsip-prinsip dalam belajar ?
1.2.3 Apakah definisi dari psikologi social ?
1.2.4 Bagaaimanakah implikasi belajar terhadap kosep pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PSIKOLOGI
Psikologi atau ilmu jiwa, adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu, jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Jiwa balita baru berkembang sedikit sekali sejajar dengan tubuhnya yang juga masih berkemampuan sederhana sekali. Makin besar anak itu makin berkembang pula jiwanya, dengan melalui tahap-tahap tertentu akhirnya anak itu mencapai kedewasaan baik dari segi kejiwaan maupun dari segi jasmani.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, pnya wakyu banyak untuk belajar, belum berumah tangga, belum bekerja, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Masa belajar ini bertingkat-tingkat sejalan dengan fase-fase perkembangan mereka. Oleh karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-tingkat agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
2.2 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: ( Nana Syaodih 1998 )
1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki cirri-ciri khusus yang berbeda dengan cirri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan differensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-oramg membuat kelompok-kelompok. Anak-anak yang memiliki kesamaan-kesamaan dijadikan satu kelompok. Maka terjadilah kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, agama, status social ekonomi, dan sebagainya.
3. Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.
Dari ketiga pendekatan ini, yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pentahapan.
Pendekatan pentahapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan yang bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup segala aspek perkembangan sebagai factor yang diperhitungkan dalam penyusunan tahap-tahap perkembangan. Sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbang factor tertentu saja sebagai dasar penyusunan tahap-tahap perkembangan anak, misalnya pentahapan Piaget, Koglberg, dan Erickson.
Menurut Crijns (tt.) periode atau tahap perkembangan manusia secara umum adalah sebagai berikut:
1. Umur 0-2 tahun disebut masa bayi. Pada masa ini, si bayi sebagian besar memanfaatkan hidupnya untuk tidur, memamdang, mendengarkan, kemudian belajar merangkak dan berbicara.
2. Umur 2-4 tahun disebut masa kanak-kanak. Pada masa ini anak sudah mulai bisa berjalan menyebut beberapa nama, pengamatan yang mula-mula global, kini sudah mulai bisa melihat struktur, permainan-permainan mereka bersifat fantasi, masih suka menghayal, sebab belum sadar akan lingkungannya.
3. Umur 5-8 tahun disebut masa dongeng. Anak-anak pada masa ini mulai sadar akan dirinya sebagai seorang yang mempunyai kedudukan tersendiri seperti halnya dengan orang lain.
4. Umur 9-13 tahun disebut masa Robinson Crusoe ( nama seorang petualang ). Dalam masa ini mulai berkembang pemikiran kritis, nafsu persaingan, minat-minat dan bakat.
5. Umur 13 tahun disebut masa pubertas pendahuluan. Misalnya anak-anak ini mulai tertuju kedalam dirinya sendiri,mereka mulai belajar bersolek, suka menyendiri,melamun, dan segan olahraga.
6. Umur 14-18 tahu disebut masa puber. Mereka kini mulai sadar akan pribadinya sebagai seorang yang bertanggung jawab.
7. Umur 19-21 tahun disebut masa adolesen. Anak-anak pada masa ini mulai menemui keseimbangan, mereka sudah punya rencana hidup tertentu dengan nilai-nilai yang sudah dipastikan.
8. Umur 21 tahun keatas disebut masa dewasa. Pada masa ini remaja mulai insaf bahwa pekerjaan manusia tidak mudah dan selalu ada cacatnya. Mereka mulaihati-hati.
Psikologi perkembangan menurut Rouseau. Dia membagi masa perkembangan anak atas empat tahap, yaitu:
1. Masa bayi dari 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan fisik.
2. Masa anak dari 2-12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru seperti hidup manusia primitive.
3. Masa pubertas dari 12-15 tahun ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4. Masa adolesen dari 15-25 tahun pertumbuhan seksual menonjol, social, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar berbudaya.
Sementara itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut: (Nana Syaodih,1998)
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0-4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4-8 tahun merupakan masa sebagai manusia pemburu.
3. Masa muda ialah umur 8-12 tahun sebagai manusia belum berbudaya.
4. Masaadolesen ialah umur 12-dewasa merupakan manusia berbudaya.
Havinghurst menyusun fase-fase perkembangan sebagai berikut: (Mulyani, 1998)
1. Tugas masa perkembangan masa kanak-kanak.
Pada masa ini, anak akan mulai belajar berkata, makan makanan padat, berjalan dan lain-lain.
2. Tugas perkembangan pada masa anak.
Belajar ketrampilan fisik untuk keperluan bermain, membentuk sikap diri sendiri, blajar bergaul secara rukun dll.
3. Tugas perkembangan masa remaja.
4. Membuat hubungan-hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, memperoleh peran social yang cocok dengan jenis kelaminnya, menggunakan badan secara efektif.
5. Tugas perkembangan masa dewasa awal.
Memilih pasangan hidup, belajar hidup rukun bersuami istri,memulai kehidupan punya anak, belajar membimbing,dan merawat anak, mengendalikan rumah tangga, melaksanakan suatu jabatan atau pekerjaan, belajar bertanggung jawab sebagai warga Negara, dan berupaya mendapatkan kelompok social yang tepat serta menarik.
6. Tugas perkembangan orang tua.
Menyesuaikan diri dengan semakin menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri terhadap menurunnya pendapatan atau karena pension, menyesuaikan diri sebagai duda atau janda, menjalin hubungan dengan klub lanjut usia, memenuhi kewajiban social sebagai warga Negara yang baik, dan membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas-tugas yang harus dijalankan atau diselesaikan oleh setiap individu sepanjang hidupnya seperti tertera diatas, memberi kemudahan kepada para pendidik pada setiap jenjang dan tingkat pendidikan untuk:
1. Menentukan arah pendidikan
2. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
3. Menyiapkan materi pelajaran yang tepat.
4. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas perkembangannya itu.
2.3 Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan prilaku yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain.
Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut:
1. Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.
2. Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3. Penguatan, respons yang bemar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
4. Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5. Tersedia pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6. Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.
7. Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar.
8. Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh factor-faktor dalam pengajaran.
2.4 Psikologi Sosial
Psikologi social adalah psikologi yang mempelajari psikologi sesesorang dimasyarakat, yang mengombinasikan cirri-ciri psikologi dengan ilmu social untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu (Hollander, 1981). Dengan demikian, psikologi ini akan mencoba melihat keterkaitan masyarakat dengan kondisis psikologi kehidupan individu.
Kecenderungan manusia untuk bersahabat sudah dimulai sejak
permulaan dia hidup yaitu sejak masih bayi. Hampir semua bayi merespons secara positif terhadap satu atau lebih orang dewasa. Lebih lanjut hamper semua orang tua saying terhadap anak-anaknya, mereka selalau ingin dekat engan anak-anaknya. Karena anak-anak juga semakin dekat dengan orang tuanya. Inilah yang membuat terjadinya persahabatan atau keakraban.
Berkembangnya kasih saying ini disebabakan oleh dua hal yaitu, (Freedman,1981)
1. Karena pembawaan atau genetika. Pembawaan kasih saying ini sebagai perangkat yang penting untuk mempertahankan hidup sang bayi
2. Karena belajar. Mereka belajar semua aturan berprilaku. Anak-anak cinta pada orang tua, sebab orang tua memberi ,makan memberi kehangatan. Sebaliknya orang tua cinta pada anak sebab anak memberi kebahagiaan kepada orang tua.
Inilah sarian penting mengenai tentang konsep-konsep dalam psikologi:
1. Pembentukan kesan pertama ditentukan oleh:
a. Kepribadian orang yang diamati
b. Prilaku orang tersebut.
c. Latar belakang situasi waktu mengamati.
2. Persepsi sediri bersumber dari prilaku kita yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan, serta banyak dipengaruhi oleh sikap dan perasaan.
3. Sikap muncul bisa secara alami dan dapat juga dengan pengkondisisan serta dengan mempelajari sikap para tokoh .
4. Motivasi ditentukan oleh factor-faktor:
a. Minat dan kebutuhan individu.
b. Persepsi terhadap tugas yang menantang
c. Harapan sukses.
5. Keintiman hubungan yang disebut penetrasi social akan terjadi manakala prilaku anatarpribadi diikuti oleh perasaan subjektif.
6. Prilaku agresif disebabakan oleh:
a. Watak berkelahi.
b. Gangguan dari pihak lain .
c. Putus asa
Jenis-jenis perilaku agresif adalah:
a. Agresif anti social, seperti memaki-maki.
b. Agresif prososial, seperti menembak teroris.
c. Agresif sanksi, seperti menampar orang yang melecehkannya.
7. Altruisme adalah hasil kasih saying yang tidak mengharapkan balasan .
8. Kesepakatan atau kepatuhan memudahkan proses pembinaan dalam suatu kelompok
9. Ada sejumlah perbedaan kemampuan dan sifat antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Perbedaan ini disamping bersifat alami, juga kerena pengalaman dan pendiddikan.
10. Peranan pemimpin cukup menentukan keberhasilan tugas-tugas kelompok.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi motivasi adalah dengan program intervensi salama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini bisa dalam bentuk :
1. Memperbanyak ragam fasilitas di TK.
2. Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK dan SD. Pola interaksi ini adalah:
a. Memberi kesepatan untuk mengembangkan ketrampilan.
b. Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil.
c. Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
d. Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
e. Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar. Kesaksian orang tua ini bisa menambah semangat anak-anak belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Bagi pendidik di sekola, baik intervensi pada umur-umur muda maupun melayani motivasi berprestasi pada anak-anak yang lebih tua perlu dilakukan pada setiap saat. Sebab motivasi ini merupakan modal pertama bagi anak-anak untuk gemar belajar.
Disamping metode tersebut diatas, masih ada cara untuk membangun motivasi. Cara-cara yang dimaksud adalah:
1. Memberi kepuasan terhadap kebutuhan kebutuhan yang dituntut,
2. Memberikan tugas-tugas yang menantang.
3. Mengembangkan kesadaran control dari dalam. Anak-anak yang mempunyai keyakinan kuat bahwa ia dapat mengontrol diri sendiri tampak lebih gigih berusaha, mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki lingkungan, menghargai penguatan prestasi baik dalam kesuksesan maupun dalam kegagalan, dan menolak upaya-upaya orang untuk mempengaruhi dirinya.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi maupun kesiapan afaksi atau motivasi, kini tiba gilirannya untuk membahas aspek-aspek individu. Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup,dan mampu berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar. Ibarat proses mekarnya bunga, pendiduk tidak boleh memaksa kelopak-kelopak bunga agar segera mekar, melainkan harus menunggu dengan sabar sambil rajin memberi pupuk, menyirami, dan memindahkan dan atau menutupi dari sengatan sinar matahari yang terik. Biarkanlah mereka berkembang secara wajar, sesuai dengan kodratnya.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupakan subjek yang mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, kemampuan sendiri , dan sebagainya. Mereka mampu melakukan kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki.. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila pendidik atau warga belajar sebagai subjek dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi lima kelompok , yaitu
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hamper tidak dapat diubah, misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara, cinta kasih, dan sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ ialah kecerdasan yang bersifat umum. Kemampuan ini dapat dijadikan ramalan tentang keberhasilan seseorang menyelesaikan suatu pekerjaan atau tingkat pendidikan yang dijalani.
3. Kemampuan khusus atau bakat, ialah kemamapuan tertentu yang dibawa sejak lahir. Kemampuan ini pada umumnya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila bakatnya terlayani dalam pendidikan.
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya menghadapi rintangan, penghargaannya terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya. Kepribadian bersumber dan watak, kemampuan umum dan khusus, pengaruh lingkungan, dan proses belajar, serta pengaruh latar belakang kehidupan.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungan keluarga. Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa bayi bayi dan kanak-kanak
Sesudah mengetahui kelima perlengkapan subjek didik, maka dapat dibayangkan betapa banyaknya macam subjek yang harus dihadapi oleh pendidik. Perlu diketahui bahwa hamper tidak ada manusia yang mempunyai watak yang sama, begitu pula dengan kemampuan umum dan khusus tidak ada yang persis sama, beberapa diantara mereka ada yang dibina dalam pendidikan khusus adalah karena ada kesamaan saja. Begitu pula halnya dengan kepribadian dan latar belakang juga tidak ada yang persis sama antara manusia yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, sekali lagi dapat dinyatakan bahwa pendidikan akan menghadapi banyak sekali ragam subjek, yang hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada yang persis sama satu dengan yang lain. Itulah sebabnya dalam pendidikan sering disebut bahwa subjek didik adalah unik.
Walaupun setiap individu dikatakan unik, namun aspek-aspek individu mereka adalah sama, sebab aspek-aspek ini dikembangkan sendiri oleh para ahli. Pendapat mereka tentang struktur jiwa manusia pada umumnya ada kesamaan satu dengan yang lain. Mereka membagi jiwa itu menjadi tiga fungsi yaitu afektif, kognisi, dan psikomotor. Namun ada juga yang membagi afeksi menjadi dua yaitu perasaan dan kemauan, sehingga terdapat empat fungsi jiwa yaitu perasaan, kemauan, fikiran, dan ketrampilan.
Dalam kaitannya dengan tugas pendidikan terhadap usaha membina peserta didik, terutama di Indonesia yang menginginkan perkembangan total ada baiknya perlu mempertimbangkan segi jasmani yang juga dikembangkan atau ditumbuhkan. Dengan demikian fungsi jiwa dan tubuh atau aspek-aspek individu yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Rohani:
a. Umum
1) Agamis
2) Perasaan
3) Kemauan
4) Pikiran
b. Sosial
1) Kemasyarakatan
2) Cinta tanah air
1. Jasmani
a. Keterampilan
b. Kesehatan
c. Keindahan tubuh
Kesembilan aspek tersebut diatas semula merupakan potensi-potensi belaka. Sejalan dengan perkembangan umur anak, potensi-potensi itu semakin berwujud . Wujud-wujud itu tidak selalu sama dalam diri setiap individu maupun antarindividu. Dengan bantuan pendidikan diharapkan aspek-aspek pada individu itu dapat berkembang dan berbentuk sebagaimana mestinya secara wajar.
Menurut konsep pendidikan di Indonesia, individu manusia harus berkembang secara total membentuk manusia berkembang seutuhnya dan diwarnai oleh sila-sila Pancasila. Yang disebut berkembang total atau seutuhnya ialah perkembangan individu yang memenuhi criteria berikut:
1. Semua potensi berkembang secara proporsional, berimbang dan harmonis. Artinya pelayanan terhadap potensi-potensi itu tidak pilih kasih dan disesuaikan dengan tingkat potensinya masing-masing.
2. Berkembang secara optimal, artinya potensi-potensi yang dikembangkan diusahakan setinggi mungkin sesuai dengan kemamapuan daya dukung pendidikan, seperti sarana, media, metode, lingkungan belajar, dan sebagainya.
3. Berkembang secara integrative, ialah perkembangan semua potensi atau aspek itu saling berkaitan satu satu dengan yang lain dan saling menunjang menuju suatu kesatuan yang bulat.
Implikasi Konsep Pendidikan
Tinjauan tentang psikologi perkembangan, psikologi belajar,psikologi social, dan kesiapan belajar serta aspek-aspek individu, memberikan implikasi kepada konsep pendidikan. Implikasi itu sebagian besar dalam bidang kurikulum sebab materi pelajaran dan proses belajar-mengajar itu harus sejalan dengan perkembangan, cara belajar, cara mereka mengadakan kontak social, dan kesiapan mereka belajar. Implikasinya kepada konsep pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada afeksi, dan pada kognisi, semuanya memberi petunjuk pada pendidik bagaimana seharusnya ia menyiapakan dan mengorganisasi materi pendidikan serta bagaimana membina anak-anak agar mereka mau belajar dengan sukarela.
2. Psikologi belajar
a. Yang klasik
1) Disiplin mental bermanfaat untuk menghafal perkalian dan melatih soal-soal.
2) Naturalis/aktualisasi diri bewrmanfaat untuk pendidikan seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk prilaku nyata,seperti mau menyumbang, giat bekerja, gemar menyanyi, dan sebagainya.
c. Kognisi cocok untuk mempelajari materri-materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan, untuk berkreasi menciptakan sesuatu bentuk atau ide baru.
3. Psikologi social
a. Persepsi diri atau konsep tentang diri-sendiri ternyata bersumber dari prilaku yang overt dan persepsi kita terhadap lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh sikap serta perasaan kita. Agar para siswa memiliki konsep diri yang riil maka pendidik perlu mengembangkan prilaku yang overt, persepsi terhadap lingkungan secara wajar, dan sikap serta perasaan yang positif. Konsep diri yang keliru, dapat merusak perkembangan anak.
b. Pembentukan anak secara alami, dikondisi, dan meniru sikap para tokoh. Pendidik perlu membentuk sikap anak yang positif dalam banyak hal. Oleh sebab itu, cara pembentukan sikap ini perlu direncanakan dan dilaksanakan pada waktu dan situasi yang tepat.
c. Sama halnya dengan sikap, motivasi anak-anak juga perlu dikembangkan pada saat yang memungkinkan melalui,
1) Pemenuhan minat dan kebutuhannya
2) Tugas-tugas yang menantang
3) Menanamkan harapan yang sukses dengan cara sering memberikan pengalaman sukses
d. Hubungan yang intim diperlukan dalam proses konseling, pembimbingan, dan belajar dalam kelompok. Karena itu hubungan seperti ini perlu dikembangkan oleh para pendidik.
e. Pendidik perlu membendung perilaku agresif anti social, tetapi mengambangkan agresif prososial dan sanksi. Pengurangan agresif anti social dapat dilakukan dengan menanamkan ketertiban, tidak mengganggu satu sama lain dan berupaya agar anak-anak tidak mengalami rasa putus asa.
f. Pendidik juga perlu mengembangkan kemampuan memimpin dikalangan anak-anak. Sebab kepemimpinan sangat besar peranannya dalam mencapai sukses belajar bersama dan sukses berorganisasi dalam kehidupan setelah dewasa.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik agar materi yang dipelajari anak-anak dapat dipahami dan diinternalisasi dengan baik. Kesiapan afektif harus dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan kesiapan kognisi dipelajari dari tingkat-tingkat perkembangan kognisi mereka
5. Kesembilan aspek individu harus diberi perhatian yang sama oleh pendidik dan dilayani secara berimbang
6. Wujud perkembangan total atau berkembang seutuhnya memenuhi tiga criteria, yaitu:
a. Semua potensi berkembang secara proporsional atau berimbang dan harmonis
b. Potensi-potensi itu berkembang secara optimal
c. Potensi-potensi berkembang secara integratif
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan psokologi adalah suatu landasan yang menjadi dasar acuan untuk memahami jiwa psikis manusia, dmiana jiwa atau psikis tersebut merupakan inti atau kendali kehidupan manusia, yang melekat dalam manusia itudiri.
Dalam perkembangan jiwa dan jasmani inilah seyogyanya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka untuk belajar, dan punya waktu untuk belajar. Oleh kerena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus dibuat bertingkat-tingkat agar suatu pelajaran dapat dipahami oleh anak.
Pembahasan tentang landasan psikologi yang mencakup psikologi perkembangan, belajar, social, kesiapan belajar, dan aspek-aspek individu, melahirkan konsep pendidikan seperti berikut. Teori belajar disiplin, mental masih bermanfaat untuk melatih perkalian dan soal-soal, sedangkan teori naturalis bermanfaat untuk belajar seumur hidup. Teori belajar behaviorisme untuk membentuk prilaku nyata dan teori belajar kognisi untuk mempelajari hal-hal yang rumit. Persepsi diri atau konsep tentang diri sendiri yang bersumber dari prilaku overt dan persepsi tentang lingkungan serta dipengaruhi oleh sikap dan perasaan, perlu dikembangkan agar setiap anak mempunyai konsep diri secara riil. Juga motivasi untuk belajar dikembangkan melalui pemenuhan minat, tugas yang menantang, dan menanamkan harapan sukses. Semua aspek individu harus diberi perhatian yang sama agar berkembang secara berimbang, optimal, dan terintegrasi agar menjadi manusia berkembang seutuhnya
3.2 SARAN
Berdasarkan paparan materi diatas, maka seoarang guru disarankan:
1. Seorang guru harus mengetahui perkembangan anak, guna mengetahui metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Seorang guru harus mampu memberikan layanan-layanan pendididkan yang bertingkat-tingkat, agar pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Mada Pidarta. 2007. Landasan Kependidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
Langganan:
Postingan (Atom)