Kamis, 17 November 2011

CONTOH PROPOSAL EKSPOST FAKTO (Pendidikan)


CONTOH PROPOSAL EKSPOST FAKTO (Pendidikan)
B.     Latar Belakang Masalah
Realita sekarang banyak hal yang mempengaruhi kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diantaranya, masih banyak guru yang mengambil pekerjaan sampingan khususnya guru mata pelajaran produktif, hal ini terbukti ada beberapa guru sekolah menengah kejuruan (SMK) yang bekerja di hotel, restorant, dan konsultan hukum.
Kompetensi profesional  guru di SMK DHARMA LAKSANA  relatif belum cukup memadai, hal ini bisa diukur dari absensi kehadiran guru di kelas/ruang praktek  pada saat proses belajar mengajar yang masih seringkali memberi tugas kepada siswa serta persiapan bahan mengajar belum lengkap, misalnya rencana persiapan belajar yang belum dituangkan dalam bentuk karya tulis atau belum diimplementasikan dalam proses belajar-mengajar.
            Kualifikasi pendidikan guru di SMK DHARMA LAKSANA  belum memadai. Ada beberapa guru yang tingkat pendidikannya masih rendah (belum S1atau D3) karena sekolah lebih mengutamakan tenaga praktisi hotel khususnya guru mata pelajaran produktif. Iklim kerja sekolah di SMK DHARMA LAKSANA  kurang baik, ini  disebabkan oleh keadaan lingkungan sekolah yang kurang nyaman dan asri, ketidakserasian penataan cahaya/pewarnaan di kelas atau ruang belajar, suasana hiruk pikuk di sekitar sekolah, dan kebersihan sekolah yang kurang mendapat perhatian.
Sementara profesionalisme guru menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan, khususnya profesi guru yang sehari-hari menangani benda hidup yang berupa anak-anak atau siswa dengan berbagai karakter dan latar belakang keluarga yang berbeda satu sama lainnya. Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi terhadap lingkungan dengan baik.
Kebijakan pemerintah untuk mengimplementasikan gagasan tersebut, ditegaskan dalam undang-undang RI Nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah meletakkan strategi politik pembinaan yang menunjang terwujudnya pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia . Bab II pasal 3 Undang-Undang  tersebut mengatakan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan profesionalisme dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengakuan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikasi dengan sertifikat pendidik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sikap profesi guru merupakan cara pandang guru terhadap tugas-tugas keguruannya yang dipengaruhi oleh faktor bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, keahlian, intensitas, perasaan dan situasi lingkungan yang mencakup komponen kognitif, afektif dan psikomotor untuk kepentingan menghidupi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan melalui indikator manfaat, pelaksanaan tugas, menyenangi pekerjaan, kepuasan, kerja keras, serta keinginan mencapai sukses.
Untuk mengembangkan kompetensi tersebut, guru harus memiliki sikap yang baik terhadap profesi guru. Sikap selalu berkenaan dengan objek, dan sikap terhadap objek ini disertai perasaan positif dan negatif. Jika dihubungkan dengan pendapat tersebut, maka baik buruknya sikap profesional guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: a) keadaan sosial; b) situasi tempat kerja; c) hubungan antar rekan kerja;  d) kepemimpinan kepala sekolah; e) moral guru.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang , dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperolah melalui pendidikan profesi. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen (UU No. 14 Tahun 2005 Bab I Pasal I ayat 11).
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal iklim kerja sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yang mana sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan formal, merupakan tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar.  Sekolah sebagai organisasi kerja sama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang disepakati bersama. Sebagaimana desebutkan oleh Depdiknas (2000) yang mendefinisikan iklim kerja sekolah adalah sebagai suasana kerja yang ada di lingkungan sekolah yang meliputi suasana kerja secara fisik dan suasana kerja secara psikologis. Iklim kerja secara psikologis meliputi keadaan fisik, keadaan ruangan kerja, dan lingkungan sekolah, seperti suasana nyaman, aman, bersih, persetujuan yang diinginkan seperti kebaikan (kindness), keberhasilan (succes), materialism (materialism), dan karya (work). Ada tiga hal penting yang dapat disimpulkan mengenai iklim kerja yaitu : iklim kerja sekolah merupakan pernyataan tentang kualitas keadaan fisik, dan keadaan psikologis: 2) iklim kerja sekolah merupakan persepsi dari apa yang dialami warga sekolah baik secara individu maupun secara kelompok, dan 3) iklim kerja sekolah merupakan hasil interaksi warga sekolah,  sehingga mempengaruhi mereka dan membentuk pola prilaku yang kemudian menjadi karakteristik sekolah tersebut.
Kinerja guru dalam penelitian ini diartikan sebagai gambaran tentang hasil kerja seorang guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran yang diembannya, didasarkan atas tanggungjawab profesional yang dimilikinya sesuai dengan ukuran yang berlaku bagi pekerjaannya (Davis, 1971:71)
            Kinerja guru tidak terlepas dari paradigma manajemen pendidikan yang memerikan kewenangan kepada kepala sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian pendidikan di sekolah. Kepala sekolah memiliki kewenangan potensi yang dapat dikembangkan secara optimal. Setiap kepala sekolah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Dari uraian di atas kiranya sangat menarik dan layak untuk ditelaah lebih mendalam mengenai kontribusi kompetensi profesional  Guru, kualifikasi pendidikan,dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru pada SMK DHARMA LAKSANA  . Menurut pendapat peneliti profesional guru-guru SMK DHARMA LAKSANA  masih banyak yang belum profesional dalam mengajar, ada sebagian guru yang mengajarnya hanya bersifat mengajar tanpa memperhatikan aspek lain seperti membimbing, melatih dan lain sebagainya, begitu juga mengenai kualifikasi pendidikan guru, masih ada beberapa guru yang belum memenuhi kriteria sebagai seorang pengajar bila ditinjau dari persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk guru pengajar di tingkat sekolah lanjutan dan juga ada sebagian guru yang belum memiliki akte mengajar (akte 4), sehingga kinerjanya sangat berpengaruh terhadap kualitas/mutu pendidikan outcome yang dihasilkan.

C.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan terhadap kinerja guru yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kesenjangan yang teridentifikasi oleh peneliti sebagai berikut.
a) Bahwa kompetensi profesional  guru di SMK DHARMA LAKSANA  relatif belum cukup memadai, hal ini bisa diukur dari absensi kehadiran guru di kelas/ruang praktek  pada saat proses belajar mengajar yang masih seringkali memberi tugas kepada siswa.
b) Bahwa kualifikasi pendidikan guru di SMK DHARMA LAKSANA  belum memadai, ada beberapa guru yang belum memenuhi  persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai dengan Undang –Undang Guru Nomor 14 Tahun 2005. Ada beberapa guru yang belum memiliki akte mengajar empat (akte IV).
c)  Bahwa iklim kerja sekolah di SMK DHARMA LAKSANA  kurang kondusif, teridentifikasi adanya gejolak sosial di lingkungan sekolah baik antara guru tetap dengan guru kontrak.
d)   Bahwa kinerja guru-guru di SMK DHARMA LAKSANA  masih belum maksimum dalam hal melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru (sebagai pendidik dan pengajar).Banyak guru tiba di sekolah tidak tepat waktu, ini menandakan kinerja guru belum optimal, disamping itu perencanaan pembelajaran guru baik berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), ada kecendrungan meniru hal-hal yang sudah ada. Guru cendrung membuat perencanaan pembelajaran hanya digunakan untuk laporan dan dan tidak dilaksanakan secara konsisten di dalam kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar guru cendrung monoton dan kurang efektif.

1.3       Pembatasan Masalah
   Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu perlu diadakan pembatasan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalisa variabel kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan , iklim kerja sekolah, dan kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  , Kabupaten Badung.
Kompetensi yang dimiliki guru tersebut akan terwujud dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Guru yang kompeten akan mampu menciptakan pola pembelajaran dan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal dengan menggunakan kompetensi yang dimiliki meliputi : kompetensi pedagogic, profesional, kepribadian, dan kompetensi social.
Kompetensi tersebut dapat dikembangkan jika guru tersebut memiliki sikap profesional. Sikap selalu berkaitan dengan objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan sikap positif dan negative. Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negative terhadap objek yang dianggap tidak bernilai atau merugikan. Dan faktor internal adalah kulifikasi pendidikan. Pendidikan merupakan unsure penting yang menyusun serta dapat membangun kesejahteraan manusia, oleh karena itu latar belakang pendidikan sering kali dipakai sebagai komponen penentu sebagai standar hidup manusia. Iklim kerja sekolah merupakan salah satu penentu dalam kesuksesan sebuah lembaga pendidikan, suasanan kerja kerja yang meliputi suasana kerja secara fisik dan suasana kerja secara psikologis. Dalam penelitian ini yang dimaksud iklim kerja adalah suasana kerja yang berada di lingkungan sekolah yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan psiologis.




1.4         Rumusan Masalah
1.4.1   Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional  guru  terhadap kinerja guru  di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.2   Seberapa besar kontribusi kualifikasi pendidikan terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.3   Seberapa besar kontribusi iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.4   Seberapa besar adanya kontribusi  antara kompetensi profesional  guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?

1.5.      Tujuan Penelitian
BerTujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kontribusi :
a.      Kompetensi profesional  guru  terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
b.      Kualifikasi pendidikan terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
c.      Iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
d.      Kompetensi Profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
1.6.      Manfaat Penelitian
         Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara akademis maupun secara praktis.
1.6.1 Manfaat  Akademis
a.      Hasil penelitian ini memberikan  sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan khususnya Administrasi Pendidikan
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain, dengan meneliti variabel-variabel lain yang relevan.
1.6.2 Manfaat Praktis
a.      Guru: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk meningkatkan kinerja guru. Agar guru mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.
b.      Kepala Sekolah : Agar kepala sekolah dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.
c.      Yayasan : Agar yayasan dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru
d.      Komite Sekolah : Agar komite sekolah dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 17 November 2011

CONTOH PROPOSAL EKSPOST FAKTO (Pendidikan)


CONTOH PROPOSAL EKSPOST FAKTO (Pendidikan)
B.     Latar Belakang Masalah
Realita sekarang banyak hal yang mempengaruhi kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diantaranya, masih banyak guru yang mengambil pekerjaan sampingan khususnya guru mata pelajaran produktif, hal ini terbukti ada beberapa guru sekolah menengah kejuruan (SMK) yang bekerja di hotel, restorant, dan konsultan hukum.
Kompetensi profesional  guru di SMK DHARMA LAKSANA  relatif belum cukup memadai, hal ini bisa diukur dari absensi kehadiran guru di kelas/ruang praktek  pada saat proses belajar mengajar yang masih seringkali memberi tugas kepada siswa serta persiapan bahan mengajar belum lengkap, misalnya rencana persiapan belajar yang belum dituangkan dalam bentuk karya tulis atau belum diimplementasikan dalam proses belajar-mengajar.
            Kualifikasi pendidikan guru di SMK DHARMA LAKSANA  belum memadai. Ada beberapa guru yang tingkat pendidikannya masih rendah (belum S1atau D3) karena sekolah lebih mengutamakan tenaga praktisi hotel khususnya guru mata pelajaran produktif. Iklim kerja sekolah di SMK DHARMA LAKSANA  kurang baik, ini  disebabkan oleh keadaan lingkungan sekolah yang kurang nyaman dan asri, ketidakserasian penataan cahaya/pewarnaan di kelas atau ruang belajar, suasana hiruk pikuk di sekitar sekolah, dan kebersihan sekolah yang kurang mendapat perhatian.
Sementara profesionalisme guru menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan, khususnya profesi guru yang sehari-hari menangani benda hidup yang berupa anak-anak atau siswa dengan berbagai karakter dan latar belakang keluarga yang berbeda satu sama lainnya. Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi terhadap lingkungan dengan baik.
Kebijakan pemerintah untuk mengimplementasikan gagasan tersebut, ditegaskan dalam undang-undang RI Nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah meletakkan strategi politik pembinaan yang menunjang terwujudnya pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia . Bab II pasal 3 Undang-Undang  tersebut mengatakan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan profesionalisme dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengakuan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikasi dengan sertifikat pendidik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sikap profesi guru merupakan cara pandang guru terhadap tugas-tugas keguruannya yang dipengaruhi oleh faktor bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, keahlian, intensitas, perasaan dan situasi lingkungan yang mencakup komponen kognitif, afektif dan psikomotor untuk kepentingan menghidupi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan melalui indikator manfaat, pelaksanaan tugas, menyenangi pekerjaan, kepuasan, kerja keras, serta keinginan mencapai sukses.
Untuk mengembangkan kompetensi tersebut, guru harus memiliki sikap yang baik terhadap profesi guru. Sikap selalu berkenaan dengan objek, dan sikap terhadap objek ini disertai perasaan positif dan negatif. Jika dihubungkan dengan pendapat tersebut, maka baik buruknya sikap profesional guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: a) keadaan sosial; b) situasi tempat kerja; c) hubungan antar rekan kerja;  d) kepemimpinan kepala sekolah; e) moral guru.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang , dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperolah melalui pendidikan profesi. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen (UU No. 14 Tahun 2005 Bab I Pasal I ayat 11).
Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal iklim kerja sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan, yang mana sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan formal, merupakan tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar.  Sekolah sebagai organisasi kerja sama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang disepakati bersama. Sebagaimana desebutkan oleh Depdiknas (2000) yang mendefinisikan iklim kerja sekolah adalah sebagai suasana kerja yang ada di lingkungan sekolah yang meliputi suasana kerja secara fisik dan suasana kerja secara psikologis. Iklim kerja secara psikologis meliputi keadaan fisik, keadaan ruangan kerja, dan lingkungan sekolah, seperti suasana nyaman, aman, bersih, persetujuan yang diinginkan seperti kebaikan (kindness), keberhasilan (succes), materialism (materialism), dan karya (work). Ada tiga hal penting yang dapat disimpulkan mengenai iklim kerja yaitu : iklim kerja sekolah merupakan pernyataan tentang kualitas keadaan fisik, dan keadaan psikologis: 2) iklim kerja sekolah merupakan persepsi dari apa yang dialami warga sekolah baik secara individu maupun secara kelompok, dan 3) iklim kerja sekolah merupakan hasil interaksi warga sekolah,  sehingga mempengaruhi mereka dan membentuk pola prilaku yang kemudian menjadi karakteristik sekolah tersebut.
Kinerja guru dalam penelitian ini diartikan sebagai gambaran tentang hasil kerja seorang guru dalam mengelola dan melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran yang diembannya, didasarkan atas tanggungjawab profesional yang dimilikinya sesuai dengan ukuran yang berlaku bagi pekerjaannya (Davis, 1971:71)
            Kinerja guru tidak terlepas dari paradigma manajemen pendidikan yang memerikan kewenangan kepada kepala sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian pendidikan di sekolah. Kepala sekolah memiliki kewenangan potensi yang dapat dikembangkan secara optimal. Setiap kepala sekolah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Dari uraian di atas kiranya sangat menarik dan layak untuk ditelaah lebih mendalam mengenai kontribusi kompetensi profesional  Guru, kualifikasi pendidikan,dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru pada SMK DHARMA LAKSANA  . Menurut pendapat peneliti profesional guru-guru SMK DHARMA LAKSANA  masih banyak yang belum profesional dalam mengajar, ada sebagian guru yang mengajarnya hanya bersifat mengajar tanpa memperhatikan aspek lain seperti membimbing, melatih dan lain sebagainya, begitu juga mengenai kualifikasi pendidikan guru, masih ada beberapa guru yang belum memenuhi kriteria sebagai seorang pengajar bila ditinjau dari persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk guru pengajar di tingkat sekolah lanjutan dan juga ada sebagian guru yang belum memiliki akte mengajar (akte 4), sehingga kinerjanya sangat berpengaruh terhadap kualitas/mutu pendidikan outcome yang dihasilkan.

C.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan terhadap kinerja guru yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kesenjangan yang teridentifikasi oleh peneliti sebagai berikut.
a) Bahwa kompetensi profesional  guru di SMK DHARMA LAKSANA  relatif belum cukup memadai, hal ini bisa diukur dari absensi kehadiran guru di kelas/ruang praktek  pada saat proses belajar mengajar yang masih seringkali memberi tugas kepada siswa.
b) Bahwa kualifikasi pendidikan guru di SMK DHARMA LAKSANA  belum memadai, ada beberapa guru yang belum memenuhi  persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai dengan Undang –Undang Guru Nomor 14 Tahun 2005. Ada beberapa guru yang belum memiliki akte mengajar empat (akte IV).
c)  Bahwa iklim kerja sekolah di SMK DHARMA LAKSANA  kurang kondusif, teridentifikasi adanya gejolak sosial di lingkungan sekolah baik antara guru tetap dengan guru kontrak.
d)   Bahwa kinerja guru-guru di SMK DHARMA LAKSANA  masih belum maksimum dalam hal melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru (sebagai pendidik dan pengajar).Banyak guru tiba di sekolah tidak tepat waktu, ini menandakan kinerja guru belum optimal, disamping itu perencanaan pembelajaran guru baik berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), ada kecendrungan meniru hal-hal yang sudah ada. Guru cendrung membuat perencanaan pembelajaran hanya digunakan untuk laporan dan dan tidak dilaksanakan secara konsisten di dalam kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar guru cendrung monoton dan kurang efektif.

1.3       Pembatasan Masalah
   Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh karena itu perlu diadakan pembatasan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya menganalisa variabel kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan , iklim kerja sekolah, dan kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  , Kabupaten Badung.
Kompetensi yang dimiliki guru tersebut akan terwujud dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Guru yang kompeten akan mampu menciptakan pola pembelajaran dan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal dengan menggunakan kompetensi yang dimiliki meliputi : kompetensi pedagogic, profesional, kepribadian, dan kompetensi social.
Kompetensi tersebut dapat dikembangkan jika guru tersebut memiliki sikap profesional. Sikap selalu berkaitan dengan objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan sikap positif dan negative. Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negative terhadap objek yang dianggap tidak bernilai atau merugikan. Dan faktor internal adalah kulifikasi pendidikan. Pendidikan merupakan unsure penting yang menyusun serta dapat membangun kesejahteraan manusia, oleh karena itu latar belakang pendidikan sering kali dipakai sebagai komponen penentu sebagai standar hidup manusia. Iklim kerja sekolah merupakan salah satu penentu dalam kesuksesan sebuah lembaga pendidikan, suasanan kerja kerja yang meliputi suasana kerja secara fisik dan suasana kerja secara psikologis. Dalam penelitian ini yang dimaksud iklim kerja adalah suasana kerja yang berada di lingkungan sekolah yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan psiologis.




1.4         Rumusan Masalah
1.4.1   Seberapa besar kontribusi kompetensi profesional  guru  terhadap kinerja guru  di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.2   Seberapa besar kontribusi kualifikasi pendidikan terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.3   Seberapa besar kontribusi iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?
1.4.4   Seberapa besar adanya kontribusi  antara kompetensi profesional  guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  ?

1.5.      Tujuan Penelitian
BerTujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kontribusi :
a.      Kompetensi profesional  guru  terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
b.      Kualifikasi pendidikan terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
c.      Iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
d.      Kompetensi Profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru di SMK DHARMA LAKSANA  .
1.6.      Manfaat Penelitian
         Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara akademis maupun secara praktis.
1.6.1 Manfaat  Akademis
a.      Hasil penelitian ini memberikan  sumbangan terhadap pengembangan ilmu pendidikan khususnya Administrasi Pendidikan
b.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain, dengan meneliti variabel-variabel lain yang relevan.
1.6.2 Manfaat Praktis
a.      Guru: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk meningkatkan kinerja guru. Agar guru mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.
b.      Kepala Sekolah : Agar kepala sekolah dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.
c.      Yayasan : Agar yayasan dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru
d.      Komite Sekolah : Agar komite sekolah dapat mengetahui kontribusi antara kompetensi profesionalisme guru, kualifikasi pendidikan, dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar