Selasa, 25 Februari 2014

CERAMAH YANG DIANGGAP KONVENSIONAL NAMUN TETAP AXIS DALAM SETIAP FASE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang.

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan, mulai dari pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan sampai dengan peningkatan manajemen sekolah. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.  Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993) Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan tugas tertentu seperti halnya seorang guru di tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas harus di laksanakan.  Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai apabila tujuan yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan kepada peserta didiknya. Adapun cara atau metode yang terbaik untuk diterapkan itu banyak sekali tergantung pada karakteristik peserta didik masing-masing. Apapun model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar di kelas, guru pasti menggunakan metode ceramah. Entah mengapa para pendidik di Indonesia tak terlepas dari  metode tersebut walau dia telah menggunakan model pembelajaran inovatif dan menganggap ceramah adalah cara membelajarkan siswa secara konvensional. Dari hal tersebut diatas perlu dikaji secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar agar kita paham walau dianggap konvensional tapi ceramah adalah tulang punggung pembelajaran.


B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah mengapa metode ceramah yang dianggap konvensional tetap menjadi tulang punggung pembelajaran di Indonesia ?

C.   Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui Mengapa metode ceramah yang dianggap konvensional tetap menjadi tulang punggung pembelajaran di Indonesia.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.  Peran Metode Ceramah dalam Pembelajaran

Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Metode berasal dari bahasa Yunani Greek   yakni  Metha   berarti melalui , dan  Hadas artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya  jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan Poerwadarminta, bahwa  metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Ceramah merupakan penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode  atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain.
Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
1.      Menurut  Surahmad, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
2.      Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
3.      Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu (Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
4.      Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah, mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang peran penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
5.      Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau  materi kepada siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah. Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Alasan mengapa metode ceramah selalu ada dan menjadi tulang punggung pembelajaran karena  dalam memiliki kelebihan sebagai berikut  :
1)      Guru mudah menguasai kelas.
2)      Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
3)      Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
4)      Lebih ekonomis dalam hal waktu.
5)      Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
6)      Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
7)      Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
8)      Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.
9)      Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
10)  Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagai metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tetapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain.
Suasana belajar mengajar tidak efektif apabila pola komunikasi yang terjadi hanya satu arah, yakni dari guru kepada siswa. Menurut pandangan modern, efektivitas pemelajaran sangat ditentukan oleh pola komunikasi multitrafic (multitrafic communication). Dalam pola komunikasi multitrafic ini, komunikasi terjadi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa. Dengan pola komunikasi seperti ini, antara siswa dan guru maupun siswa dan siswa lainnya terjadi pertukaran (sharing) pengetahuan dan pengalaman sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna.
Untuk menciptakan pola semacam ini, guru harus memiliki beberapa keterampilan sebagai berikut:
a)      Memiliki keterampilan bertanya yang meliputi pertanyaan menggiring, pertanyaan untuk merangsang siswa berpikir dan mengemukakan gagasan, pertanyaan mengarahkan, dan pertanyaan yang bersifat mengendalikan arus komunikasi.
b)      Memiliki keterampilan memberikan reward dan bentuk-bentuk penghargaan atas pendapat, gagasan, dan pertanyaan siswa.
c)      Terampil dalam memilih dan mempergunakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terjadinya pola komunikasi multitrafic.
d)     Memiliki keterampilan memilih dan menyampaikan permasalahan yang dapat merangsang siswa mau berpikir dan melibatkan emosi dalam pemelajaran.
e)      Memahami dan mampu menerapkan pola pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dengan segenap metode dan media yang mendukungnya.
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer dikalangan para pendidik. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan, hanya bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Hal ini  menunjukkan bahwa model pembelajaran apapun tetap membutuhkan metode ceramah. Adapun hal biasa yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan metode ceramah :
a)      Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara ; (1) Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka. (2) Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. (3) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.

b)   Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor ; (1) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada pelajarannya. (2) Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat. (3) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat peragaan. (4) Memberi ulangan pelajaran kepada response, jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya. (5) Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama perjalanan berlangsung. Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan. (6) Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.

c)    Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan perlu diperhatikan pada penutupan itu ; (1) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru. (2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai hubungan dengan pelajaran lain. (3) Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku
Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang antusias, dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring. Banyak guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat menimbulkan frustasi pada siswa yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang di ucapkan oleh guru. Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru yang biasa menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka cerdas, berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu seorang guru harus memberikan definisinya. Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena banyak guru dalam pelaksanaan mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah berjalan-jalan diantara tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas bergerak, dengan demikian, ia dapat menarik perhatian siswa-siswanya (seperti sasaran yang bergerak), disamping dapat juga mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para siswa, adakanlah kontak mata, mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya memberikan perhatian kepada mereka. Selain itu perlu juga dihindarkan kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu mereka. Karena bila digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Jadi metode ceramah adalah metode yang sangat sederhana, tetapi justru karena kesederhanaannya inilah metode ini paling banyak digunakan, dan metode ceramah ini dapat menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan apabila digunakan secara efektif dan efisien.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode yang sangat sederhana, tetapi justru karena kesederhanaannya inilah metode ini paling banyak digunakan, menjadi dasar setiap model pembelajaran karena segala ke praktisannya , tidak memerlukan banyak biaya dan metode ceramah ini dapat menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan apabila digunakan secara efektif dan efisien.






















DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2013. http://www.duniapendidikan.com/metode-ceramah.html (diakses pada tanggal 14 desember 2013)
Anonim. 2013. http://www.wikipedia.com/definisi-metode-ceramah.html (diakses pada tanggal 14 desember 2013)
Djahiri, (1993).Landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan, Media Kencana,  IKIP Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 25 Februari 2014

CERAMAH YANG DIANGGAP KONVENSIONAL NAMUN TETAP AXIS DALAM SETIAP FASE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang.

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan, mulai dari pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum secara periodik, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan sampai dengan peningkatan manajemen sekolah. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.  Konsep pendidikan pada dasarnya membuat siswa memiliki kompetensi tamatan sesuai jenjang sekolah, yaitu pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan melaksanakan tugas atau mempunyai kemampuan untuk mendekatkan dirinya dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan kebutuhan daerah. Sementara itu, kondisi pendidikan di negara kita dewasa ini, lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitik beratkan pada model belajar konvensional seperti ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik dan masyarakat yang cerdas (Djahiri, 1993) Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan tugas tertentu seperti halnya seorang guru di tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas harus di laksanakan.  Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai apabila tujuan yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan kepada peserta didiknya. Adapun cara atau metode yang terbaik untuk diterapkan itu banyak sekali tergantung pada karakteristik peserta didik masing-masing. Apapun model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar di kelas, guru pasti menggunakan metode ceramah. Entah mengapa para pendidik di Indonesia tak terlepas dari  metode tersebut walau dia telah menggunakan model pembelajaran inovatif dan menganggap ceramah adalah cara membelajarkan siswa secara konvensional. Dari hal tersebut diatas perlu dikaji secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar agar kita paham walau dianggap konvensional tapi ceramah adalah tulang punggung pembelajaran.


B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah mengapa metode ceramah yang dianggap konvensional tetap menjadi tulang punggung pembelajaran di Indonesia ?

C.   Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui Mengapa metode ceramah yang dianggap konvensional tetap menjadi tulang punggung pembelajaran di Indonesia.
















BAB II
PEMBAHASAN


A.  Peran Metode Ceramah dalam Pembelajaran

Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Metode berasal dari bahasa Yunani Greek   yakni  Metha   berarti melalui , dan  Hadas artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya  jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan Poerwadarminta, bahwa  metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Ceramah merupakan penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode  atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain.
Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
1.      Menurut  Surahmad, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
2.      Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
3.      Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu (Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
4.      Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah, mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang peran penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
5.      Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau  materi kepada siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah. Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Alasan mengapa metode ceramah selalu ada dan menjadi tulang punggung pembelajaran karena  dalam memiliki kelebihan sebagai berikut  :
1)      Guru mudah menguasai kelas.
2)      Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
3)      Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
4)      Lebih ekonomis dalam hal waktu.
5)      Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
6)      Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
7)      Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
8)      Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.
9)      Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
10)  Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagai metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tetapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain.
Suasana belajar mengajar tidak efektif apabila pola komunikasi yang terjadi hanya satu arah, yakni dari guru kepada siswa. Menurut pandangan modern, efektivitas pemelajaran sangat ditentukan oleh pola komunikasi multitrafic (multitrafic communication). Dalam pola komunikasi multitrafic ini, komunikasi terjadi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa. Dengan pola komunikasi seperti ini, antara siswa dan guru maupun siswa dan siswa lainnya terjadi pertukaran (sharing) pengetahuan dan pengalaman sehingga proses belajar mengajar lebih bermakna.
Untuk menciptakan pola semacam ini, guru harus memiliki beberapa keterampilan sebagai berikut:
a)      Memiliki keterampilan bertanya yang meliputi pertanyaan menggiring, pertanyaan untuk merangsang siswa berpikir dan mengemukakan gagasan, pertanyaan mengarahkan, dan pertanyaan yang bersifat mengendalikan arus komunikasi.
b)      Memiliki keterampilan memberikan reward dan bentuk-bentuk penghargaan atas pendapat, gagasan, dan pertanyaan siswa.
c)      Terampil dalam memilih dan mempergunakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terjadinya pola komunikasi multitrafic.
d)     Memiliki keterampilan memilih dan menyampaikan permasalahan yang dapat merangsang siswa mau berpikir dan melibatkan emosi dalam pemelajaran.
e)      Memahami dan mampu menerapkan pola pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dengan segenap metode dan media yang mendukungnya.
Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer dikalangan para pendidik. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan, hanya bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Hal ini  menunjukkan bahwa model pembelajaran apapun tetap membutuhkan metode ceramah. Adapun hal biasa yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan metode ceramah :
a)      Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan cara ; (1) Menjelaskan tujuan lebih dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka. (2) Setelah itu baru dikemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya. (3) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.

b)   Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor ; (1) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada pelajarannya. (2) Menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat. (3) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat peragaan. (4) Memberi ulangan pelajaran kepada response, jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya. (5) Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama perjalanan berlangsung. Motivasi belajar akan selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan. (6) Menggunakan media pelajaran yang variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.

c)    Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan perlu diperhatikan pada penutupan itu ; (1) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah diberikan, dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru. (2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai hubungan dengan pelajaran lain. (3) Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku
Dalam memberikan suatu ceramah seharusnya menggunakan gaya percakapan yang antusias, dan ceramah juga harus disampaikan dengan suara yang cukup nyaring. Banyak guru yang berbicara terlalu lemah, sehingga kelas gaduh. Hal ini dapat menimbulkan frustasi pada siswa yang tidak pandai menangkap arti kata-kata yang di ucapkan oleh guru. Bahaya lain yang tersembunyi yaitu kecenderungan guru-guru yang biasa menggunakan bahasa yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu. Ini sering dilakukan untuk menunjukan bahwa mereka cerdas, berpendidikan tinggi. Padahal sebenarnya sebagian besar dari mereka tidak memahaminya. Seharusnya jika ingin menggunakan kata-kata baru, terlebih dahulu seorang guru harus memberikan definisinya. Teknik lain yaitu menggunakan gerakan badan, karena banyak guru dalam pelaksanaan mengajar hanya terpaku di mejanya. Mereka tidak pernah berjalan-jalan diantara tempat duduk siswanya. Penceramah seharusnya bebas bergerak, dengan demikian, ia dapat menarik perhatian siswa-siswanya (seperti sasaran yang bergerak), disamping dapat juga mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Selanjutnya, begitu memulai pelajaran tataplah muka para siswa, adakanlah kontak mata, mereka akan lebih tertarik bila melihat gurunya memberikan perhatian kepada mereka. Selain itu perlu juga dihindarkan kebiasaan-kebiasaan bicara yang kiranya dapat mengganggu mereka. Karena bila digunakan secara berlebihan sudah pasti sangat merugikan. Jadi metode ceramah adalah metode yang sangat sederhana, tetapi justru karena kesederhanaannya inilah metode ini paling banyak digunakan, dan metode ceramah ini dapat menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan apabila digunakan secara efektif dan efisien.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode yang sangat sederhana, tetapi justru karena kesederhanaannya inilah metode ini paling banyak digunakan, menjadi dasar setiap model pembelajaran karena segala ke praktisannya , tidak memerlukan banyak biaya dan metode ceramah ini dapat menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan apabila digunakan secara efektif dan efisien.






















DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2013. http://www.duniapendidikan.com/metode-ceramah.html (diakses pada tanggal 14 desember 2013)
Anonim. 2013. http://www.wikipedia.com/definisi-metode-ceramah.html (diakses pada tanggal 14 desember 2013)
Djahiri, (1993).Landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan, Media Kencana,  IKIP Jakarta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar