2.3 Hakikat Model pembelajaran open
ended
Model pembelajaran mencakup suatu pendekatan pengajaran
yang luas dan menyeluruh, dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi bagi guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran memiliki
sintaks pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang pada
umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks pembelajaran
menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru
atau siswa (Trianto, 2007:6-7). Sintaks dari berbagai model pembelajaran
mempunyai komponen-komponen yang sama, tetapi juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan-perbedaan inilah yang harus dipahami oleh guru, jika model-model
pembelajaran tersebut ingin dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Hasil
belajar tidak dapat otomatis meningkat apabila hanya dengan memberikan intruksi
kepada siswa untuk melaksanakan aktivitas seperti membaca, demonstrasi atau pun
belajar dalam kelompok dalam kegiatan pembelajaran tanpa adanya pemberian
keleluasaan berfikir bagi siswa. Keleluasaan berfikir divergen untuk memecahkan
masalah sangat membantu siswa untuk mampu meningkatkan daya kreatifitas
berfikir dan menjadikan pengetahuan yang diperolehnya bermakna, sehingga akan
terwujud hasil belajar yang optimal. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran open ended adalah
pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimada (1997:1) “Model
pembelajaran open-ended adalah model pembelajaran yang menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari
satu”.
Menurut
Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang
benar disebut problem tak lengkap atau disebut (incomplete problem). Sifat
“keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara
dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang
mungkin untuk masalah tersebut.
2.3.1 Tujuan Model Pembelajaran Open ended
Tujuan
dari pembelajaran Open ended
problem menurut Nohda (Suherman, dkk, 2003; 124) antara lain :
a) Untuk
membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir siswa
melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan
kreatif dan pola pikir matematik siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan setiap siswa.
b) Diberikannya
masalah yang bersifat terbuka, siswa terlatih untuk melakukan investigasi
berbagai strategi dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa akan memahami
bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil akhir yang
diperoleh.
Berdasarkan
tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran open ended di atas, model pembelajaran open ended memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir bebas
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan demikian kemampuan berpikir siswa
dapat berkembang secara maksimal dan kegiatan –kegiatan kreatif siswa dapat terkomunikasikan melalui
proses pembelajaran.
2.3.2 Prinsip Dasar Model Pembelajaran Open ended
Open ended memiliki keterbukaan. Menurut Dahlan
(dalam Haryani:2007:13). Keterbukaan
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1)
Proses terbuka
Maksudnya
adalah masalah atau soal yang diberikan, memiliki banyak cara penyelesaian yang
benar.
2)
Hasil Akhir Terbuka
Maksudnya
adalah masalah yang memiliki jawaban yang benar.
3)
Cara Pengembangan Lanjutan Terbuka
Maksudnya
ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah
baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalahnya.
2.3.3
Mengkonstruksi Masalah Terbuka
dalam Model Pembelajaran Open ended
Menurut Suherman, dkk (2003 : 129-130) mengkonstruksi dan mengembangkan
masalah Open-Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat
kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa
hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lain
sebagai berikut:
a)
Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik
yang nyata di mana konsep konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
b)
Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari
variabel dalam persoalan itu.
c)
Menyajikan bentuk-bentuk atau peta konsep
sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
d)
Menyajikan urutan sebab akibat sehingga siswa
dapat menemukan alur permasalahan.
e)
Memberikan beberapa contoh konkrit dalam
beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh
itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat
yang umum.
f)
Memberikan beberapa latihan serupa sehingga
siswa dapat menggeneralisasai dari pekerjaannya.
2.3.4 Langkah-langkah Penerapan Model
Pembelajaran Open ended
1 ) Tahapan-tahapan model pembelajaran Open ended
Langkah-langkah pembelajaran open
ended menurut Eko Prasetyo (2010), adalah sebagai berikut
:
a) Tahapan persiapan (Kegiatan pendahuluan)
Tahapan persiapan pembelajaran adalah
tahapan yang digunakan untuk mempersiapkan disi siswa agar siap mengikuti
pembelajaran. Dalam tahapan persiapan, model pembelajaran open ended mengisyaratkan dalam guru mengemukakan apersepsi dengan
memberikan problem terbuka kepada peserta didik. Problem tersebut dirasakan
mampu diselesaikan peserta didik dengan banyak cara dan mungkin juga banyak
jawaban sehingga memacu potensi intelektual dan pengalaman peserta didik dalam
proses menemukan pengetahuan baru yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan di dalam kelas.
b) Tahapan pelatihan (Kegiatan inti)
Tahapan pelatihan / kegiatan inti
dalam pelajaran dilaksanakan setelah kegiatan pendahuluan. Seharusnya setelah
siswa masuk ke kegiatan inti, siswa telah siap secara fisik dan rohani untuk
mengikuti pembelajaran. Dalam model
pembelajaran open ended peserta didik diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan masalah terbuka yang diberikan oleh guru dengan berbagai cara.
Peserta didik dapat dibentuk ke dalam kelompok kecil sehingga peserta didik
dapat mendiskusikan dan menyelesaikan soal yang diberikan dengan temannya.
Selain itu pemanfaatan media juga perlu dilakukan oleh peserta didik dalam mengeksplorasi
masalah dan ide untuk memecahkan masalah. Saat peserta didik melakukan berbagai
aktivitas dalam rangka memecahkan masalah yang diberikan, guru hendaknya
merancang pembelajaran dengan memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengeksplorasi ide sebagai solusi pemecahan
masalah.
Setelah mengeksplorasi ide, guru
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
dari permasalahan yang diberikan. Kemudian guru dan peserta didik dari kelompok
lain berhak untuk memberikan saran dan mengemukakan ide berbeda yang
dimilikinya.
c) Tahapan penampilan hasil (Kegiatan penutup)
Kegiatan
penutup adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengevaluasi
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan membuat pertanyaan yang akan diundi dan dijawab
oleh peserta didik yang lain.Selain itu guru juga dapat melakukan pertanyaan pertanyaan post tes pada
tahap ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar