Sabtu, 01 Juni 2013

SEKOLAH ALAM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ANAK DI DAERAH TERBELAKANG


SEKOLAH ALAM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
ANAK DI DAERAH TERBELAKANG










Oleh

NAMA            :  I PUTU SUTRISNA
NIM                :  1329041045
NO ABSEN    :  05
KELAS           :  B2




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCA SARJANA
UNDIKSHA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa, jika pendidikan tidak berjalan dengan maksimal, maka pembangunan tidak akan terlaksana secara optimal. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan media pembangunan yang memiliki posisi paling strategis dalam sebuah negara. Pendidikan juga merupakan sarana transformasi ilmu pengetahuan, yang meliputi sosialisasi ilmu pengetahuan, pengembangan ilmu pengetahuan, sosialisasi norma dan nilai dalam masyarakat, baik budaya, agama, maupun idiologi. Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang sedang melakukan pembangunan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, namun dalam perjalanannya timbul berbagai penyimpangan dan masalah-masalah didalam proses perealisasiannya. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kapita yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin menurun.
Pada hakikatnya pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2009:139). Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah diakui dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa:” Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Hak memperoleh pendidikan ini diperjelas dengan pasal 31 (2) yang bunyinya:”Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selanjutnya pada ayat (3) dituangkan pernyataan yang berbunyi:”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang layak terutama pendidikan dasar. Selain membahas tentang pendidikan sebagai suatu hak, pasal 31 juga mempertegas bahwa pendidikan (terutama pendidikan dasar) merupakan kewajiban bagi setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayainya.
Akan tetapi belum semua warga negara menikmati pendidikan sebagai hak dasar mereka. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya pembangunan prasarana dan sarana pendidikan terutama di daerah terbelakang. Prasarana dan sarana pendidikan ini merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting keberadaaannya. Dengan prasarana dan sarana yang memadai seperti buku pelajaran, ruangan yang nyaman, tenaga pengajar yang memadai akan membantu siswa untuk bisa belajar lebih baik bahkan media pembelajaran terkini yang menggunakan LCD dan komputer juga sangat diperlukan untuk zaman sekarang ini. Namun pada kenyataannya jika kita lihat direalita semua itu jauh dari apa yang ada pada konsep, tenaga pengajar yang kurang, gedung sekolah yanag rusak parah, bocor dan tidak layak untuk dipakai, buku pelajaran yang tidak ada  membuat warga nega tidak bisa mendapatkan haknya yang seharusnya mereka dapatkan.
Terdapat berbagai alasan mengapa daerah-daerah pelosok hingga kini masih sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dari mulai masalah biaya  sampai akses tempat yang tidak memungkinkan untuk dijangkau pendidikan modern. Dan Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menerapkan pendidikan yang lebih baik, jika tidak pernah ada penyelesaian untuk pemerataan distribusi prasarana dan sarana pendidikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia. Sebenarnya jika kita lihat anggaran negara sebesar 20% yang dialokasikan untuk pendidikan hanya sia-sia jika tak ada refleks dari para petinggi kita. Semuanya bisa saja dirancang dalam sebuah dokumen dengan perencanaan yang bagus dan matang, tapi penerapan tak pernah ada bahkan disetiap meja terjadi potongan anggaran.
Untuk pendidikan dipulau jawa memang bisa dikatakan cukup mengikuti perkemabangan zaman, namun jika kita lihat saudara-saudara kita yang ada diluar sana seperti dipapua, NTB, NTT dan daerah-daerah lainnya masih sangat jauh dari kata cukup bahkan mungkin memprihatinkan. Jika kita pikirkan lebih jauh timbul berbagai pertanyaan, jika memang yang menjadi kendala untuk majunya pendidikan diderah pelosok tersebut karena sarana transportasi yang tidak memungkinkan (jalan rusak, saran komunikasi yang tidak ada, lokasi yang tidak mungkin dijangkau dengan saran umum) sehingga sangat sulit untuk dijangkau. Jika memang itu permasalahannya maka seharusnya pemerintaih membagun sarana transportasi dan fasilitas lain (jalan, telepon umum) yang lebih baik karena semuanya telah ada anggarannya masih-masing, seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan anggaran itu dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada kesana bahwa pusat kemajuan hanya berpusat dipulau jawa saja. Jika hanya menunggu untuk memperoleh bantuan dari pusat maka pembelajaran tidak akan berjalan, semua stakeholder harus bergerak walaupun kita berada di daerah terbelakang, kita harus memiliki upaya untuk dapat melaksanakan pendidikan 9 tahun untuk anak-anak kita didaerah terbelakang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengagas konsep sarana belajar anak di daerah terbelakang dengan konsep “sekolah alam”.
Sekolah alam tidak menggunakan bangunan gedung yang mewah melainkan menyesuaikan dengan lingkungan di daerah tersebut, karena pembelajaran tidak harus di dalam ruangan kelas tetapi proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun yang terpenting adalah terdapat interaksi siswa dengan sumber belajar yang dalam materi yang sedang didalaminya. Lebih jauh akan diulas dalam makalah ini tentang konsep sekolah alam sebagai sarana pendidikan di derah terbelakang.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana sekolah alam sebagai sarana pendidikan di daerah terpencil?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan penelitian pada makalah ini adalah   mengetahui konsep sekolah alam sebagai sarana pendidikan di daerah terpencil.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Sekolah Alam
Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk mengatasi kurangnya sarana pendidikan di daerah terbelakang adalah pendidikan sekolah alam. Alam ciptaan Tuhan adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Tidak perlu membeli, menyewa, atau mengorbankan materi untuk dapak memanfaatkan alam sebagai sarana pendidikan.  Jadi sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan kontekstual. Dengan konsep pendidikan sekolah alam, yakni: (1)  Alam sebagai ruang belajar. (2) Alam sebagai media dan bahan mengajar. (3) Alam sebagai objek pembelajaran. Ini menciptakan persepsi stakeholder dunia pendidikan di daerah terbelakang bahwa bersekolah bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, sarana bersosialisasi dan menuntut ilmu pengetahuan. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Hal itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.
Dengan hadirnya konsep sekolah alam di daerah terbelakang sebagai pengganti sekolah formal pada umumnya membuat anak-anak yang berada di daerah tersebut dapat mengenyam pendidikan secara baik. Guru dan sumber belajarnya dapat menyesuaikan dengan materi yang dipelajari yang sebisamungkin mengikuti kurikulum pemerintah pusat. Sehingga diharapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan.
Sekolah alam menjadi sebuah impian yang jadi kenyataan bagi mereka yang ingin mengenyam pendidikan diusia anak-anak namun karena terbatasnya sarana, prasarana serta inprastruktur dari pemerintah di daerah mereka yang terbelakang membuat mereka putus sekolah dan bekerja membantu orang tuanya bekerja.
Dalam konsep pembelajaran sekolah alam sangat menyesuaikan dengan lingkungan, karakteristek kenampakan alam, mata pencaharian, serta iklim tempat sekolah tersebut berdiri. Esensinya adalah ketika siswa selesai mengenyam ilmu pengetahuan di sekolah tersebut, dia dapat bertahan hidup memanfaatkan sumberdaya yang ada serta menjadikannya sebagai profesi yang menjanjikan. Sehingga dengan menerapkan moetode yang tepat dengan sumberdaya yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan kemakmuran daerah tersebut dan tidak lagi diberi sebutan daerah terbelakang. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting untuk mengaplikasikan konsep  pendidikan yang menyelenggarakan sistem pembelajaran yang menghargai setiap potensi yang ada seperti sekolah alam. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi sangat optimal dan efektif.

B.     Ciri khas sekolah alam
Adapun Ciri – ciri sekolah alam adalah sebagai berikut.
1)      Para murid lebih banyak belajar di alam terbuka.
2)      Metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode action learning / konsep learning to do.
3)      Alam adalah
4)       rooh dalam pembelajaran
5)      Pemanfaatan alam sebagai media belajar bertujuan agar murid lebih peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dikemudian hari.
6)      Tanpa Sarana dan fasilitas TI aktivitas pembelajaran dapat tetap berjalan.   

C.     Kelebihan Sekolah Alam
1)      Mengatasi kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran.
2)      Tidak perlu biaya berupa uang untuk memanfaatkan alam sekitar sebagai fasilitas dan sarana pembelajaran.
3)      Anak tidak hanya terpaku pada teori saja, tetapi bisa mengalami langsung pengetahuan yang dipelajari.
4)      Tidak ada istilah ruangan kelas roboh karena aktivitas pembelajaran tidak selalu di dalam ruangan kelas.

D.    Gambar Pelaksanaan Sekolah Alam
Gambar 01. Siswa Belajar Bercocok tanam
Gambar 02. Siswa Belajar Berkebun
Gambar 03. Siswa Belajar Beternak

     Gambar 04. Siswa Belajar di alam (tidak harus dalam ruangan)

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu solusi yang dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasaran pendidikan di daerah terpencil adalah sekolah alam, dengan peran sekolah alam dapat membuat anak-anak usia sekolah mendapatkan pendidikan diluar sekolah guna membangun masa depan meraka yang lebih baik.











Daftar Pustaka
Anonim. 2013. http://aminiarin.blogspot.com/2013/04/hak-warga-negara-untuk-mendapatkan.html (diakses pada tanggal 18 desember 2013)
Anonim. 2013. http://mutiaraendah.wordpress.com/2009/12/11/sekolah-alam/  (diakses pada tanggal 18 desember 2013)

2 komentar:

Sabtu, 01 Juni 2013

SEKOLAH ALAM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ANAK DI DAERAH TERBELAKANG


SEKOLAH ALAM SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
ANAK DI DAERAH TERBELAKANG










Oleh

NAMA            :  I PUTU SUTRISNA
NIM                :  1329041045
NO ABSEN    :  05
KELAS           :  B2




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCA SARJANA
UNDIKSHA
2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa, jika pendidikan tidak berjalan dengan maksimal, maka pembangunan tidak akan terlaksana secara optimal. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan media pembangunan yang memiliki posisi paling strategis dalam sebuah negara. Pendidikan juga merupakan sarana transformasi ilmu pengetahuan, yang meliputi sosialisasi ilmu pengetahuan, pengembangan ilmu pengetahuan, sosialisasi norma dan nilai dalam masyarakat, baik budaya, agama, maupun idiologi. Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang sedang melakukan pembangunan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945, namun dalam perjalanannya timbul berbagai penyimpangan dan masalah-masalah didalam proses perealisasiannya. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kapita yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia semakin menurun.
Pada hakikatnya pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2009:139). Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah diakui dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa:” Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Hak memperoleh pendidikan ini diperjelas dengan pasal 31 (2) yang bunyinya:”Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selanjutnya pada ayat (3) dituangkan pernyataan yang berbunyi:”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang layak terutama pendidikan dasar. Selain membahas tentang pendidikan sebagai suatu hak, pasal 31 juga mempertegas bahwa pendidikan (terutama pendidikan dasar) merupakan kewajiban bagi setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayainya.
Akan tetapi belum semua warga negara menikmati pendidikan sebagai hak dasar mereka. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya pembangunan prasarana dan sarana pendidikan terutama di daerah terbelakang. Prasarana dan sarana pendidikan ini merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting keberadaaannya. Dengan prasarana dan sarana yang memadai seperti buku pelajaran, ruangan yang nyaman, tenaga pengajar yang memadai akan membantu siswa untuk bisa belajar lebih baik bahkan media pembelajaran terkini yang menggunakan LCD dan komputer juga sangat diperlukan untuk zaman sekarang ini. Namun pada kenyataannya jika kita lihat direalita semua itu jauh dari apa yang ada pada konsep, tenaga pengajar yang kurang, gedung sekolah yanag rusak parah, bocor dan tidak layak untuk dipakai, buku pelajaran yang tidak ada  membuat warga nega tidak bisa mendapatkan haknya yang seharusnya mereka dapatkan.
Terdapat berbagai alasan mengapa daerah-daerah pelosok hingga kini masih sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak, dari mulai masalah biaya  sampai akses tempat yang tidak memungkinkan untuk dijangkau pendidikan modern. Dan Sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa menerapkan pendidikan yang lebih baik, jika tidak pernah ada penyelesaian untuk pemerataan distribusi prasarana dan sarana pendidikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia. Sebenarnya jika kita lihat anggaran negara sebesar 20% yang dialokasikan untuk pendidikan hanya sia-sia jika tak ada refleks dari para petinggi kita. Semuanya bisa saja dirancang dalam sebuah dokumen dengan perencanaan yang bagus dan matang, tapi penerapan tak pernah ada bahkan disetiap meja terjadi potongan anggaran.
Untuk pendidikan dipulau jawa memang bisa dikatakan cukup mengikuti perkemabangan zaman, namun jika kita lihat saudara-saudara kita yang ada diluar sana seperti dipapua, NTB, NTT dan daerah-daerah lainnya masih sangat jauh dari kata cukup bahkan mungkin memprihatinkan. Jika kita pikirkan lebih jauh timbul berbagai pertanyaan, jika memang yang menjadi kendala untuk majunya pendidikan diderah pelosok tersebut karena sarana transportasi yang tidak memungkinkan (jalan rusak, saran komunikasi yang tidak ada, lokasi yang tidak mungkin dijangkau dengan saran umum) sehingga sangat sulit untuk dijangkau. Jika memang itu permasalahannya maka seharusnya pemerintaih membagun sarana transportasi dan fasilitas lain (jalan, telepon umum) yang lebih baik karena semuanya telah ada anggarannya masih-masing, seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan anggaran itu dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada kesana bahwa pusat kemajuan hanya berpusat dipulau jawa saja. Jika hanya menunggu untuk memperoleh bantuan dari pusat maka pembelajaran tidak akan berjalan, semua stakeholder harus bergerak walaupun kita berada di daerah terbelakang, kita harus memiliki upaya untuk dapat melaksanakan pendidikan 9 tahun untuk anak-anak kita didaerah terbelakang. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengagas konsep sarana belajar anak di daerah terbelakang dengan konsep “sekolah alam”.
Sekolah alam tidak menggunakan bangunan gedung yang mewah melainkan menyesuaikan dengan lingkungan di daerah tersebut, karena pembelajaran tidak harus di dalam ruangan kelas tetapi proses pembelajaran dapat dilakukan dimanapun yang terpenting adalah terdapat interaksi siswa dengan sumber belajar yang dalam materi yang sedang didalaminya. Lebih jauh akan diulas dalam makalah ini tentang konsep sekolah alam sebagai sarana pendidikan di derah terbelakang.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana sekolah alam sebagai sarana pendidikan di daerah terpencil?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan penelitian pada makalah ini adalah   mengetahui konsep sekolah alam sebagai sarana pendidikan di daerah terpencil.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Sekolah Alam
Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk mengatasi kurangnya sarana pendidikan di daerah terbelakang adalah pendidikan sekolah alam. Alam ciptaan Tuhan adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Tidak perlu membeli, menyewa, atau mengorbankan materi untuk dapak memanfaatkan alam sebagai sarana pendidikan.  Jadi sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan kontekstual. Dengan konsep pendidikan sekolah alam, yakni: (1)  Alam sebagai ruang belajar. (2) Alam sebagai media dan bahan mengajar. (3) Alam sebagai objek pembelajaran. Ini menciptakan persepsi stakeholder dunia pendidikan di daerah terbelakang bahwa bersekolah bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, sarana bersosialisasi dan menuntut ilmu pengetahuan. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Hal itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.
Dengan hadirnya konsep sekolah alam di daerah terbelakang sebagai pengganti sekolah formal pada umumnya membuat anak-anak yang berada di daerah tersebut dapat mengenyam pendidikan secara baik. Guru dan sumber belajarnya dapat menyesuaikan dengan materi yang dipelajari yang sebisamungkin mengikuti kurikulum pemerintah pusat. Sehingga diharapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan.
Sekolah alam menjadi sebuah impian yang jadi kenyataan bagi mereka yang ingin mengenyam pendidikan diusia anak-anak namun karena terbatasnya sarana, prasarana serta inprastruktur dari pemerintah di daerah mereka yang terbelakang membuat mereka putus sekolah dan bekerja membantu orang tuanya bekerja.
Dalam konsep pembelajaran sekolah alam sangat menyesuaikan dengan lingkungan, karakteristek kenampakan alam, mata pencaharian, serta iklim tempat sekolah tersebut berdiri. Esensinya adalah ketika siswa selesai mengenyam ilmu pengetahuan di sekolah tersebut, dia dapat bertahan hidup memanfaatkan sumberdaya yang ada serta menjadikannya sebagai profesi yang menjanjikan. Sehingga dengan menerapkan moetode yang tepat dengan sumberdaya yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan kemakmuran daerah tersebut dan tidak lagi diberi sebutan daerah terbelakang. Berdasarkan hal tersebut, sangatlah penting untuk mengaplikasikan konsep  pendidikan yang menyelenggarakan sistem pembelajaran yang menghargai setiap potensi yang ada seperti sekolah alam. Dalam pembelajaran dapat diselaraskan dengan kondisi psikologis siswa, sehingga otak mereka akan sangat mudah untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran dan proses belajar pun akan menjadi sangat optimal dan efektif.

B.     Ciri khas sekolah alam
Adapun Ciri – ciri sekolah alam adalah sebagai berikut.
1)      Para murid lebih banyak belajar di alam terbuka.
2)      Metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode action learning / konsep learning to do.
3)      Alam adalah
4)       rooh dalam pembelajaran
5)      Pemanfaatan alam sebagai media belajar bertujuan agar murid lebih peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dikemudian hari.
6)      Tanpa Sarana dan fasilitas TI aktivitas pembelajaran dapat tetap berjalan.   

C.     Kelebihan Sekolah Alam
1)      Mengatasi kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran.
2)      Tidak perlu biaya berupa uang untuk memanfaatkan alam sekitar sebagai fasilitas dan sarana pembelajaran.
3)      Anak tidak hanya terpaku pada teori saja, tetapi bisa mengalami langsung pengetahuan yang dipelajari.
4)      Tidak ada istilah ruangan kelas roboh karena aktivitas pembelajaran tidak selalu di dalam ruangan kelas.

D.    Gambar Pelaksanaan Sekolah Alam
Gambar 01. Siswa Belajar Bercocok tanam
Gambar 02. Siswa Belajar Berkebun
Gambar 03. Siswa Belajar Beternak

     Gambar 04. Siswa Belajar di alam (tidak harus dalam ruangan)

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu solusi yang dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasaran pendidikan di daerah terpencil adalah sekolah alam, dengan peran sekolah alam dapat membuat anak-anak usia sekolah mendapatkan pendidikan diluar sekolah guna membangun masa depan meraka yang lebih baik.











Daftar Pustaka
Anonim. 2013. http://aminiarin.blogspot.com/2013/04/hak-warga-negara-untuk-mendapatkan.html (diakses pada tanggal 18 desember 2013)
Anonim. 2013. http://mutiaraendah.wordpress.com/2009/12/11/sekolah-alam/  (diakses pada tanggal 18 desember 2013)

2 komentar: